Saat anda sedang berada ditengah-tengah kesibukan rutinitas dan merasa jenuh ataupun bosan, pastilah salah satu hal yang anda lakukan untuk menghilangkan kejenuhan yaitu mengingat suatu memori dan hal yang menyenangkan yang pernah anda alami. Begitu juga dengan saya yang sedang merasakan kejenuhan ala mahasiswa (masih dalam tahap wajar) dan berusaha untuk mengingat kembali kunjungan pertama saya ke Sentul International Circuit Indonesia. It’s just too sweet to forget.
Kunjungan akhir pekan saya pada waktu itu untuk memenuhi undangan dari ENGINE+ yang esok hari nya akan bertanding pada kejuaraan drag race putaran kedua di Sentul International Circuit. Jika pada artikel sebelumnya anda sudah membaca artikel weekend saya bersama EVOJUN CT9A dan EG6 Casper mulai dari QTT Day sampai Race Day.
Juga mengunjungi bengkel ENGINE+ yang terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara yang merupakan tempat “where the magic happens”. Dan bertemu dengan tuner dari EVOJUN CT9A dan EG6 Casper, Luckas.
Jika pada artikel sebelumnya saya sudah menceritakan perjalanan saya bersama ENGINE+. Dan partner saya Bayu “Nyonk” Sulistyo sudah meng-upload artikel drag race (umum) putaran kedua di Sentul. Maka pada artikel ini saya akan menceritakan kesan saya saat pertama kali menginjakkan kaki di Sentul International Circuit Indonesia.
Sentul International Circuit ini dibangun sekitar 15 tahun yang lalu pada saat masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Panjang lintasan sirkuit ini 4,12 kilometer dan mempunyai lebar 15 meter. Senang sekali rasanya bisa menginjakkan kaki di satu-satunya sirkuit balap milik Indonesia yang berkelas International dan melihat mobil-mobil balap yang berbeda dengan di Surabaya.
Setiap beberapa bulan sekali pasti ada event motorsport yang berlangsung di Sentul ini baik drag race maupun balap touring. Namun pada kesempatan itu saya sedang berada di event drag race, yang mana menggunakan lintasan lurus sepanjang 402 meter dari Sentul International Circuit ini.
Pada artikel ini saya juga akan meng-upload beberapa foto mobil yang hadir dan juga berpartisipasi pada event drag race putaran kedua, daripada stok foto tersebut hanya tersimpan dalam folder, lebih baik saya membuat sebuah artikel yang mana isinya adalah mobil-mobil yang saya foto pada saat itu. Dimulai dari kubu FWD, ada Honda Freed dengan livery Spoon Sport.
Rian Risky dari B16 AP Speed dengan Estilo EG6 B20 yang saat itu menggunakan livery camouflage.
Wow. Let’s take a look closer.
Memang beberapa bulan terakhir ini saya mulai sedikit menaruh perhatian bila melihat Civic SB3 dan Nouva EF, apalagi setelah melihat Civic SB3 dengan livery nya yang mirip dengan livery Mugen Power ketika di Sentul. Ah…
Rasanya baru beberapa bulan yang lalu saya menghadiri launching Honda Mobilio di Atrium Ciputra World Surabaya, ternyata sudah ada saja yang memakai mobil ini untuk drag race. Honda mobilio dari BTX Concept.
Honda Estilo EG6 dari BL Racing yang rapi dan bersih. Ketika saya road trip ke Cilacap dengan Bhram GAR Power Yoeda Tuning Surabaya untuk mengikuti event drag race disana, saya juga bertemu EG6 milik BL Racing ini yang pada saat itu juga bertanding.
Honda Estilo EG6 dari Progressive yang sudah di engine swap dengan mesin B20 turbo.
Honda Estilo EG6 berwarna kuning dari Ton’s Garage Medan dengan mesin B20 bersampingan dengan Honda Estilo EG6 Predator dari Wisesa Motorsport dengan mesin yang sama yaitu B20. Memang Estilo EG6 masih sangat mendominasi pada event drag race, yang saya lihat pada event drag race yang diselenggarakan di Sentul, pada kelas All Motor Estilo EG6 masih menjadi andalan dari tim-tim yang bertanding.
Toyota Starlet EP70 yang biasa disebut starko atau starlet kotak ternyata juga ada yang berkompetisi dalam event ini. I don’t know what is inside the hood.
City car pun juga mendominasi, Honda Jazz GE8 juga masih banyak ditemui dalam event-event drag race.
Begitupun juga dengan city car yang satu ini, Suzuki Swift. But, I think this is not your ordinary city car. Saya baru pertama kali melihat Suzuki Swift yang dilebarkan fender depannya agar bisa pas dengan Hoosier slick tires, dan sepertinya ubahan pada sector mesinnya juga tidak main-main. Wanna play?
Selain Honda Estilo EG6 dari BL Racing yang saya temui ketika drag race di kota Cilacap, saya juga bertemu dengan Toyota Corolla DX KE70 yang saat itu juga saya temui di kota Cilacap, namun saat di Sentul saya tidak melihat mobil ini turun di lintasan 402 meter.
Satu-satunya Toyota Corolla KE70 yang saya lihat berkompetisi dalam event drag race putaran kedua saat itu adalah milik Secret Garage. 4 pintu nya sudah dirubah menjadi 2 pintu, big doughnut slick tires pada bagian belakang, dan 3SGTE pada engine bay. Damn..
Ternyata ada juga yang memakai Toyota MRS untuk drag race.
Mobil yang biasanya anda jumpai dalam event drifting pun ternyata juga ikut berkompetisi dalam event drag race putaran kedua di Sentul International Circuit Indonesia pada saat itu. Nissan Cefiro A31.
Dan satu yang sangat menarik perhatian saya ketika saya berjalan di belakang pit, yaitu saat bertemu dengan mobil yang satu ini. Saya tidak tahu apakah ini E36 M3 Coupe asli atau tidak karena bodykit, velg, dan spion nya terlihat seperti M3 Coupe. Tapi biarpun asli atau tidak, setidaknya saya benar-benar falling in love dengan yang satu ini.
Ketika sedang jalan disekitar pit saya pun bertemu dengan Founder dari Perfourm, Nyonk yang telah membantu saya mendapatkan gold ticket untuk pergi ke Sentul International Circuit untuk pertama kalinya. Dia saat itu juga sedang meliput event drag race putaran kedua namun dengan tim yang berbeda dengan saya, yaitu B16 AP Speed. Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami bisa bertemu di Sirkuit kebanggaan Indonesia dengan meliput 2 tim besar yang berbeda juga. Why? Because race photographer.
Sentul International Circuit Indonesia mempunyai 50 pit. Karena saya baru pertama kali liputan di Sentul, saya pun memutuskan untuk jalan dari ujung sampai ujung untuk melihat-lihat pitnya tim-tim yang bertanding di Sentul ini, ternyata capek juga jalan dari ujung sampai ujung pit lane.
Baik pada saat QTT day maupun race day, pit crew dari setiap tim yang berkompetisi bekerja sangat keras dalam melakukan persiapan pada mobil yang akan bertanding.
Persiapan yang dilakukan yaitu dengan fine tuning dari mobil balap yang akan bertanding, penggantian ban slick, pengecekan tekanan angin dalam ban, dan lain-lain. Love that situation.
Meskipun Sirkuit Sentul cuacanya tidak sepanas sirkuit drag race di Surabaya yaitu Kenjeran, namun tetap saja dalam kesibukan baik para pembalap maupun pit crew dari masing-masing tim membutuhkan yang segar-segar. Begitupun dengan saya yang tidak bisa diam ketika melihat sirkuit dan mobil balap.
Pada kubu AWD, Lancer Evolution masih menjadi andalan bagi tim-tim besar yang berkompetisi seperti Lancer Evolution IX CT9A Tiegan dari Wisesa Motorsport.
Lancer Evolution VIII CT9A The Bardie dari ENGINE+ yang sudah dijejali dengan tons of AMS racing part.
Lancer Evolution IX CT9A dengan mesin 4G63T 2.1L JUN Auto Mechanics yang merupakan maskot dari ENGINE+. That is why I’m there.
And another Lancer Evolution VIII CT9A.
Ada juga Lancer Evolution VI berwarna hitam yang pada saat itu letak pit nya bersebelahan dengan pit ENGINE+.
Adik kakak Lancer Evolution VI CP9A dan Lancer Evolution IV CN9A ini juga ikut bertanding pada event drag race putaran kedua saat itu. So, who do you love? I love them both.
Full recaro SR3 pada interior Lancer Evolution IV CN9A.
Another Lancer Evolution IV CN9A.
Lancer Evolution V CP9A. Platform Lancer Evolution V dan VI adalah sama yaitu CP9A, platform yang sama pada Lancer Evolution juga diciptakan pada Lancer Evolution VIII dan Lancer Evolution IX yang sama-sama ber-platform CT9A. Yang saya lihat pada saat itu banyak sekali Lancer Evolution yang berkompetisi, ternyata populasi Lancer Evolution di Indonesia banyak sekali.
Selain Lancer Evolution asli, ada juga yang facelift dengan mengubah total mulai dari body kit, sektor mesin, sampai aksesoris terkecil menjadi Evolution. Lancer GTi maupun GLXi yang sudah di facelift tersebut biasanya mendapat julukan Epo.
Senang sekali rasanya melihat mobil generasi 80an sampai 90an masih menjadi andalan dalam track lurus 402 meter.
Walaupun terkadang harus terjadi trouble pada sektor mesin, tetapi itu hal yang wajar dalam balapan.
Dulu ketika saya bermain Gran Turismo maupun game balapan lainnya di PlayStation, saya pasti memilih Lancer Evolution sebagai mobil jagoan.
Namun ada juga rival dari Lancer Evolution, musuh bebuyutannya yang bermesin boxer yaitu Subaru Impreza WRX STi Spec C dari ENGINE+ yang sudah menggunakan stroker kit TOMEI 2.2L.
Masih dari tim ENGINE+, Iceboy Subaru EJ25 Cosworth yang juga ikut bertanding. Namun pada saat QTT day mesin nya mengalami trouble sehingga tidak bisa melanjutkan untuk race day besoknya.
Jika pada artikel sebelumnya anda sudah melihat Lamborghini Aventador LP700-4 dan LP720-4 yang juga ikut dalam drag race putaran kedua saat itu, maka inilah Lamborghini Gallardo safety car yang mengawal kedua mobil tersebut dari Lamborghini Jakarta menuju Sentul International Circuit.
See you when I see you at Sentul International Circuit Indonesia.
Adhyasaka Hutama
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com