Seri ke-3 ISSOM atau Indonesia Sentul Series of Motorsport kembali digelar pada 13 – 15 Mei 2016 yang lalu. Ini adalah seri yang paling deg-deg an atau sport jantung bagi sebagian pembalap yang total pointnya terbanyak atau rangking 1. Karena dalam kalender ISSOM hanya terdapat 3 seri saja, sebelum akhirnya masuk bulan puasa yang jatuh pada bulan Juni 2016. Dimana dalam bulan puasa tersebut semua kegiatan otomotif atau motorsport akan puasa selama sebulan.
Yang berarti setelah bulan puasa atau Idul Fitri, ISSOM bisa kembali di gelar masuk ke seri ke-4 atau stop karena renovasi Sentul untuk persiapan Moto GP 2017. Yang uniknya pada saat briefing seluruh peserta ISSOM di hari Jum’at, Ananda Mikola selaku Manager Sentul menawarkan opsi seri ke-4 di gelar pada tanggal 3 dan 4 Juni 2016 ini, atau 2 hari sebelum puasa. Namun akhirnya setelah voting, sebagian besar peserta ISSOM merasa keberatan. Dan rumor yang beredar seri ke-4 akan di adakan pada 16-17 Juli 2016 besok.
Lupakan sejenak soal rumor ISSOM tadi, mari kita jogging di pagi hari di area pit Sentul dan meilaht berbagai jenis wanita cantik yang baru bangun tidur. Jika biasanya kita melihat sebuah Alfa Romeo GTV milik Robert Paul dari Garden Speed, maka kali ini ada Alfa Romeo GTV milik Zafar D Idham dari Ecurie Cinere yang suda dimelarkan atau wide body pada ke-4 fender nya.
Saya memang penggemar berat mobil balap yang sudah diberikan sentuhan wide boy agar rims dengan ukuran besar dan lebar bisa dimasukan di dalam fendernya (supaya lebih grip ketika menikung). Disamping wide body, saya juga penggemar GT Wing besar. Walaupun terlihat seperti jemuran baju, namun GT Wing ini mampu mempertajam waktu tempuh Anda di setiap tikungan sebanyak beberapa second lebih cepat dari GT Wing ori nya . Yang mungkin jika di jumlah bisa mempertajam beberapa detik.
Faktanya ‘down force trim’ pada Lamborghini Super Trofeo ini bisa di adjust ke 128kg untuk ‘low down force mode’ dan bisa dinaikkan lagi menjadi 160kg untuk ‘high down force mode’ Sementara additional air intakes dan outlets nya bisa meningkatkan kapasitas pendinginan mesin hingga sekitar 50 % . Bahkan paket aero kit special buatan Maurizio Reggiani, Kepala R&D Lamborghini ini terhitung cukup sempurna untuk mobil yang diperknalkan untuk musim balap 2013 ini. Yaitu membuat si banteng ini menjadi sebuah mobil balap yang sempurna dengan sebuah paket aerokit yang tidak hanya bisa meningkatkan downforce, dan meningkatkan cooling performance saja, tapi juga mampu mengurangi berat mobil sebesar 25 kg yang membuat si Lambo ini menjadi seekor banteng liar namun tetap terkontrol.
Saya baru kali ini liat ada motor yang bentuknya seperti robot di film Animasi bernama Wall E, yaitu Honda Ruckus. Si Bad Boy motor matick ini ternyata sudah resmi dipasarkan di Indonesia melalui Importir Umum. Namun mungkin Anda harus garuk-garuk kepala terlebih dahulu sebelum membeli zoomer ini, karena harganya seperti membeli sebuah mobil 2nd atau lebih mahal dari sebuah Ninja 250, yaitu 70 juta rupiah.
Para peserta di kelas Europen Touring Car Championship atau ETCC kelas Euro 2000 pun mulai berjalan di pit lane menuju ke dalam sirkuit untuk melakukan race ke-2 di pagi hari itu.
Baik Euro 2000 ataupun Euro 3000 bisa dibolang kelas yang cukup bergengsi dan peminatnya cukup banyak, jumlah pesertanya pun stabil. Isinya pun sesuai dengan judulnya yaitu European Car yang pasti tidak jauh-jauh dari BMW, Peugeot, dan Mercedes Benz.
Dan rata-rata E36 yang bermesin 2.000 cc 4 cylinder sudah menyetuh waktu 1:53 – 1:52 an. Tapi jika Anda menggunakan mesin E30 M3 1.990 cc 4 cylinder berkode S14 yang standar nya saja mampu memuntahkan tenaga sebesar 197 hp, dan di tunjang dengan driving skill Anda yang level dewa. Maka angka 1:51/lap akan Anda, dan tentu saja denga podium kemenangannya.
Sementara untuk Peugeot sendiri yang paling banyak digunakan adalah Peugeot 306 STI, sementara yang Anda lihat ini adalah Peugeot 405 STI yang dipiloti oleh Radite Wicaksono dari GRT alias Ganteng Racing Team yang bertarung dikelas Super Touring Car kelas Peugeot STC 2100. Kebanyakan Peugeot dipersenjatai dengan mesin 2.0 liter 4 barrel Weber yang mampu memuntahkan tenaga hingga 250 hp dengan torsi yang cukup besar, yaitu 245 Nm.
Fadilah dengan Mercedes benz W201 dari team Jakarta Ban Motorsport yang biasanya merajai kelas Euro 2000, kali ini harus puas finish di posisi ke-5 dengan best timenya 1:52.647. Dimana selama 12 lap dirinya harus bertarung dan dikepung dengan BMW yang bermesin M3 2.0 lt.
Masuk di kelas Honda Jazz / Honda Brio Speed Challenge yang dimana didalamnya terdapat beberapa dragster yang pindah haluan dari track lurus 402 meter ke circuit track. Salah satunya adalah Luckas dari Engine+ yang mempiloti sebuah Honda Brio 1300.
Jika memang Anda hendak turun balap touring, HJSC dan HBSC merupakan pilihan yang tepat karena sangat bersahabat dengan kantong Anda, dan juga power dari semua mobilnya 11/12 alias beti atau beda tipis. Sehingga semua freshman disini yang di push adalah skillnya bukan dompetnya. Ya meskipun urusan coilover yang paling mahal membuat sang pembalap ngeremnya bisa lebih dekat dan lap timenya lebih tajam.
H. Machfud dari Jakarta Racing Com pada race kali ini performancenya berkurang hingga harus finish di posisi ke-25 (umum), dan keluar dari podium 5 besar Brio 1200, yaitu finish ke-8 Brio 1200 dengan best timenya 2:04.179
Sementara itu, sang penguasa baru HBSC atau Brio 1300 adalah pembalap sekaligus pegokart nasional M . Ferrel Fadhil yang berhasil finish di urutan ke-9 (umum) dan podium 1 di kelas Brio 1300 dengan best timenya 1:59.144
Dibelakang Ferrel atau finish di urutan ke-2 di kelas Brio 1300 ada Luckas Dwinanda dari Honda Sunter Engine+ dengan best timenya 1:59.649
Hendra Widjanarko dari team TBIG – Speedy Motorsport berhasil finish di urutan ke-10 (umum), dan ke-2 di kelas HJSC Promotion Class. Hendra pun naik ke atas podium ke-2 promotion class dengan best timenya 1:59.604
Dan satu-satunya atau the only one GE8 yang bertarung di HJSC yang dimana semua pembalapnya sudah move on ke GK5, adalah GE8 milik Rian Risky dari team B16 AP Speed. Pembalap arek Suroboyo ini pada seri ke-2 yang lalu GE8 nya berhasil mengantarkannya naik ke atas podium ke-2 di HJSC Promotion class dan juga ITCC 1600 max. Namun sayangnya di seri ke-3 ini setelah start dia mengalami masalah pada enginenya, hingga memaksanya harus masuk pit di lap 1 atau D.N.F (Did Not Finish). Di ITCC Rian kembali menelan pil kekalahan setelah terpental dari podium 3 besar 1600 max, Rian pun finish ke-10 (umum), dan ke-6 ITCC 1600 max. Sepertinya arek Suroboyo ini harus move on ke GK5 supaya bisa bersaing dengan para pembalap yangs emuanya sudah berganti ke GK5.
Bukan hanya Rian saja yang mengalami shit happen sometimes. Di ITCC atau Indonesia Touring Car Championship. Di lap ke-5 Sunny TS yang sedang flat out di posisi ke-5 dan mengejar Andrew Haryanto yang berada di depannya (P4) terpaksa menepi ke tepi lintasan setelah mobilnya menabrak batu di S besar (R9) yang diperkirakan menghantam kalter (bak penampung oli mesin), hingga menyebabkan kalternya bocor dan olinya menyambar exhaust downpipenya yang kebetulan posisinya di belakang. Exhaust yang notabenenya panas membara mendapatkan percikan oli pun mengciptakan api. Api pun langsung membakar bagian engine bay GK5nya Sunny. Sunny yang hanya bermodalkan pemadam dari mobilnya pun kewalahan, hingga akhirnya pemadamnya habis, tapi api tak kunjung padam. Saya yang berjarak sekitar 50 meter dari Sunny (hanya ada saya yang terdekat) menyaksikan Sunny melambaikan tangan ke arah tower dan pos terdekat supaya menolongnya memadamkan mobilnya. Namun apa yang terjadi, race pun masih terus berlangsung. Bahkan yellow flight atau bendera kuning baru dikibarkan sekitar 2 lap kemudian (lap ke-7)
Sunny yang berjuang seorang diri dengan kondisi pemadam nya yang sudah kosong, hanya bisa memandangi mobilnya terbakar. Tak ada yang datang membantunya, bahkan pos terdekat yaitu pos di tikungan terkakhir (didalam sirkuit) tak kunjung datang.
Baru beberapa saat, pertolongan pun datang, namun api yang sudah dari tadi berkobar susah dipadamkan, hingga membuat para marshal kerepotannya. Alhasil kalo tidak salah pemadaman hari itu mengahbiskan sekitar 6 atau 8 botol pemadam kebakaran. Dan yang lebih gilanya lagi proses pemadaman kali itu berlangsung di tengah-tengah race yang sedang berlangsung. Bahkan para marshal atau orang yang membantu pemadaman itu berada di dalam lintasan, padahal mobil-mobil didalamnya sedang melaju kencang. Hebohnya lagi, Safety car baru masuk di lap ke-10, yang berarti selama 5 lap ada kejadian kebakaran di tepi lintasan yang sangat berbahaya tetapi race tetap berlangsung (coba anda perhatikan marshal di pos itu mengibarkan bendera apa? Hijau bukan?). Alhasil pada hari itu saya jadi tukang Ojek dadakan untuk Sunny TS, dan mengantarkannya ke pit karena sebentar lagi dia akan start di Euro 3000. Yang jelas dia sangat kecewa akan lambatnya reaksi atau kesigapan para marshal dan pihak Sentul dalam mengatasi insiden kebakaran yang dialaminya tadi. Mungkin jika api nya besar, maka hangus sudah mobilnya Sunny.
Bukan hanya sekali dua kali saja saya mengojeki pembalap seperti Sunny atau menjadi tukang ojek dadakan Saya yang memang sering mengelilingi Sentul dengan motor ini juga sering mendapatkan orderan di tempat dan waktu yang tepat. Seperti di seri ke-3 ini orderan saya dapatkan dari pembalap senior Gerry Nasution
Dan juga pembalap dan dragster dari team Supernova Baim. Saya rasa Baim sedang terbang, atau mungkin dia hantu? (kakinya tidak menapak pada tanah)
Di Euro 3000 Benny Santoso dari team Sigma Speed pada race kali ini harus puas berada di podium ke-3 ETCC Euro 3000 Pro Class dengan best timenya 1:45.257 (Finish ke-3 Overall)
Di kelas Super Car Championship terjadi duel atau dog fight antara 2 Lancer Evo dan Epo yang dipiloti oleh Dominic Devin dari team S Motorsport (Evo IX), dan Avan Abdullah (Epo III). Pertarungan yang sempat dimenangkan oleh Devin ini, akhirnya berakhir di lap ke-8 setelah akhirnya Devin terpaksa harus masuk ke dalam pit akibat ada masalah dengan Evo nya. Dan secara otomatis Avan pun berhasil keluar sebagai juara 1 di kelas SCC-B|B2 dengan best timenya 1:50.199. Sementara best time Devin yaitu 1:48.025
Masih dari Super Car Championship, Jimmy Lukita dari team ABM Motorsport berhasil naik ke atas podium 1 di kelas SCC-A|A2 dengan best timenya 1:41.842
Sementara sang undisputed champion atau penguasa kelas SCC dan juga sebagai the fastest man di ISSOM, Ananda Mikola dari team Lamborghini Jakarta sekali lagi berhasil finish 1 dan berhak naik ke atas podium SCC-A |A1 dengan best timenya 1:32.272. Bahkan saking bosannya berada jauh didepan musuh-musuhnya, Ananda pun sempat mengerem dan menunggu (di depan pit wall) 2 Lambo yang dipiloti oleh Paul Montolalu dan Gabriel Kho hingga melewatinya. Setelah melewatinya Ananda pun membuntuti ke-2 Lamborghini itu. Ketika saya tanyakan kepadanya jawabanyanya biar tidak bosen dan biar lebih seru.
Dari SCC kita beralih ke kelas Super Touring Car 2 yang di isi oleh Retro car dan mobil bermesin 1600 cc, ada Dimas Adrie Yahya dari Jakarta Ban Motorsport dengan Datsun 510 SR20 nya yang pada kali ini terpaksa harus keluar dari balapan di lap ke-7 setelah mengalami masalah pada mobilnya. Adrie yang beberapa seri kemaren absen turun balap ini berhasil mencetak best timenya 2:05.213
Fino Saksono dari GT Radial Salvis kembali lagi ke pertarungan dengan sebuah mobil barunya, yaitu Toyota Vios. Sepertinya Vios ini milik TTI atau Team Toyota Indonesia, secara Fino dulunya adalah pembalap TTI. Namun performance Vios milik Fino ini sudah mampu membuatnya finish di posisi ke-6 dan ke- 3 di STC 1600 dengan best timenya 1:55.131. Yang membuat sang kakak, Adi Saksono dengan Honda Jazz GE8 nya bertengger di posisi ke-4 STC 1600 dengan best timenya 1:57.348
Di depan Fino Saksono atau podium ke-2 di kelas STC 1600 di raih oleh Mr. Gee atau Tugimin yang merupakan tuner dari team Indonesia Performance. Tugimin yang mempiloti Mitsubishi Lancer GLXi itu finish di urutan ke-5 (umum), dan ke-2 STC 1600 dengan best timenya 1:54.426
Dan akhirnya masuklah kita di kelas paling hardcore dan neraka di balap ISSOM, yaitu Super Touring Car Championship 1 yang berisi mobil ber cc 2100 – 3500. Dimana di seri ke-3 kali ini Pro Drifter Indonesia, E.A Amandio dari ABM Motorsport berhasil menggeser dominasi rekan satu teamnya, Dodi Saputra ABM Motorsport dari singgasana pole positionnya. Dodi pun terlempar di grid ke-4 dimana di grid ke-2 dan ke-3 di kuasai oleh 2 civic yang dipoloti oleh M. Herdy B16 AP Speed (P2) dan M. Ichsan Gilabalap Racing Team (P3). Jadi bisa dibilang 2 civic ini di kepung oleh pasukan BMW yang bermesin M3 inline 6 dan V8 3.500 cc.
Jika Anda suka adegan action kebut-kebutan ala film action, itu berarti STC 1 adalah film yang tepat untuk Anda. Ini adalah pertarungan untuk memperebutkan P1 dimana M. Herdy yang berada di P1 harus meladeni dog fight dengan Pro Drifter Indonesia Amandio dengan BMW E46 M3 nya. Jika Anda hapal adegan terakhir di dalam film Initial D (Jay Chou), dimana si Takumi berada di belakang dan hendak menyalip RX7 FC3S, inilah adegan nyatanya. Si Bunta ayah sang bakul tahu tersebut bilang bahwa tenang saja anaknya bakal bisa mengalahkan si pembalap pro tersebut di tikungan terakhir.Alasannya adalah bahwa setiap pembalap sirkuit atau pro pasti akan mengambil bagian luar ketika hendak masuk ke dalam apex atau tikungan. Sehingga menyabkan space kosong di dalam. Apalagi mobil itu FWD atau penggerak depan.
Nah Amandio yang sudah kenyang banget dengan harus inisiate (drifting awal) diatas 200 km/jam (di FD USA dan D1 GP Japan) mengambil space pada bagian dalam yang ditinggalkan oleh Herdy yang melebar ke luar. Dan dengan full throttle dan sedikit adegan drifting, Amandio pun berhasil menyusup masuk ke depan meninggalkan Herdy yang sibuk mempertahankan racing linenya. Anda harus ingat Herdy yang mempiloti EG6 atau mobil hatchback tanpa pantat ini harus bekerja extra keras daripada pembalap mobil berbagasi ketika sedang masuk atau keluar tikungan, salah sedikit maka mobilnya akan oversteer atau melintir.
Hasilnya, benar-benar seperti adegan film Initial D, dimana si Takumi yang diperankan oleh Amandio berhasil menyalip si RX-7 FC3S putih yang dipiloti oleh Herdy pada S besar ini. Dan dari belakang Dodi Saputra pun tak mau kalah menempel ketat M. Herdy. Ini adalah pertarungan paling seru atau battle of the day yang pernah saya lihat di ISSOM. Namun sayangnya Dodi Saputra yang berhasil menyalip M. Herdy dan bertarung dengan Amandio untuk P1, terpaksa harus out akibat mobilnya jebol di R2 di lap ke-9.
Dan membuat M. Herdy finish diurutan ke-2 (umum) dan juga pertama di STC 2100 dengan best timeya 1:47.419
Sementara M. Ichsan yang start dari grid ke-3 terpaksa tertinggal jauh dari rombongan Amandio, Herdy, dan Dodi akibat start yang buruk. Ichsan yang sempat tertinggal jauh dibelakang pun berusaha memburu rombongan terdepan. Hasilnya tak sia-sia, diapun berhasil finish di urutan ke-3 (umum) dan ke-2 (STC 2100) dengan best timenya 1:47.763
Angling Kusumo Endriyono dari team Bar Speed dengan Honda Civic EK atau Ferionya hanya mampu finish di posisi ke-13 (umum) atau ke-4 STC 2100 dengan best timenya 1:55.188
Peter Fries dari GT Racetech Team dengan BMW E36 V8 nya pada kali haru puas finish di posisi ke- 17 (umu) dan ke-7 di BMW STC 3500 dengan best timenya 1:55.191
Dan orang pada hari itu sangat puas sekali dengan hasil race nya adalah si Amandio yang berhasil mempertahankan posisi 1 setelah direbut oleh Herdy, dan berhasil menggusur dominasi Dodi Saputra dari penguasa STC 1 (2100 – 3500). Amandio pun berhak naik ke atas podium 1 di kelas STC Open, STC 3500, dan BMW STC 3500 dengan best timenya 1:46.290
Ada satu kelas dimana berisi mobil-mobil jadul yang batasan paling mudanya lahir pada taun 1978 (batas tahun), dan mesinnya harus bawaan mobil (boleh dimodif tapi tidak boleh engine swap). Bukan hanya mobilnya saja yang jadul, termasuk juga para pembalapnya yang rata-rata bertampang jadul alias tua, namun still young at heart.
Termasuk juga si VW Kodok yang terkenal dalam film Herbie, ikut bertarung di kelas ini. Seperti Riza Aditriawan yang finish di urutan ke-5 (umum), ke-2 di kelas 2000 cc, dan ke-4 di OSC 6. Best time dari si kodok ini adalah 2:04.510. Jika Anda ingin tahu seberapa susahnya mengajak si kodok ini berlari, yaitu kuncinya Cuma 1. Jangan dikasari atau hardcore. Mobil tua in maunya di halusi, termasuk juga yang paling vital adalah sewaktu engine break ketika hendak masuk tikungan. Tidak boleh hard engine break or you will break her heart or engine to.
Bayu Sulistyo
IG : @bayusulistyoo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com