Some say it got 1000 horses under the hood that can transform into a giant vacuum cleaner that can suck your body into the Bride low max seat when you hit the gas. And it’s the most powerful GT-R in Indonesia after The Tiger R35 GT-R. All we know it’s call..The Mine’s Destrier Ultra R35 GT-R. Saya pun terbang langsung ke Sentul Circuit untuk melihat proses fine tune dari Gojira milik Iwan Liman dari Speed Community Surabaya ini.
Oh.. hi..hello there. Sudah lama saya tidak melihat Gojira yang satu ini semenjak final battle HIN di Jakarta yang lalu dimana GT-R ini berhasil menggondol Best Coupe, Best JDM look, dan The six shooter.
Kamis pagi itu sebagai pit nya adalah warehouse milik team Forza GT3 Indonesia dimana di dalamnya berisi touring car yang anti mainstream alias super car seperti Lamborghini Galardo yang bertanding di Super Trofeo Asia, and many more.
Termasuk juga mobil Jagonya Ayam with Carlin Dallara F312 Volkswagen yang di piloti oleh pembalap nasional Sean Gelael di Formula 3 European Championship
Selain si Mine’s Destrier Ultra hari itu juga dilakukan final tune pada 2 mobil lainnya yaitu, R35 GT-R with Varis body kit yang sudah di swap dengan Mine’s super response VR38DETT engine dan juga R35 GT-R berwarna merah milik orang Surabaya.
Mesin pada R35 merah ini masih standard pabrik, namun sudah mendaptkan sentuhan ringan namun cukup nendang berupa VX-ROM ecu, fuel pump, intake, injector, exhaust, wasgate, dan rear sway bar. Total tenaga yang dihasilkan dengan light modification ini sekitar 650 hp (naik sekitar 100 hp-an dari 542 hp)
Sementara GT-R milik Iwan dari Speed Community Surabaya ini sudah di swap dengan Mine’s VR38DETT super response, dan juga jubah barunya berupa Varis Body Kit yang XL alias Extra Large hingga membuat Gojira ini lebih kekar dan berotot
Lain seperti LB* Performance body kit yang menerapkan acara potong bebek angsa alias potong fender, Varis Body Kit sama seperti body kit pada umumnya, yaitu sistem plug and play. Ya paling hanya butuh beberapa waktu untuk mensetting ulang biar pas. Fendernya pun terlihat lebar ala GT-R yang berlaga di GT3.
Saya pun bertemu dengan ke-3 orang yang sedang in charge pada acara fine tune pagi hari itu
Yang pertama adalah test pilotnya yang akan menjadi Eiji “Tarzan” Yamada nya Indonesia, yaitu pembalap nasional Jimmy Lukita. Salah satu pembalap senior Indonesia yang mulai masuk ke dunia motorsport di gokart pada umur 13 tahun (1978) sampai dengan tahun 1990 di team Gudang Garam. Lalu mulai beralih ke balap mobil pada tahun 1983 hingga sekarang. Best lap record timenya di Sentul Circuit di cetak dengan mobil Lamborghini GT3 LP520 pada tahun 2012 yaitu 1 menit 42 detik (groove tyre) dan 1 menit 35 detik (slick tyre). Dan saat ini bergabung bersama team ABM Motorsport. Jim Luk dan Johan sudah bersahabat semenjak tahun 1997. Terlebih lagi kedua papa mereka juga bersahabat dan sama-sama hobby balapan. Like father like son.
Orang ke-2 adalah pimpinan dari project ke-3 GT-R ini dan juga beberapa Skyline yaang keluar dari workshop miliknya yang bernama ART atau Auto Racing Technik yang terletak di daerah Kelapa gading, Jakarta Utara, yaitu Johan Speed. Seorang pria yang mulai terjun ke dunia motorsport sejak umur 18 tahun (20 tahun yang lalu). Dan mulai membuka ART semenjak tahun 2010. ART Sendiri merupakan cabang dari Auto Racing Technik Australia.
Dan tentu saja bintang utama hari itu yang didatangkan langsung dari markasnya Mine’s di Yokosuka, Kanagawa Perfecture, Japan. Yaitu seorang head engineer nya bernama Toshikazu Nakayama, atau yang biasa dipanggil Nakayama-san. Saya sering melihat orang ini di photo atau video mempersiapkan Sukairain ataupun GT-R ketika Mine’s turun gunung untuk berperang melawan pasukan GT-R lainnya.
Dan dia jauh-jauh datang ke Indonesia dengan membawa certificate untuk pemilik Mine’s Destrier Ultra R35 GT-R yang hanya berjumlah 001/001 di dunia. Dan menurut saya lebih mirip seperti akte kematian.. “Mine’s and ART will NOT be held accountable for any death or injury resulting from driving this car” di akhir paragraf sertifikat ini yang dibawahnya juga terdapat tanda tangan dari CEO nya Mine’s Michizo Niikura-san.
Dan untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan Gojira ini dalam kondisi yang fit atau dalam masa suburnya, Nakayama-san pun dikirim kembali ke Indonesia untuk melakukan fine tune setelah melewati masa break in atau reyen yaitu 1500 KM pada the most powerfull engine yang pernah dibangun oleh Mine’s, yaitu VR41DETT alias V6 4100cc Twin Turbo. Dan tentu saja harus ada yang menjadi pilot si kuda perang ini, The pilot is pembalap senior Jimmy Lukita dari team ABM Motorsport.
Itu adalah kabar bagusnya, but the bad news is, mereka tidak bisa melakukannya di dalam sirkuit Sentul karena ternyata sirkuitnya sudah di sewa oleh salah satu produsen motor. Jadilah agenda fine tune pagi hari itu dilakukan di jalan tol Jagorawi yang mengarah ke kota Bogor. Saya pun tidak bisa mengikuti acara fine tune Kuda perang ini, karena full seat.
Sekitar 30 menit kemudian R35 ini pun kembali ke paddocknya
“GT-R adalah mobil yang sangat stabil dengan penggerak AWD nya. Walaupun horse powernya bigger than mobil balap, tapi kestabilannya tetap bagus. Namun untuk kondisi circuit saya rasa real race car pasti lebih enak handlingnya. Lap time sebuah mobil bukan hanya di tentukan oleh power, tapi power to weight ratio juga harus diperhitungkan. Suspension for good handling, dan yang terakhir adalah pengereman yang bagus. Dan jika Mine’s Destrier Ultra GT-R ini saya bawa masuk ke dalam lintasan Sentul, untuk lap time nya saya rasa bisa menyentuh angka 1 menit 40 detik” ungkap Jimmy Lukita ketika saya interview sesaat setelah melakukan run dengan Mine’s Destrier Ultra.
Ketika saya bertanya kepada Johan perihal kenapa dia memilih Mine’s daripada sekian banyak tuner GT-R seperti MCR, Saurus Garage, Amuse, Top Secret , dan kawan-kawannya. “ Tuning atau performancenya Mine’s sudah mendekati level tuning pabrikan atau Nismo. Dan proses pengerjaannya sangatlah professional dengan menggunakan alat dan standarisasi yang sama dengan pabrikan Nissan ataupun divisi motorsportnya, Nismo”terang Johan.
Nama Destrier sendiri diambil dari nama salah satu kuda perang yang digunakan oleh para ksatria pada jaman medieval age untuk berperang. Ultra sendiri berarti super. Jadi kalo diartikan Destrier Ultra berarti kuda perang super. Dan tentu saja mengingat namanya aja sudah jaminan mutu dari MINE’S, oleh karena itu MINE’S Jepang hanya membuat 3 MINE’S Destrier R35 GT-R, dan yang versi special pake telor atau Ultra nya hanya berjumlah 1 biji di dunia. Alias 001/001. Lemak dagingnya diganti dengan carbon fiber. Mulai dari hood, front bumper, lips, canard, side skirt, door shell, roof, wing, trunk, dan diffuser. Gojira ini bisa lahir di Indonesia karena di Indonesia sendiri aturan tentang modifikasi mobil tidak seketat luar negeri, seperti emisi dan juga safety. Mungkin satu-satunya aturan yang berlaku di Indonesia yang bikin gregetan atau momok buat para tuner adalah kondisi jalanan Indonesia yang berlubang dan tentu saja si poldur alias polisi tidur.
Well, prinsipnya apapun yang bisa dibikin carbon fiber, ya di bikin carbon fiber, contohnya pada door shell nya Destrier Ultra ini. Jadi akibat program diet besar-besaran yang dilakukan oleh MINE’S, maka kuda perang super ini berhasil kurus dari 1.740 kg turun sebanyak 150 kg menjadi 1.590 kg, alias the big fat loose.
Setelah Carbon Ceramic brake, 3 ways shocks, dan carbon fiber body. Akhinrya kita sampai di engine bay yang menjadi tagline “this is where magic happen”. Mesin VR38DETT V6 yang oem nya saja mampu memuntahkan tenaga sebesar 550 HP, di bengkakkan lagi menjadi 4.1 Lt dengan MINE’S Super response 4.1 stroker kit dan kawan-kawannya, MINE’S big turbine, MINE’S super surge tank kit/intake manifold, High flow throttle system + MINE’S VX-ROM, High flow fuel pump +1500cc, MINE’S Intercooler, Titan Intercooler hard pipe kit, dan Titan Suction pipe kit. Hasilnya mesin 4.1 Lt super response ini mampu memuntahkan tenaga sebesar 1.000 HP. Yang berti ada seribu ekor kuda perang super dalam GT-R ini. Ini adalah mahakarya Mine’s hasil dari dari perjalanan panjang Mine’s dalam melakukan research and development di track semenjak Nissan GT-R lahir ke dunia (2007). “trial mesin VR41DETT sendiri sudah dilakukan di Indonesia (Jakarta) sekitar 2 tahunan berdasarkan develop d Jepang. Selama 2 tahun itu kami mencoba mengadaptasikan dan men setting mesin serta ecu nya berdasarkan bensin, iklim, kondisi altitude (udara), boost, dan kondisi traffic di Indonesia. Dengan bantuan Broquet fuel catalyst membantu dalam memperbaiki kualitas bensin di Indonesia yang hanya beroktan 95 menjadi 97 untuk menyeting boostnya. Top speednya bisa sampai 250 km/jam, padahal tadi ditumpangi oleh 4 orang” terang Hans.
Yang dimana goal dari trial selama 2 tahun itu untuk satu tujuan….Membuat mobil monster ini fun to drive dan juga jinak jika dipakai harian. Masalah GT-R yang rentan pada gearbox jika berhadapan dengan horse power besar sudah diatasi, perbaikan pada bagian radiator atau cooling system supaya mesin tidak mudah overheat juga sudah likaukan mengingat traffic di Indonesia akrab dengan yang namanya macet dengan suhu yang cukup panas. Namun yang masih menjadi PR atau homeworknya bagi Nakayama-San dan ART adalah pada bagian suspensinya yang masih terlalu keras untuk sebuah daily use car. 3way adjustable MINE’S SACHS shocks dengan MINE’S Eibach spring kit nya bisa dibilang dibuat untuk acara Time Attack atau break record sebuah sirkuit daripada jalanan.
Satu hal yang saya suka dari MINE’S adalah efisiensi dari penggunaan OEM part yang masih bisa digunakan, walaupun mesinya sudah 2x lipat OEM enginenya, dan titanium dimana-mana. Seperti blow off nya masih menggunakan blow off Nissan bawaan Nissan GT-R. Berbeda dengan tuner lainnya, yang so pasti memasukan aftermarket blow off dalam bill Anda. Bahkanpada tahun 2009 yang lalu Eiji “Tarzan” Memecahkan record 1 menit 50 detik untuk 1 lapnya Fuji Speedway dengan bermodal Mine’S GTR dengan modifikasi pada exhaust dan juga penyetingan ulang pada boostnya (VX-Rom Ecu), plus stock GTR tires (ban bawaan pabrik), karena mobil nya memang di tuned untuk mobil harian. Si Vaka-Mon pun berhasil mencetak waktu 1.49.789 detik.
Saya pun penasaran dengan mobil yang semasa baru jadi atau brake in sudah membuat saya dan sang owner Iwan Liman bijinya menciut ketika menginjak sedikit saja pedal gas sewaktu mobil ini baru tiba di Surabaya. Ketika baru lahir boost nya adalah 1 bar maka saat ini posisinya di up hingga 1,6 bar. Dan akhirnya saya diajak oleh Johan untuk mencoba hasil fine tune Nakayama di area parking lot Sentul. Johan sendiri bisa dibilang sebagai seorang car enthusiast ataupun speed freak dari semasa dia muda dulu. Masa mudanya dihabiskan untuk kuliah di USA. Dan apabila musim libur telah tiba, maka dia akan berubah menjadi seorang pembalap yang selalu berkeliling dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya mulai dari Amerika, Jepang, hingga Eropa. Dan sirkuit favoritnya adalah sebuah sirkuit sepanjang 28.265 km di negara Jerman , yaitu Nurburgring atau “The Green Hell,”. Best timenya adalah 10 menit dengan Renault Megane RS di tahun 2008.
GT-R mode pun di aktifkan mulai dari suspension, transmission, dan juga VCD atau Vehicle Dynamics Control yang membuat Gojira ini berubah menjadi Super Gojira bukan lagi Super Saiya.. Dan kita pun langsung take off dari landasan. Dan akhirnya ban Dunlop SP Sport Maxx GT 600 20’inch ini pun tidak bisa menapak atau grip dengan sempurna di parking lot yang permukaannya lebih mirp jalur pantura, kasar dan berkerikil. Sewaktu take off G-force yang saya rasakan cukup besar namun tidak sebesar sewaktu yang saya rasakan di Surabaya (1 bar, dan dilimit di 5.000 rpm. Alasannya, tidak ada grip sama sekali.
Tapi harus saya akui, meskipun kondisi tracknya lebih mirip track gravel rally, namun kesaktian sistem AWD made in Nissan, yaitu ATTESA (Advanced Total Traction Engineering System for All-Terrain) yang di upgrade lagi dengan fitur E-TS (Electronic – Torque Split) yang digandengkan dengan Vehicle Dynamics Control (VDC-R). Membuat Gojira ini berusaha untuk tetap menapak, meskipun dari dalam terdengar suara over spin. Terlebih lagi body nya seberat 1.590 kg (normal 1.740 kg) ini di topang oleh 3 way adjustable MINE’S SACHS shocks dengan MINE’S Eibach spring kit, membuatnya semakin grip ke track. Padahal Boostnya saat itu sudah dinaikan menjadi 1,6 bar yang sekiranya saat ini VR41DETT itu mampu mengeluarkan 950 hp / 650 N.m.
Just for your info mesin ini ibaratnya seperti Pandora box yang bisa dibuka hingga 1,8 bar bahkan lebih, karena mesin ini modifikasinya belum tergolong extreme
Sekitar jam 12 siang, acara fine tune kali itu dipindahkan sementara ke rumah makan padang di daerah sekitar Sentul Circuit untuk acara makan siang plus istirahat
Dari semua makanan Padang yang rancak bana ini
Nakayama-san hanya memilih gule ikan yang rasanya tidak pedas. Selidik punya selidik ketika saya bertanya kepadanya, ternyata dia sekarang menghindari makanan yang pedas, karena trauma perutnya sakit setelah menyantap makanan Indonesia yang pedas.
Setelah menyantap makan siang dan beristirahat sejenak dengan masakan Padang. Kami pun kembali lagi ke Sentul Circuit untuk melakukan fine tune pada R35 milik Iwan yang sudah di swap dengan Mine’s Super Response VR38DETT complete engine dan juga baju barunya berupa Varis Body kit. Ada yang unik dari mobil ini sebelum melakukan fine tune. Hans memutuskan untuk melakban atau mengisolasi custom carbon hood nya terlebih dahulu untuk menghindari hood tersebut terangkat lalu menghantam kaca depan akibat angin yang masuk dari celah custom carbon hood made in Surabaya yang tidak presisi itu.
Saya pun di persilahkan oleh Hans untuk mengikuti uji joba kali ini. Begitu ada celah kosong di jalan tol Jakarta- Bogor,Pembalap Nasional Jimmy Lukita ini langsung full throttle. Dan seketika saya yang di duduk di kursi belakang langsung merasakan g-force yang cukup lumayan kencang (tidak sekencang Mine’s R35)
Kini saya bisa merasakan seperti apa jika sebuah GT-R di piloti oleh seorang pembalap nasional sekelas Jimmy Lukita ketika bertemu dengan tikungan. Yang ada hanya gas pol. Sementara suspension bawaan GTR yang berupa Bilstein DampTronic mono-tube shock absorbers, computer controlled, with 3-position driver adjustable ini membuat GT-R ini grip ke lintasan.
Sementara Nakayama-san tampak memegang sebuah HKS EVC6 IR atau Electronic Valve Controller..
Nakayama-San hanya menyeting ulang Boostnya yang disesuikan dengan kadar octane bensin dan juga kondisi altitude (ketinggian dari permukaan laut). Karena semakin tinggi suatu tempat maka kadar O2 nya semakin tipis. Untuk masalah oktannya sendiri Nakayama-San terbantu dengan sebuah alat yang bernama Broquet fuel catalyst yang bisa menaikkan angka Oktan bensin di Indonesia dari 95 ke 97.
Johan juga menjelaskan bahwa ada plus dan minus running atau final tune di highway dengan circuit. Untuk Sirkuit jelas lebih safety daripada highway atau jalan tol yang padat dengan mobil umum, disamping itu kita bisa merasakan grip suspension dari mobil tersebut. Sedangkan minusnya dari Sirkuit daripada highway adalah, kita tidak bisa merasakan atau shifting hingga top gear mobil tersebut, yaitu diatas gigi 3 (4-6). Namun ketika sedang enak-enaknya Jimmy Lukita membejek Gojira ini hingg 6th gear, Nakayama-San memintanya menghentikannya atau memperlambatnya. Saya pun terkena Kentang alias Kena Nanggung.
Ternyata Nakayama-San merasakan ada yang tidak beres dengan mesin Mine’s Super Response VR38DETT nya ini berdasarkan indicator di HKS EVC6 IR dan juga laju mobil tersebut
Bersama crew mekanik dari ART, Nakayama- San pun mulai membongkar piping hingga langsung menuju ke arah wastage nya. Ternyata benar saja ada masalah pada wasgatenya, yaitu valve pada wasgatenya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu macet tidak mau terbuka. Wasgate berfungsi mengurangi lag ketika kipas berputar terlalu kencang pada mesin yang berkecepatan tinggi. Wastegate adalah sebuah katup yang dapat meloloskan gas buang tanpa melewati kipas turbin. Wastegate dapat mengurangi boost pressure. Jika tekanan pada saat itu tinggi, itu dapat berarti turbin sedang berputar dengan sangat cepat, jadi tugas wastegate meloloskan gas buang dari kipas turbin sehingga kipas turbin dapat melamban putarannya.
Benar saja setelah beberapa menit kemudian masalah valve pada wasgate secara cepat dapat di atasi oleh crew ART dan Nakayama-San, Varis GT-R ini pun langsung di bawa kembali oleh Jimmy Lukita ke area parking lot Sentul. Dan hasilnya cukup memuaskan.
Well, fine tune pada hari itu berjalan dengan lancar dan tanpa ada halangan berarti. Ya meskipun tidak sesuai rencana, yaitu didalam track sirkuit sepanjang 4.12 km ini. Namun walupun di luar track, Jimmy Lukita sudah mampu menjadi Eiji “Tarzan” Yamada atau Vaka-Mon nya Mine’s Indonesia
Akhirnya perjuangan team ART bersama Mine’s Japan untuk menciptakan sebuah mighty Gojira semenjak 2 tahun yang lalu terbayar sudah.
Bagi pihak Mine’s ini adalah project yang dimulai dari semenjak Nissan GT-R R35 diciptakan pada tahun 2007 yang digabungkan dengan pengalaman Mine’s dalam melakukan research and development pada seluruh aspek Nissan GT-R.
Mulai dari Suspension, body, hingga pada main business nya yaitu, the heart of the Gojira VR38DETT.Plus diadaptasikan atau disesuaikan dengan kondisi traffic dan iklim, serta bensin di Indonesia, jadilah mahakarya Mine’s yaitu sebuah kuda perang bernama Mine’s Destrier Ultra R35 GT-R. ” Project Mine’s selanjutnya mungkin GT-R dengan hybrid technology”, Ungkap Nakayama-San ketika saya tanya tentang project selanjutnya setelah Destrier Ultra ini.
Dan ini adalah kesempatan yang cukup langka bagi saya untuk bisa bertemu dengan salah satu tuner favorite saya, yaitu Mine’s Japan. Anda tahu sendiri tak ada yang bisa menggantikan mobil impian saya selain Nissan Skyline R34 GT-R, dan cinta pertama saya adalah pada Mine’s Nissan Skyline R34 GT-R V-Spec N1
Meskipun saya tidak bisa langsung bertemu dengan si big bossnya atau the man behind the Mine’s a.k.a Michizo Niikura-san, tapi setidaknya saya bisa bertemu dengan chief mechanic nya Mine’s, Nakayama-san. Saya pun memberitahukan kepadanya tentang dirty little secret nya Perfourm, bahwa logo Perfourm terinspirasi dari logo Mine’s yang berwarna merah dan hitam. Saya pun memberikan Nakayama-San sticker untuk dirinya, dan juga M. Niikura sebagai tanda perkenalan saya kepada tuner favorit saya. Dan semoga someday saya bisa bertemu dengan Niikura-san atau berkunjung ke markasnya Mine’s.
6 Jam pun sudah berlalu, akhirnya tibalah saya untuk berpisah dengan ke-3 Gojira yang sudah menemani saya melewati hari itu dengan suara V6 dan juga g-forcenya
Thank’s untuk Iwan Liman owner dari Mine’s R35 GT-R yang sudah memberikan saya kesempatan untuk melihat dan bertemu langsung dengan Mine’s chief Mechanic, Nakayama-San. Dan Juga Johan untuk hospitalitynya, serta Jimmy Lukita untuk 6th gear experience nya.
Saya sangat yakin sekali seiring bertambahnya tahun, dunia motorsport di Indonesia akan semakin maju dengan hadirnya super car killer seperti Gojira ini. Dan semoga saja di tahun 2015 ini akan semakin banyak dan bertambah jumlah populasi GT-R di circuit ataupun di track. Dan cuma satu keinginan saya, semoga ke-3 mobil ini terutama Destrier Ultra bisa melakukan time attack di Sentul. Sehingga bisa menambah jumlah Gojira Fighter atau pembalap Gojira di Sentul.
Dan akan terlihat sugoi apabila ke-3 Gojira itu kembali ke habitat asalnya..yaitu circuit.
-Bayu Sulistyo
IG : @bayusulistyoo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com