Somesay jika kita sudah pernah datang kesuatu tempat, maka someday kita akan kembali lagi kesana. Dan saya percaya mitos itu. Why? Karena saya berkesempatan mengunjungi kota Medan lagi, dimana terkahir kali saya kesana sekitar tahun 2012 untuk meliput sebuah auto contest. Dan saya kembali untuk menyelesaikan unfinished business saya pada tahun 2012, yaitu mengunjungi Ton’s Garage Medan
Perjalanan saya ke Medan dimulai ketika sebuah surat undangan tiba di kota Surabaya, dan tertulis You are invited. Dari sinilah perjalan saya mengarungi langit selama lebih dari 3 jam di mulai. Dari titik kuning diatas I terkahir dari tulisan Invitation, saya harus terbang menuju, titik kuning paling ujung(utara/atas) pada pulau Sumatra. Saya lebih suka transit via Jakarta daripada harus direct langsung ke Medan dari Surabaya.
Di dalam majalah pesawat ada sebuah quotes yang menurt saya super greget, yaitu “travel is the only you buy that makes you richer”. Mumpung Anda masih muda guys, berpetualang lah. Apalagi langkah kaki seorang lelaki haruslah luas
Damn right, dengan traveling kita bisa menambah wawasan kita mengenai hidup dan dunia ini. Mengunjungi suatu tempat yang baru, sepert Kualanamu Airport yang menurut saya sudah seperti Changi Airport Singapore dan KLIA Malaysia.
Termasuk juga saya mencoba Kereta airport yang menghubungkan Kualanamu Airport dengan kota Medan hdengan waktu tempuh sekitar 30 menit (naik mobil 1 jam lebih). Tiket untuk kereta nyaman ini hanya Rp.80.000. Dengan bonus Anda bisa melihat pegawai wanitanya yang cantik khas kota Medan.
Hidup ini hanya sekali, jadi tak ada salahnya kita mengunjungi tempat baru dan bertemu dengan teman baru atau pun teman yang sudah lama kita tak bertemu. Seperti sore hari itu saya di jemput oleh Litowongso dari team Myb Racing Medan.
Dan langsung dijamu dengan pancake durian paling jawara di kota Medan
Puas makan pancake durian yang rasanya jawara dunia itu, saya pun diantarkan Litowongso menuju ke bengkel barunya Ton’s Garage, dan bertemu langsung dengan ownernya yaitu Antony Lo. Sudah dari tahun 2012 saya ingin bertemu dengan pria yang hobby karaoke ini(ketika saya ke Medan), namun saya baru dipertemukan dengannya 2 tahun kemudian.
Bukannya dipertemukan di bengkelnya yang lama yang memang saya dari dulu ingin liputan di sana, namun saya malah ditakdirkan bertemu dan berkunjung ke bengkelnya yang baru di Jalan Elang No. 7 yang lebih besar dan keren daripada bengkel sebelumnya.
Jika awal mulanya saya melihat mobi modif Ton’s Garage lewat FB yang terkenal akan EG6 berwarna kuningnya itu, maka kali ini saya berkesempatan untuk melihat secara langsung mobil-mobil ciptaan terbaru dari Ton’s Garage
Dari sebuah demo car pertama berupa EG6 dengan D series engine di tahun 2008, hingga menjadi Evo. Dimulai dari Mitsubishi Lancer Evo VIII CT9A berwarna biru ini yang mesin 4G63T nya sudah di tune dengan head yang full Tomei
Sementara pada EK4 yang sudah di convert menjadi EK9 Type R ini di swap dengan B16 dengan spec touring beserta ATS Clutch
Cover engine dari EG6 nya juga mendapatkan sentuhan dari Antony, yaitu direpaint 2 warna merah dan hitam, beserta intakenya yang di wrap dengan lapisan anti panas berwarna emas.
Sementara Evo V yang masih dalam tahap re-tune ini mesin 4G63T yang cover headnya berwarna orange ini mampu memuntahkan tenaga sebesar 450 hp dengan bahan bakarnya bensol. Ton’s Garage bisa dibilang sebagai pasukan Evo drag race di luar pulau Jawa yang cukup hardcore.
Satu hal yang saya suka dari hampir semua mobil ciptaan Ton’s Garage selain nilai estetika atau keindahan dan kebersihannya, yaitu adanya race dash pada bagian interiornya. Ini adalah salah satu part yang saya inginkan jika someday saya punya Nissan Cefiro A31 atau BMW E30/E36 untuk daily drifting.
Dan juga moge atau sport bike yang sudah mendapatkan sentuhan dari Ton’s Garage
Saya sempat bertanya kepada Antony, apa yang membuat Ton’s Garage survive dan berbeda dengan bengkel lainnya di kota Medan, mengingat secara kelas bengkel ini masuk dalam kategori bengkel premium. Pria yang fan’s berat R34 ini menjawab” Kebersihan dan kerapian merupakan kunci untama dari Ton’s Garage” . Bahkan dia tak segan-segan untuk membersihakan sendiri mobil customer, jika dianggap kurang bersih.
Malamnya selepas dari bengkel Ton’s Garage, sayapun diculik oleh pasukan Ton’s Garage untuk mengikuti ritual khas kota Medan, yaitu wisata kuliner. Dan akhirnya bobollah program diet kolesterol saya. Ini Medan Bung !
Setelah malamnya saya di bombardier dengan hidangan seafood oleh pasukan Ton’s Garage, saya pun menginap di rumahnya Antony yang berada di jantung kota Medan, dan tepat disebelah kamar saya adalah private room Antony yang berisi ratusan ribuan diecast dan memorabilia yang mampu membuat Anda gregetan. Nantikan artikel saya mengenai private room ini
THE OPENING DAY
Dilantai bawah dari rumah Antony yang berbentuk ruko 5 lantai ini terdapat tempat dimana asal nama Ton’s Garage mulai berdiri dan dikenal oleh seluruh car enthusiast di Indonesia. Disinilah Antony memulai membangun “The Power of Dreams” nya bersama crew Ton’s Garage.
Setelah membelah jalanan kota Medan yang trafficnya seperti pasar senggol alias road race, tibalah saya dijalan Elang dimana karangan bunga ucapan selamat atas grand opening Ton’s Garage sudah mulai line up mulai jalan utama hingga masuk kedalam gang. Bunga ucapannya juga beda dari kota lain alias khas kota medan. Jika di jawa menggunakan bunga asli dan selesai dipakai buang, maka di Medan kita hanya menyewanya saja dengan ongkos Rp.60.000 untuk 1 bidang (yang diphoto adalah 2 bidang). Selesai acara, maka akan diambil lagi oleh orangnya.
Dari awalnya hanya berupa sebuah bengkel kecil yang berada di lantai dasar ruko atau rumahnya, kiniditanggal 14 Oktober 2014 menjelma menjadi sebuah bengkel 2 lantai dengan dengan speedshop di atasnya
Aura dari bengkel baru ini juga terlihat lebih racing dan juga homey daripada bengkel yang lama
Dan tentu saja desainnya mengarah ke seperti bengkel balap atau tuner di luar negeri. Saya pun tak lupa membawa banner Perfourm untuk di pasang di bengkel baru ini, sebagai tanda Perfourm was here.
Namun tetap culture budaya China sebagai nenek moyang Antony tidak bisa dipisahkan dari keluarga besarnya.yaitu Feng Shui.
Tapi tetaplah east meet west. Saya suka cara Antony menghiasi bengkelnya secara detil, namun tetap punya sense of humor.
Karena masih pagi , dan gate open baru jam 10 pagi. Saya putuskan untuk berjalan-jalan melihat bengkel ini lebih dekat. Ketika hendak naik ke lantai 2 Anda akan masuk kesebuah ruang tempat dimana Evo IX CT9A milik Antony berada dan ruang yang berisi memorabilia.
Meet the Ton’s Garage TGR-068R Evo IX CT9A
Terakhir kali saya melihat mobil ini berwarna matte green atau hijau dop khas army look pada event drag race tahun lalu di Sentul Circuit, Bogor. Kali ini liverynya berubah menjadi warna two tone merah dan hitam khas livery Advan
Mesin 4G63T dari CT9A ini sudah dibengkakkan horse powernya menjadi 657 whp dengan menggunakan VP Racing Fuel. Ini adalah pemecah rekor dyno test di Medan yaitu sebagai pemegang horsepower tertinggi di event DjarumBlack di Indo
Tangki bahan bakarnya juga sudah mengadopsi fuel cell yang diletakkan di bagasi belakang
Interiornya juga terlihat simple dan masih menganut daily use dengan seluruh interior masih lengkap, namun hanya seat penumpang dan driver saja yang diganti dengan bucket seat. Beserta Sparca steerimg wheels dan barang favorit saya yaitu, Race dash.
Prestasi dari TGR-068R ini adalah juara ke-5 di kelas modified stock kelas 2.2 sedan 1700 s/d 2500 cc di Medan. Sayangnya sewaktu di bawa ke Sentul. Evo ini mengalami kendala teknis pada enginenya sehingga tak bisamenjalani race dengan mulus.
Jujur saya sudah sering mengunjungi berbagai bengkel di Indonesia, maupun di Singapore dan Malaysia. Namun saya belum pernah melihat sebuah bengkel seperti ini isinya, yaitu barang-barang memorabilia atau bekas pakai dari team balap Super GT. Lebih tepatnya team Nismo Motul Autech GT-R yang berlaga di Super-GT kelas GT-500 oleh Michael Krumm (Germany) dan Satoshi Motoyama (Japan). Mulai dari jumpernya, hingga carbon trunk dan single lug nut rimsnya yang berasal dari GT-R yang berada dalam poster itu.
Belum cukup Sugoi atau gila lagi? Bagaimana dengan head cover yang dicomot dari mobil single seate Honda Mugen F3000 MF308 V8 engine yang diproduksi pada tahun 1986-1989. Dan pernah merajai balap mobil F3000 di Jepang dan Eropa dengan pembalapnya Jean Alesi
Ada juga I love Honda T-shirt yang di tanda-tangani oleh si Dorikin Keiichi Tsuchiya dan juga celana jeans merek Shinchiro Arakawa Jeans yang di desain khusus untuk Honda, tapi sayangnya motor Honda. Keduanya didapatkan sewaktu Honda Festival yang diadakan oleh Spoon Sport.
Jika Anda sebagai Honda boys Anda pasti hapal dengan hood bernomor start 95, yes it’s Spoon Sport EK9 hood.
Dari dunia balapan jet darat atau Formula 1, Antony juga berburu langsung ke Autralia untuk berburu tanda tanganin salah satu pembalap Ferrari, yaitu Felipe Massa
Namun sayangnya karena penempatan yang salah, topi yang ditandatangani Massa menjadi berjamur. Kesalahannya menurut Antony dia lupa memberikan lubang ventilasi, sehingga membuat udara di dalam kotaknya menjadi lembab.
Tapi yang membuat saya mupeng dan super greget adalah K office steering wheel yang merupakan signature steering wheelnya Keiichi Tsuchiya si Dorikin atau Drift King. Dan bekas dipakai olehnya…Sugoi…
Selain benda-benda memorabilia dari Jepang, dindingnya juga di penuhi oleh beberapa poto salinan halaman dari majalah yang pernah memuat mobil hasil modifikasi Ton’s Garage beserta piagam penghargaan.
Ada juga cendramata dari si Bisi Ezerioha kepada Yohan yang merupakan salah satu keluarga Ton’s Garage, karena Ton’s Garage meminta tolong kepada Bisi untuk mengcustomkan Camshaft dan juga header untuk mesin H22A pada Honda Prelude mereka.
Dan tak lupa juga sejumlah piala mulai dari drag race, auto contest, hingga dyno test.
Total pialanya dari tahun 2008 hingga 2014 jika dikumpulkan berjumlah ratusan, Antony saja sudah lupa berapa piala yang dia kumpulkan bersama teman-temannya di team Ton’s Garage Racing. Maklum saja setiap event drag race atau contest mereka selalu memborong piala. Tepat diatas piala ada sebuah Ralliart t-shirt yang ditandatangai oleh duo perally nasional Indonesia yang juga kakak beradik dari keluarga Sungkar, yaitu Rifat Sungkar dan juga Rizal Sungkar.
Naik ke lantai 2 , kita akan melewati sebuah logo besar Ton’s Garage Racing Service.
Dan yang dimaksud Racing Service disini adalah Racing Service dari A to Z, mulai dari menyetok semi slick tyre berupa Toyo Proxes R888 dan juga Nitto NT-01.
Carbon hood dan beberapa parts body kit seperti lips, side skirt, wing, dan rear bumper, juga carbon vender.
Masuk ke dalam ruangan speed shopnya maka kita akan merasa seperti di sebuah speedshop di Sunway Malaysia. Aftermarket partnya juga terhitung lengkap dari berbagai brand luar negeri dan juga low budget atau KW yang disesuaikan dengan pasar kota Medan.
Mulai dari racing seat.
Under carriage beserta suspension
High performance engine parts.
Hingga tak lupa juga merchandise mulai dari gantungan kunci dan chasing iPhone
Hingga postman bag. So it’s one stop racing service shop in Medan.
Selain gudangnya barang barang memorabilia dan juga spare part racing yang mainstream. Bengkel yang terletak di jalan Elang no.7 Medan ini juga menyimpan harta karun berupa spare part racing yang anti-mainstream alias top end dari single tuner ataupun comotan dari mobil balap asli.
Seperti Mugen Ecu untuk Honda S2000 beserta die cast Honda Civic Mugen RR yang tergolong rare item karena boxnya juga Mugen.
Lalu ada aluminum radiator yang dicomot dari mobil DC5 yang berlaga di ajang balap touring Inggris atau BTCC, British Touring Car Championship
Ada juga custom carbon steering wheel yang sudah dimodifikasi oleh Ton’s Garage berupa carbon plate yang berisi beberapa tombol seperti F1 Steering wheel, dan juga race dash
Hebatnya lagi Ton’s Garage memodifikasi dudukannya dari pipa yang dilas hingga bentuknya seperti steering wheels mobil balap DTM atau lainnya
Dan ternyata ada darah F1 nya dalam steering wheel ini, yaitu as steernya menggunakan carbon bekas yang dicomot dari mobil team F1 Benetton
Untuk dibagian kaki-kakinya ada carbon ceramic brake kit yang dicomot dari bekas mobil balap Aston Martin DB9 GT1
Ada juga Volk Rays single lug nut rims yang berwarna gold
Yang diambil dari mobil balap single seat Formula 3
Jangan lupakan juga dalam hal safety karena Antony mempunyai salah satu racing harness yang super duper langka.
Yaitu Takata Racing Harness yang khusus dibuat sesuai anatomi pembalap team Super Aguri F1 Anthony Davidson
Yang membuat berbeda dengan Takata Anda adalah ukurannya yang menyesuaikan Davidson dan juga pada bagian tengahnya atau pembuka kunciannya terbuat dari carbon. I wonder, berapa weight reduction yang dihasilkan dari penggantian ini.
Dari racing harness F1 kita beralih ke race suit Super-GT yang merupakan balap mobil touring paling greget di muka bumi ini. Apa mau dikata Antony juga berhasil mendapatkan race suit milik S. Hosokawa pembalap dari team Kunimitsu Raybrig NSX, dan juga race suit pit crew dari team Xanavi Nismo R35 GT-R. Sungguh membuat saya pening.
Dari race suit kita turun kebawah ada Honda Racing racing shoes dan Sparco Puma Mitsubishi Evolution VI
Ceritanya sepatu Honda Racing ini didapatkan Antony sewaktu Honda Festival di Twin Ring Motegi Jepang. Dan sepertinya hanya dijual di tempat markas besar Honda atau Honda Collection Hall
Bikin saya tambah pening lagi adalah sebuah helm Arai GP jet /f Nissan GT-R edition. Dimana helm ini dikeluarkan khusus untuk para pembeli pertama GT-R dimasa awal mula diproduksi. Saya membayangkan naik motor Honda CB100 saya sore-sore, lalu berada di samping sebuah GT-R ketika lampu merah. Kira-kira apa yang ada dipikiran sang owner Gojira tersebut. A. Bengong B. Memphoto saya C.Buka kaca bertanya”helmnya dijual ngga?” D. Tukar guling antara Helm dengan GT-R nya E. Semua benar.
Ada satu benda yang mengusik saya, yaitu sebuah poster hitam putih Honda Mugen Civic-R jadul bernomor lambung 49 yang dipiloti oleh F.Kootake
Setelah Antony menyuruh saya mengecek di tulisan kecil di pojok kiri bawah photo jadul ini, tertera tahun 1976. Itu berarti poster ini berumur 38 tahun. Sugoi….
Dari sekian banyak diecast yang ada dirumahnya hanya 2 mainan ini yang diletakkan di bengkelnya, karena menurutnya tampangnya imut dan lucu, namun rare. Yaitu miniature mainan mobil buatan Choroq jepang untuk team Falken (Falken GT-R R34 Nur Ver) dan juga Spoon Sport (EK9)
Walaupun sepengetahuan dan sepengeliatan saya Antony tidak merokok, namun apapun yang berbau racing dan merchandise khas performance part seperti asbak HKS ini diembat juga olehnya
Semua yang ada di bengkel ini haruslah racing, termasuk juga kursinya yang terbuat dari carbon fiber. Menurt saya, saya harus punya kursi lightweight ini untuk kelak Perfourm mempunyai kantor. Aamiin.
Dengan hanya bermodalkan buku dan internet, atau lebih tepatnya mbah Google, pada tahun 2008 Ton’s Garage Medan mulai dibuka. Dan hasilnya? Seperti yang Anda lihat sendiri dari awal artikel ini, bagaimana hanya dalam tempo waktu 6 tahun saja, bengkel yang semual hanya berupa garasi mobil dibawah rumah/ruko, menjelma menjadi sebuah bengkel ala tuner Jepang dan tentu saja sebuah musium atau tepatnya harta karun.
Antony bercerita kepada saya bahwa dari dia kecil dia bermimpi ingin mempunyai sebuah garasi sendiri yang berisi mobil balap di dalamnya. Namun dalam kenyataannya malah berubah menjadi sebuah bengkel. Sepertinya itulah alasan pemilihan nama Ton’s Garage. Namun datu hal yang dia ingat ketika awal mula dia membangun brand Ton’s Garage ini adalah hanya bermodalkan facebook. Dari Facebooklah namanya mulai dikenal di kota Medan bahkan seluruh Indonesia. Bukan hanya itu dia dipercaya untuk memegang brand premium seperti ATS & Across Japan dan juga K&N filter.
Sampai akhirnya dia dipercaya oleh salah satu produsen oli asal Jerman Liqui Moly untuk menjadi dealer di kota Medan.
Dan tentu saja beserta lovely SPG nya.
Sekitar jam 10 lebih, satu perstau undangan mulai berdatangan. Dan beberapa diantara mereka datang dengan sportcar yang notabene di kota Medan adalah bukan mobil sejuta umat.
Antony pun yang bertindak sebagi tuan rumah menyambut para tamu undangan di depan pintu masuk bengkelnya yang baru.
Beberapa tamu undangan yang tak asing di dalam dunia persilatan drag race pun ikut datang memenuhi undangan Antony, seperti Steven dari Steve Garage Pekanbaru
Welliem the Double Titanium bearing balls dengan mekaniknya dari team ABS Performance Jakarta, yaitu Willy
Dari Jakarta ada juga Ebet dan Ricky dari Wisesa Motorsport
T tuner lokal asal kota Medan yaitu Bang Perlin dari Sebu Tuning (ke-2 dari kiri), hingga Alex Chow dari Momentom Malaysia (paling kiri). Dan juga salah seorang pembalap Ton’s Garage, yaitu Ronny (ke-2 dari kanan)
Dan tentu saja pembalap Sharkie Ton’s Garage EG6, Dorand
Tak ada salahnya saya mengabdikan photo bersama dengan keluarga besar Ton’s garage Medan dan juga ABS Performance Jakarta, serta Momentom Malaysia.
Ya beginilah jadinya jika 3 orang yang hidup di track, di luar track pun yang di omongin tetap saja hal-hal yang tidak jauh-jauh dari mobil dan performance.
Kita tinggalkan 3 orang pembalap Drag Race itu dibawah untuk car talknya dan menuju ke lantai 2 tempat dimana speedshopnya berada. Beberapa pengunjung pun merasa seperti sedang berada di candy shop ketika melihat banyaknya parts yang dijual. Beberapa lagi hanya sekedar duduk santai di depan tv.
But some guy hungry for speed and adrenaline, dan langsung shopping di hari grand opening ini
Selesai melihat-lihat bengkel barunya Ton’s Garage, undangan pun dipersilahkan menyantap hidangan makan siang.
Salah satu menunya yang haw che sing cing ping adalah dendeng balado khas kota Medan. Rasanya ya itu tadi haw che sing cing ping lah.
Para tamu undangan pun datang silih berganti pada hari itu. Yang jelas bengkel yang terletak di jalan Elang no.7 Medan di penuhi oleh para car enthusiast dari kota Medan, Pekanbaru, Jakarta, dan Malaysia. Acara pun baru selesai sekitar jam 3 sore
Yang jelas perjuangan Antony Lo selama 6 tahun dalam membesarkan Ton’s Garage yang semula dimulai dari sebuah mimpi tak akan terwujud jika tak di dukung oleh keluarga dan juga istrinya. You can buy a house, but not a home.
Meskipun para tamu undangan sudah meninggalkan bengkel, saya pun masih bertahan di bengkel ini sambil menikmati pemandangan ini.
Ton’s Garage bisa dibilang sebagai salah satu bengkel dan team drag race di pulau Sumatera, khususnya kota Medan dan sekitarnya . Yang dimana pasukan Ton’s Garage biasanya turun di hampir seluruh kelas yang dipertandingkan, dan pulang dengan title juara umum alias pengumpul piala terbanyak. Mulai dari sport car seperti Evo yang yang masuk dikelas FFA.
Hingga pasukan Honda boys yang bertarung dikelas Natural Aspirated dari kelas stock, modified, bahkan FFA. Namun ada beberapa proyek dari Ton’s Garage yang mulai mengarah ke motorsport lainnya, yaitu touring. Seperti EK4 berwarna putih ini, dan juga ada Dc5 berwarna merah milik Yohan yang masih terbaring di bengkel lama Ton’s Garage.
Service car nya pun sudah tersedia untuk menjadi mobile workshopnya Ton’s Garage jika bertanding di kota Medan atau Pekanbaru
Sementara Evo IX berwarna merah yang bertenaga sekitar 657 whp milik Antony sedang hibernate, Evo V berwarna hitam yang untuk sementara tenaganya 450 hp (bensol) ini sedang diupgrade lagi dengan beberapa performance parts. Jika di kota Jakarta peternakan Evo ada di Engine+ dan juga Wisesa Motorsport, maka di luar ibukota Jakarta, ada Ton’s Garage Medan yang mendapatkan gelar peternakan Evo diluar Jakarta.
Tak hanya JDM car atau Japanese car saja yang mendapatkan service dari Ton’s Garage, Euro Cars di kota Medan menjadikan Ton’s Garage sebagai referensi untuk sekedar men tune up, atau bhakan upgrade performance nya.
Dari sekedar mimpi seorang anak kecil, berkembang menjadi hobby, lalu kemudian berusaha dengan hanya bermodalkan buku dan internet mbah Google, dan tentu saja kepercayaan. Dari sebuah garasi rumah berkembang menjadi sebuah bengkel mobil berkelas internasional.
Yang awal mulanya hanya bekerja seorang diri, kini sudah dibantu oleh crew Ton’s Garage
Dan juga dibantu oleh Yohan (paling kanan) dalam membesarkan Ton’s Garage
And here I’am, berdiri pada sebuah bengkel yang sekitar 2 tahun yang lalu saya ingin mampir ternyata tidak bisa karena padatnya jadwal liputan. Namun kegagalan adalah kemenangan yang tertunda. 2 tahun kemudian tepatnya 2014 saya malah diundang oleh Ton’S Garage untuk bisa meliput bengkel barunya. Safe the best for last..i guess.
BONUS STAGE !
Di Medan juga saya pun bisa memenuhi hobby atau hasrat saya sebagai seorang foodhunter atau kataknalah tukang makan. Karena saya bertemu dengan sesama pecinta makan alias hobby makan, dan jika Anda tanya orang mana? Saya kan jawab Medan, karena rata-rata orang Medan adalah tukang makan. And I love it. Apalagi pasukan Tons’ Garage. Inilah pengalaman wisata kuliner saya paling greget yang pernah saya alami. Dari siang hingga malam, saya ibarat sapi potong yang diajak wisata kuliner nonstop, hingga membuat saya harus melepas kancing celana, karesa perut saya sudah berubah menjadi hellaflush..alias offset.
Dan tentu saja tipikal makanannya tidak jauh-jauh dari yang namanya kolesterol. Di kota inilah bobol sudah puasa kolesterol saya, dimulai dengan Nasi Padang yang rasanya jawara dunia, saya sudah sering makan nasi padang dari yang kaki 5 sampai bintang 5, Cuma yang dimedan ini saya seperti berada dimedan. Rancak bana rasanya.
Selama 4 hari di kota Medan wisata kuliner saya bersama pasukan Ton’s Garage dimulai dari warung kaki 5 hingga restorant jadul atau paling tua di kota Medan (dari tahun 1929), yaitu Tip Top restaurant.
Menunya juga jadul dan dan dalam urusan resep berserta ownernya sudah turun temurun. Mulai dari beef steknya dengan telor setengah matang di atasnya
Hingga cake yang rasanya sangat natural sekali, alias jadul dengan gula alami.
Tapi jika Anda ke Medan tanpa mencoba warung seafood, maka Anda belum sah ke Medan. Selama 3 malam saya pun diajak berkelana dari 1 restaurant seafood ke restaurant seafood lainnya.
Dan diet koleterol saya pun gagal total akibat kepiting asam manis ini..
Seafood again
And onother mr. crab.. It’s high octan racing food guys.
Yang membuat saya tambah puyeng atau dubstep adalah, tour wisata kuinernya tak berhenti sampai di seafood saja, namun dilanjutkan dengan hidangan penutupnya berupa makan durian. When I said durian in Medan, I said a lot.
And let the durian parteh begin
Di Ucok Durian Medan kita bisa memilih 2 macam rasa durian, ada yang pahit dan juga manis. And it’s taste soo good.
Bahkan pasukan Ton’s Garage mendapatkan saingan yang seimbang dari kota Jakarta, yaitu Welliem dari ABS Performance yang porsi makannya seperti anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Jika Anda pikir makan durian adalah pemberhentian terakhir kami malam hari itu, Anda salah besar. Yang ada saya malah diajak nyenyong-nyenyong atau Karaoke. Dan siapa bilang kami dulu waktu SMA atau kuliah benci boyband alias boyband sucks, buktinya ketika saya memilih lagu-lagu dari Westlife dan Boyzone, para pria yang aslinya bertampang 10 seconds car ini berubah menjadi segerombolan boyband lengkap dengan koreografi jogetnya.
Dan dalam keadaan perut yang sudah very extra full tank ini kami pun bernyanyi bersama. Karena hampir semua pasukan Ton’ s Garage termasuk Antony dan Welliem menyanyikan lagu Mandarin. Sebagai penghormatan saya, saya pun menyanyikan lagu mandarin andalan saya, yaitu lagu Jay Chou. Ya walaupun bahasa Mandarin saya belepotan, setidaknya saya wo ai ni lah.
LAST DAY
Ini adalah hari ke-3 saya di Medan, dan menjadi hari terakhir saya mengunjungi bengkel yang terletak di jalan Elang no. 7 Medan ini. Sebelum saya bertolak ke Sentul Circuit, Bogor.
Berbeda dari hari sewaktu opening day yang terlihat luas dan lapang, di business hoursnya bengkel ini terlihat cukup ramai dan sesak oleh mobil para customer yang sekedar tune-up, ganti oli, ataupun maintance.
Karena ada beberapa teman kami yang hendak pulang duluan, seperti Steve dari Steve Garage Pekan Baru (polo shirt merah), Willy dari ABS Performance (nomer 3 dari kiri), dan Alex Chow (no. 4 dari kiri), dan Aaron (no 3 dari kanan) dari Momentom Malaysia. Maka kami putuskan untuk berphoto bersama sebagai kenang-kenangan kami pernah bersama mengalami kegilaan wisata kuliner tanpa henti di Medan.
Tak lupa juga kami membuat tantangan, yaitu ice bucket challenge untuk ke-3 orang pembalap ini, Dimana Dorand Ton’s Garage (kanan)menantang Steve Steve Garage Pekanbaru untuk ice bucket challenge apabila the Baby Steve Garage EG6 atau Sharkie Ton’s Garage EG6 bisa masuk ke hollyland atau 11 detik di seri terkahir Sentul Drag race November besok. Sementara Welliem dari ABS Performnace ditantang ice bucket challenge oleh Steve dan Dorand apabila dia berhasil mempertajam waktunya dibawah 9,9 detik (pokoknya masuk 9 detik). Rencananya juga tantangan ini akan di ikuti oleh Rio dan M. M. Herdy dari team B16 AP Speed. Juga beberapa pembalap All Motor Indonesia.
4 hari di kota Medan, 4 hari berada di bengkel yang dari 2 tahun yang lalu saya ingin kunjungi, 4 hari penuh canda tawa, dan tour wisata kuliner tanpa henti. Membuat saya kangen dan ingin kembali lagi ke kota Medan. Ada satu pelajaran yang bisa saya dan Anda dapatkan dari perjalanan saya mengunjungi bengkel ini, yaitu
“if you can dream it, you can do it”, Antony Lo adalah salah satu orang yang bisa menggunakan The Power of dreams nya untuk berada di posisinya saat ini.
Selamat bermimpi guys.
Special Thank to Antony Lo for this awesome trip
Ton’s Garage Medan:
Jl. Elang no. 7 Medan
-Bayu Sulistyo |nyonk|
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com