Setelah pada bulan Januari 2015 yang lalu saya memulai debut terbang perdana di tahun 2015 ke kota Medan untuk peliputan Medan Autofest Series 3, maka 2nd flight saya tahun ini yaitu menuju ke pulau Kalimantan bagian Selatan, yaitu kota Batulicin. Kota Batulicin akan menjadi ajang kickoff atau rd.1 dari gelaran kejurnas Speedoffroad Indonesia Xtreme Offroad Racing untuk musim balap 2015 ini. Dimana pada awal seri IXOR ini akan menjadi seri pembuka Perfourm bersama team Speedoffroad terbaru di Indonesia, yaitu CGRT atau Citra Group Racing Team. Inilah pengalaman saya selama 3 hari di kota yang identik dengan batubara dengan team asuhan dari H. Nurdin dari perusahaan Cipta Group.
THE SHAKEDOWN
Perjalanan saya dimulai pada Jumat pagi, 13 Maret 2015, dimana saya mulai take off dari kota Surabaya menuju ke kota Banjarmasin
Sayapun tiba di Bandara Syamsudin Noor kota Banjarmasin sekitar jam 11:30. Dan tanpa istirahat dan makan siang, saya pun kembali lagi harus naik pesawat perintis ini ke kota Batulicin. Maskapainya bernama Jhonlin Aero Transport yang notabene dimiliki oleh Jhonlin Racing Team. Saya serasa menjadi Princess Syahrini ketika naik pesawat yang cetar membahana ulala ini.lol
Saya pun naik ke dalam pesawat ATR 42-600 dengan diberikan salam dan sebuah air mineral gelas oleh flight attendant atau pramugari yang berjilbab. Walaupun berjilbab tapi mereka tetap saja terlihat cantik seperti pramugari maskapai lainnya.
Jujur saja ini adalah reuni saya dengan mesin twin-turboprop bertenaga 5.000 hp ini. Maklum saya terkahir kali naik pesawat baling-baling bambu ini sewaktu tahun 1989 atau 1990, dimana orang tua saya ditugaskan di pulau Banggai, Sulawesi Tengah.
Setelah menempuh perjalan sekitar 20-30 menit, yang ibaratnya baru anget-angetnya duduk, saya pun tiba di Bandara udara Bersujud di kota Batulicin. And yes guys, itu adalah private hangar nya H. Sam dari Jhonlin Racing Team lengkap dengan private jet dan helicopter nya.
Dari Bandar udara Bersujud saya pun menuju ke Jhonlin Racing Team circuit, yang saya kira jaraknya cukup jauh, ternyata hanya menyebrang jalan saja. Saya pun tiba di lokasi dengan pemandangan yang cukup lazim di dunia persilatan motorsport, yaitu scrutineering day. Dimana terdapat 137 starter dari 23 tim speedoffroad yang berasal hampir dari seluruh Indonesia.
Saya pun mencari teman saya yang mengundang saya untuk memphoto Citra Group Racing Team
Meet drg. Putu Indra, salah seorang pembalap slalom dari kota Surabaya yang kali ini akan memulai 1st debutnya di musim Kejurnas Speedoffroad 2015 bersama team barunya Citra Group Racing Team.
Pada seri 1 ini si Dokter gigi ini akan bertarung satu kelas dengan si pembalap import Jhonlin Racing Team dari USA, yaitu Daug Mittag yang merupakan offroader jebolan dari Pro light Classes TORC : The Off- road Championship (9 podium) dari USA.
Saya akan memulai mengabsen beberapa mobil perang CGRT yang akan bertarung di sirkuit milik dari Jhonlin Racing Team ini, ada H. Atuy/Indra ART dengan UTV di kelas G6.1 dan Fachrul/Edwyn dengan Suzuki Jimny nya di kelas G3.2
Di kelas G4 ada Hairul/Ardhito dengan Jeep Cherokee nya.
Dan di kelas terbaru di Kejurnas Speedoffroad adalah kelas G5.2 atau kelas yangnya diesel double cabin. Disini CGRT berduet dengan TTI atau Toyota Team Indonesia dengan menurunkan Hariono/Tunggul dengan Toyota Hiluxnya.
Bukan hanya 1 Hilux, tapi 2 buah Hilux yang sudah di persiapkan oleh TTI dan CGRT untuk musim balap 2015 ini. Selain Hariono/Tunggul ada juga pasangan Mustapa/Tinton yang bertarung dikelas G5.1 dengan Toyota Hilux.
Cuaca kota Batulicin kalo saya bilang samimawon saja dengan kota Surabaya yang masih galau, tadinya terang, lalu mendung, lalu hujan deras, reda, dan begitu lagi. Saya pun menyempatkan untuk mampir ke HQ atau headquaters dari team yang bermarkas di kota Batulicin, Kalimantan Selatan ini.
Citra Group Racing Team adalah sebuah team yang bisa dibilang lagu lama tapi kaset baru, alias didalamnya berisi line up orang-orang lama di scene speedoffroad Indonesia. Diresmikan pada malam hari sesudah shakedown, alias 13 Maret 2015 dibawah asuhan H. Nurdin selaku owner dari Citra Group yang bergerak di bidang Property. Dan pada seri ini CGRT akan bertarung melawan 22 tim dengan 8 offroader atau pembalapnya.
Liverynya sendiri berupa warna dasar kuning dengan sedikit corak atau pattern garis warna merah, biru, hitam dan putih.
Selamat datang di jogging track saya hari ini bernama Jhonlin Racing Team Sirkuit yang terletak di kompleks atau lebih tepatnya sebuah bukit di dalam area Jhonlin Group. Ini adalah sirkuit speedoffroad bahkan sirkuit paling gokil dan greget yang pernah saya jumpai.
Ini adalah sirkuit sepanjang 2,5 km (5 km untuk 1 heat/2 lap) yang segala macam wahana bermain ada di dalamnya. Mulai dari straight, over jump, table top, hairpin, S, hingga up hill dan down hill yang serasa naik roller coaster.
Bagaiaman bisa sirkuitnya bisa mempunyai uphill dan downhill yang cukup curam? Jawabannya adalah, sirkuit ini dibangun diatas sebuah bukit.
Agenda pada hari Jum’at, 13 Maret 2015 itu adalah Scrutineering yang di lanjutkan dengan shakedown atau official practice day. Dimana setiap peserta mendapatkan satu kali kesempatan untuk mencoba lintasan sebanyak 2 lap.
Pasangan yang pertama akan mencoba lintasan itu adalah Putu Indra yang berpasangan dengan om nya sendiri, yaitu Ananto.
Putu Indra/Ananto yang mengendarai Polaris RZR 900 turbo ini terlihat belepotan dalam mengendarai UTV eks Hari SBM ini. Mobilnya terlihat liar, under steer, tidak mau nurut jika dibelokkan, namun disatu sisi powernya cukup besar sehingga terkadang over steer.
Ini adalah driving experience yang pertama bagi Putu dengan mobil barunya tersebut. Hasilnya masih banyak PR yang harus di selesaikan supaya UTV ini mampu bersaing di kelas FFA UTV atau UTV Turbo. Somesay ini adalah UTV kramat milik Hari SBM yang selalu saja rewel alias trouble setiap kali balapan.
Sementara Hariono akan berpasangan dengan Tunggul yang akan 1st debutnya dengan Toyota Hilux double cabin di kelas paling baru di kejurnas speedoffroad, yaitu diesel double cabin.
Dimana tahun ini Hari akan yang bergabung dalam CGRT akan berduet dengan TTI atau Toyota Team Indonesia dalam mendevelop Toyota Hilux nya. Well So far, ini adalah double cabin favorit saya. Besar, tampangnya macho, livernya juga bagus, dan
Bisa terbang…Meskipun terlihat sedikit ribet ketika bertemu dengan yang namanya tikungan, terutama 90 derajat atau hairpin (u-turn) karena bodynya yang segede gaban.
Bukan namanya speedoffroad jika habis bermain di lintasan pulang dengan tidak membawa PR untuk sang mekanik, yaitu captain order.. Baik speedofroad, rally atau apapaun itu yang berhubungan dengan balapan di track tanah pasti ada satu keyakinan bagi sang mekanik. Change it not fix it. Makanya service car sebuah team rally atau speedoffroad sudah seperti toko spare part berjalan.
What ta? Dan akhirnya saya bertemu dengan teman seperjuangan saya dari dahulu kala, lebih tepatnya pasukan motorsport photographer di awal mulanya website otomotif privater/grassroot mulai muncul (2009-2010). Meet Dimas Rajasa dari #maximumdog, yang pertama dan terakhir bertemu dengannya di ajang Driftbash di GWK driftland , Bali pada 2012 yang lalu. Kala dijaman saya pertama kali bikin website yang pertama saya (Ototuned), dan Dimas di Driftsoul.
Malamnya sayapun bersama team CGRT menuju ke mabes atau markas besarnya CGRT yang terletak tak jauh dari sirkuit, yaitu sebuah ruko CPM. UTV Putu pun dibersihkan lalu dibawa ke workshop Jhonlin Racing Team untuk di tuning ulang.
Sementara Hilux tunggangan Hari/Tunggul sedang mendapatkan service pada bagian suspension dan juga gardannya.
Setelah begadang di mabes CGRT, rombongan pun kembali ke hotel untuk beristirahat. Tapi kita melakukan pit stop terlebih dahulu untuk makan kelewat malam berupa sop sum sum tulang iga. Rasanya jawara…
THE RACE DAY
Sabtu pagi, sekitar jam 6 pagi saya pun mulai bangun dan mulai line up di kamar mandi hotel tempat saya menginap. Maklum jumlah hotel dan kamar pun terbatas, jadilah kami 1 kamar di isi orang 6 dengan twin bed plus extra bad.
Tapi ada plus nya dari hotel Melati ini, tiap pagi setiap kamar selalu dikirimkan 4 bungkus nasi kuning khas Banjarmasin beserta teh panas. Jika belum cukup, maka di teras depan area parkir Anda bisa bikin kopi sendiri, gratis and all you can drink.
Saya dan rombongan pun mulai bergerak menuju ke JRT Circuit dengan membelah jalanan kota Batulicin yang bissa dibilang cukup sederhana ini. Just for your info di kota ini hanya ada 1 traffic light saja alias 1 bangjo di 1 perempatan saja.
Dan hanya ada 1 KFC. Yes guys, its the Colonel Sandres fried chicken. Selidik punya selidik ternyata KFC ini kepunyaannya H. Sam JRT, dan ternyata ke-2 anaknya adalah fans berat KFC.
Setelah menempuh sekitar 15 menit perjalan tibalah saya di paddock CGRT yang diapit oleh 2 team besar, yaitu JRT dan 7 Saudara. Tampak beberapa crew dan mekanik serta pembalap CGRT sedang mempersiapkan untuk race yang 1 dan ke-2.
Cuaca di hari Sabtu itu cukup cerah setelah pada shakedown dan malamnya diguyur hujan yang cukup deras. Heat 1 pun segera di mulai dengan kelas UTV yaitu G1.2 atau kelas UTV Production Stock 801-1000 cc
Dimana di kelas ini CGRT menurunkan 2 UTV nya yang di piloti oleh H. Andi Syahrudin/Gaston dan juga Henry Dunan/Dani.
Yang pertama turun adalah pasangan H. Andi/Gaston
H. Andi/ Gaston pun melesat dari garis start dengan cukup menyakinkan di pagi hari itu
Lalu mulai memasuki kawasan perbukitan dengan sebuah hairpin atau u-turn yang cukup besar namun dalam posisi uphill.
Dan dengan sedikit sentuhan counter steer, maka H. Andi berhasil membuat UTV 4WD ini bersideways ria di uphill hairpin tersebut.
Lalu diakhiri dengan flying finish di table top
Hasilnya pasangan H. Andi/Gaston berhasil mencetak waktu di SS1 4:45.511, SS2 05:19.495, SS3 05:00.598, dan akhirnya SS4. 04:21.145. Dengan total waktu tempuhnya 19:26.750 tersebut membuat pasangan ini tersebut duduk diposisi ke-11 di kelas G1.2 dari 19 peserta yang bertanding.
Pasukan CGRT yang ke-2 bertarung di kelas G1.2 selanjutnya adalah pasangan Hendri Dunan/Dani
Hendri Dunan ini merupakan mantan pembalap adventure offroad JRT bersama Yuna, dan Hari. Prestasinya pada tahun lalu adalah juara adventure offroad bersama Hari. Di musim balap 2015 ini, Dunan pun berpasangan dengan navigatornya Dani.
Mengawali start SS1 dengan didukung cuaca yang cukup cerah dan juga lintasan yang cukup kering, memberikan keuntungan tersendiri bagi Dunan/Dani yang menggeber UTV Polaris RZR 1000 cc
Dunan pun mendapatkan grip yang dibutuhkannya untuk bisa mendapatkan waktu tempuh yang cukup tajam dan kecil di setiap SS nya.
Saya sendiri melihat Dunan adalah seorang pembalap yang cukup aggresive, control pada throttle gas dan streeringnya pun cukup bagsu hingga membuat racing line yang dibuatnya hampir seperti mobil touring.
Dan akhirnya Hendri Dunan/Dani berhasil menduduki posisi 1 di kelas G1.2 dengan total waktu tempuhnya 18:12.987 dan best timenya di SS ke 4, yaitu 04:18.074
Beralih di kelas 4 cylinder , yaitu kelas G3.2 (4 cylinder 1001 up to 2500 cc full modifikasi) yang dipenuhi oleh mobil Suzuki Jimny. Ada pasangan Facrul S/Edwyn Tedja yang mengendarai Suzuki Jimny.
Facrul Sarman merupakan promotor ajang sprint rally dan speedoffroad yang bernama Speedmaster dibawah bendera Cakra Racing Project. Facrul juga seorang komisi speedoffroad IMI 2013. Sementara Edwyn Tedja sendiri adalah seorang pebisnis media dan juga pembalap touring
Dengan nomor start 95 pasangan Facrul/Edwyn ini pun langsung melesat meninggalkan garis start memulai SS1 nya.
Jimny ini tampak begitu ringan ketika melewati jalan track yang downhill yang di selingi dengan acara over jump.
Walaupun di beberapa track masih basah akibat hujan semalam hingga membuat beberapa peserta oversteer, namun pasangan ini lambat tapi pasti bermain aman hingga menuju garis finish.
Total waktu tempuh pasangan Facrul/Edwyn ini adalah 21:26.142 dengan best time mereka di SS1 yaitu 05:09.332. Pasangan offroader ini pun hanya mampu bertengger diposisi ke-8 di kelas G3.2
Bukan namanya Perfourm.com jika tidak jelalatan kemana-mana alias ikut balapan mengelilingi track JRT ini. Saya pun meniatkan diri untuk naik ketas puncak bukit atau sirkuit paling atas dari sirkuit JRT ini. And trust me guys, ini adalah sirkuit yang paling ganas yang pernah saya datangi. Ganas menyiksa fisik an mental saya ketika naik dari bawah hingga ke atas.
Jika kita berbicara motorsport photograper terutama yang berbau balapan off the road seperti rally dan speedoffroad atau offroad, maka disini bukan lagi kita berbicara mengenai teknik memphoto yang bagus. Tapi sudah masuk dalam urusan endurance fisik dan mental. Dan kami di perfourm punya moto “Pantang pulang sebelum memory, batrei, peserta, atau bahkan acara selesai” . Tapi jujur saja ini adalah pekerjaan untuk 2 orang, bukan 1 orang. Karena one man show terlalu besar untuk sirkuit dan medan seperti ini. Untuk Speedoffroad atau rally seharusnya saya berduet dengan Adhy.
Masuk di kelas G4.2 atau 6 Cylinder injection, tempat dimana berkumpulnya mobil yang dulunya tidak laku karena boros dan juga spare partnya mahal. Namun semenjak event speedoffroad ngehits, populasi mobil ini dijalan pun semakin langka alias berkurang.
Dikelas G4.2 ini CGRT di wakilkan oleh 2 orang pembalapnya yaitu Hairul yang berpasangan dengan Ardhito.
Hairul pun langsung menggeber Jeep Cherokeenya meninggalkan garis start memasuki over jump setelah garis start.
Lalu kemudian melewati area downhill yang terdapat over jump juga. Cheeroke ini pun akhirnya bisa terbang, meskipun tidak seberapa tinggi
Lalu naik katas bukit tertinggi dari track sepanjang 2,5 km ini, dimana dibagian inilah area track yang paling kering dan gersang yang dipenuhi dengan pasir yang bercampur bebatuan.
Sehingga menciptakan badai debu ketika beberapa mobil melintasinya.
Dari uphill lalu downhill menuju ke tengah lintasan lagi. Hairul pun turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Pasangan ini pun berhasil mencetak waktu 5:14.621 di SS1 dan 4:59.678 di SS2
Namun sayangnya ketika memasuki lap ke-2nya di SS ke-3, Hairul/Ardhito terguling tepat di tikungan didepan garis start. Langkah pasangan ini pun berhenti sampai hanya di SS3.
Masuk di kelas diesel double cabin atau G5.1 (diesel 4 cylinder semi modifikasi), CGRT yang berduet dengan TTI atau Toyota Team Indonesia menurunkan 2 mobil Toyota Hiluxnya. Yang bertarung di kelas G5.1 ini adalah pasangan Mustafa/Tinton.
Namun perjalan panjang dan nasib kurang beruntung menimpa pasangan ini semenjak dari SS1 dan SS2. Mesin Toyota Hilux mereka mendadak ngadat ketika baru saja start, hingga akhirnya harus berhenti 200 meter setelah garis start.
Dan akhirnya dipaksakan untuk jalan keluar lintasan supaya tidak mengganggu jalannya balapan hari itu. Di SS 1 Mustafa/Tinton D.N.F alias Did Not Finish. Sementara di SS ke-2, pasanga ini D.N.S alias Did Not Start karena problem pada mesin mereka belum sembuh.
Akhirnya pada ke esokan harinya setelah malamnya para mekanik CGRT begadang menyelesaikan problem pada mesinnya, Hilux ini pun bisa start di SS3 dan mencetak waktu 5:16.751
Namun kalo saya lihat Hilux ini masih belum 100% sembuh dari penyakitnya, lajunya masih terlihat cukup pelan dibandingkan pesaing lainnya. Mustafa/Tinton pun akhirnya menutup SS ke-4 mereka dengan catatan waktu 5:35.763. Dan total waktu tempuh mereka selama 4 SS yang dipertandingkan adalah 27:17.627. yang menempatkan mereka berdua di posisi ke-3 di kelas G5.1
Toyota Hilux ke-2 dari team CGRT feat. TTI ini adalah Albertus Hariono atau Hari yang berpasangan dengan Tunggul Birawa yang bertarung di kelas G5.2 (diesel 4 cylinder full modifikasi diesel )
Hilux bertenaga 240 HP ini pun akhirnya terbang lagi di hadapan saya.
Walaupun kelas diesel double cabin ini atau G5.1 dan G5.2 baru saja memulai kickoff di seri 1 ini, namun feeling saya mengatakan bahwa someday kelas ini akan booming. Alasaannya simple, mobilnya baru saja keluar dari pabriknya, bodynya segede gaban, larinya juga lumayan kencang, dan satu lagi mobilnya masih berbentuk mobil yang ada dijalanan, apalagi ditambahkan livery. Dan inilah 1t debut Toyota Team Indonesia di luar lintasan aspal (touring dan slalom). “Tahun ini TTI ikut mensupport Pak Hariono yang turun di kelas G5.2. Cukup surprise juga karena balapan di speed off-road khususnya kelas diesel seru. Ini sungguh menarik,” komentar Memet Djumhana – General Manajer Toyota Team Indonesia
Persaingan ketat di kelas G5.2 ini pun terjadi antara Hariono/Tunggul dari team CGRT feat TTI dengan Andi Baihaki/Yasin Fadilah dari BJM Racing Team yang mengendarai Mitsubishi Triton (lajur kiri). Ke-2 double cabin ini selalu side by side dan saling menempel ketat sepanjang jalan di SS ke-3.
Namun sayangnya memasuki lap yang ke-2 , Andi Baihaki/Yasin Fadilah dari BJM Racing Team dengan Mitsubishi Tritonnya terbalik di tikungan depan garis start.
Hingga akhirnya memberikan advantage kepada Hari/Tunggul untuk menyelesaikan SS3 itu seorang diri dan mencetak waktu 5:03.854
Dan akhirnya di SS4 Direktur Utama SMN Sport ini berhasil mencetak waktu 4:38.739 yang berhasil mengantarkannya ke posisi ke-2 di kelas G5.2 dari 6 peserta dengan total waktu tempuh 18:56.146
Naik ke kelas G6.1 atau Free For Allnya UTV atau 2 cylinder, ada drg. Putu Indra yang berpasangan dengan omnya sendiri yaitu Ananto.
Pasangan drg. Putu/Ananto ini merupakan runner up juara nasional group UTV IXOR 2014 sewaktu masih bergabung di Nav-Sat Racing Team.
Jika tahun kemaren menggunakan Polaris RZR 900 NA atau Natural Aspirated standart, maka di tahun ini pembalap yang di sponsori oleh Pertamina Fastron (Personl Sponsor) mendapatkan mobil lungsuran dari Hariono SBM yaitu sebuah Polaris RZR 900 yang sudah di doping dengan Garret Turbo dengan Tial external wasgate.
Tenaga yang dihasilkan cukup beringas daripada versi NA nya. Namun UTV yang baru saja ditest drive pertama kalinya pada shakedown Jumat kemaren, masih saja menggoda drg. Putu/Ananto.
Mulai dari mesin yang mendadak berasap atau terbakar ketika sedang bertanding di SS1. Penyebabnya adalah saluran atau selang pembuangan uap oli mesin atau oil catch tank lepas dan akhirnya menyambar exhaust atau turbo, hingga mampu menyulut asap atau api. Namun akhirnya berhasil dipadamkan dan bisa melanjutkan balapan.
Namun sayangnya ketika SS2 ketika Putu merasa setingan mobilnya sudah pas dan menyatu dengannya, UTV ini pun berhenti ditengah jalan, hingga UTV nya pun di geret ke tepi lintasan bergabung dengan Mitsubishi Pajero Sportnya Rifat Sungkar.
Selidik punya selidik ternyata rimsnya pecah yang bagian sebelah kanan belakang. Selidik punya selidik lagi rimsnya ternyata KW alias Taiwan.
Akhirnya pasangan drg.Putu Indra/Ananto ini harus berjalan kaki ke paddoknya CGRT
Offroader ke-2 yang bertarung di kelas G6.1 atau FFA 2 cylinder ini adalah pasangan H. Atuy Faturahman yang berpasangan dengan Indra Artanto.
Track record dari H. Atuy pada tahun lalu cukup mengesankan, yaitu berhasil menjadi juara 1 kelas G4 nasional 2013 dan juga juara ke-2 FFA Nasional IXOR’14 SMN
Setelah menyelesaikan musim balap 2014 nya bersama Jhonlin Racing Team, kini di musim balap 2015 H. Atuy bergabung dengan team Citra Group Racing Team.
Dengan bermodalkan sebagai juara 1 G4 2013 dan juga runner up atau juara 2 FFA nasional IXOR SMN 2014, H. Atuy pada seri pembuka kali ini tampil dengan cukup menyakinkan.
Performance dari Polaris RZR 900 yang sudah didoping dengan Garret turbo kit plus Tial External wasgate ini juga cukup gahar, terbukti dengan catatan waktunya dari SS1 hingga SS3 selalu menempel ketat Polaris 1.000 cc turbo milik Doug Mittag (gapnya 10-15 detik, H. Atuy di posisi ke-2).
Hingga akhirnya di SS4, H.Atuy berhasil meninggalkan offroader dari USA itu dengan cukup jauh di tengah track yang basah dan berlumpur akibat hujan deras yang mengguyur. Yaitu 4:14.806, sementara si Dough terlihat belepotan ketika bertemu dengan track basah (05:31.053)
Walaupun secara waktu H. Atuy mendapatkan gap yang cukup jauh dari pesaing utamanya di kelas G6.1 yaitu Daug Mittag, namun di SS4 ini H. Atuy mendapatkan perlawanan dari monster Cobra ex tunggangannya H. Sam, yaitu mobil full tubular dengan mesin 2JZGTE yang saat ini ditumpangi oleh adik kandung dari H Sam yaitu H. Sudirman/Aldian
Track yang berliku itu memberikan advantage untuk mobil kecil dan bertenaga sedang seperti UTV nya H. Atuy, hingga membuatnya berhasil memenangkan duel ini dengan gap waktu yang cukup tipis yaitu 00.060 second (Anda bisa melihat sendiri moncong 2JZ H. Sudirman tepat berada di belakang H. Atuy sewaktu flying finish.
Kembali ke paddock Citra Group Racing team, tampak Team Manajer Komenk (kiri) dan Kiki (kanan) tampak sibuk memanage team ini mulai dari logistik, akomodasi, race support, hingga time schedule dari masing-masing pembalap.
Hampir sama di setiap motorsport lainnya adalah board yang berisi time schedule beserta daftar peserta setiap kelas, waktu start, dan juga hasil dari setiap ss per kelasnya yang bisa dijadikan acuan untuk setiap pembalap.
Dan tentu 1 board khusus untuk team itu sendiri, supaya kita bisa melihat gap waktu dari masing-masing pembalap supaya mungkin bisa terjadi diskusi atau sharing sesama pembalap untuk bisa memperbaiki catatan waktunya
Dan yang sedang bersiap untuk mengadapi champ of the champ atau SS5 dan SS6 adalah H. Atuy.
Para crew mekanik CGRT pun bekerja extra cepat untuk mengservis Garrett Turbo dengan Tial external waste yang sedikit rewel di SS4 tadi.
Di belakang para mekanik CGRT tampak H. Atuy yang dengan serius dan tegang melihat persiapan yang dilakukan oleh crew mekaniknya supaya dia bisa bertarung di kelas nerakanya Speedoffroad ini. Maklum saja di kelas champ of the champ isinya terdiri dari beberapa offroder yng tercepat di kelasnya (diambil 20 peserta dari total waktu tempuh tercepat). Alias kelas FFA atau Free For All. Sementara H. Atuy/Indra sendiri merupakan juara 1 di kelas G6.1 atau FFA 2 cylinder.
Selain H. Atuy, Hendri Dunan juga ikut masuk ke babak champ of the champ atau SS5 dan SS6. Hendri/Dani adalah juara 1 di kelas G1.2 atau UTV standart.
Walaupun Hariono/Tunggul adalah juara ke-2 di kelas G5.2 (diesel full modifikasi), namun catatan total waktu tempuhnya masih diluar 20 besar, sehingga terpental dari area 20 besar.
Sementara drg. Putu Indra? Dia cukup duduk manis dan santai di paddock, karena UTV nya jebol mesinnya setelah insiden pecah rims kemaren di SS2. Sepertinya urban legend mengenai mobil angker ini benar, yaitu selalu trouble dan tidak pernah finish itu benar.
Selagi menunggu SS5 dan SS6 dimulai, saya pun menyempatkan diri untuk ber ac ria didalam paddocknya CGRT. Saya pun menemukan race suit milik dari Hariono yang berupa OMP race suit dengan bordiran TTI ditengahnya.
Beberapa saat sebelum SS5 dimulai, CGRT pun kedatangan tamu yaitu Rifat Sungkar yang juga gagal menyelesaikan race kali ini dengan sempurna. 2 mobilnya pun rontok di Shakedown dan SS2, sehingga membuatnya menjadi penonton di SS3 hingga SS6.
H. Atuy tampak sudah bersiap sedia di mobilnya bernomor lambung #59 Dorisfa yang merupakan singkatan nama dari ketiga anaknya
Dan yang tampak sudah siap perang adalah Hendri Dunan / Dani yang akan mencoba peruntungannya bertarung dengan monster-monster speedoffroad diatasnya.
Langit pun tampak sudah mulai mendung dimana-mana, dan seketika langit diatas sirkuit pun berubah menjadi gelap. tampaknya sang pawang hujan sudah mulai lelah.lol
Dan akhirnya hujan deras yang disertai dengan badai angin pun menerpa sirkuit yang berada dia atas bukit dan lembah ini. But the Show must go on. Dan dalam kondisi ujan yang lumayan deras dan lintasan yang berubah menjadi lumpur yang cukup licin pasangan Hendri Dunan/Dani berjuang cukup keras menyelesaikan SS5 dan SS6 nya. Beberapa kali UTV nya under steer ataupun over steer dan akhirnya naik ke atas tanggul ketika bertemu dengan tikungan.
Namun akhirnya Hendri/ Dani hanya memilih menyelesaikan SS5 nya saja (05:26.810). Hendri memilih untuk D.N.S atau tidak start di SS6 karena di SS5 dia tidak bisa melihat lintasan dengan jelas akibat lumpur dan embun pada helmnya.
Lanjut setelah pasangan Hendri/Dani, kini waktunya pasangan H. Atuy/ Indra yang beraksi di SS5 dan SS6. Sama seperti Hendri, H. Atuy pun terlihat sering mengalami oversteer ataupun understeer ketika menghadapi tikungan.
Namun H. Atuy pun pantang menyerah dalam menghadapi ganasnya cuaca dan track sore hari itu. Dan akhirnya berhasil meninggalkan pasangan Ijeck/Uce dari 7Sodara dengan mobil V8 nya pada SS6. H Atuy/Indra akhirnya berhasil menyelesaikan SS5 dan SS6 dengan total waktu tempuh 10:25.692 (terpaut 31.327 detik dengan juara 1 yaitu TB Adhi/M. Lutfi dari HRVRT). Dan mengantarkan pasangan ini ke posisi ke-9 dari 20 peserta champ of the champ.
Karena hari sudah gelap, dan juga hujan masih membasahi JRT Sirkuit, maka diputuskan penerimaan piala dilakukan di hotel Ebony jam 7 malam.
Mengawali penerimaan piala untuk team CGRT ada pasangan Hendri Dunan dan Dani Ristan yang berhasil keluar sebagai juara 1 di kelas G1.2
Sekaligus juga keluar sebagai juara 1 nasional seri 1 di kelas G1
Sementara pasangan Mustofa/Tinton yang bertarung di kelas G5.1 (diesel semi modifikasi) berhasil keluar sebagai juara ke-3 dikelas G5.1
Naik 1 tingkat di kelas G5.2 atau diesel full modifikasi ada pasangan Albertus Hariono dan Tunggul Birawa yang berhasil keluar sebagai juara ke-2 di kelas G5.2
Sekaligus menjadi juara ke-2 nasional seri 1 di kelas G5
Lalu beralih di kelas G6.1 atau FFA 2 cylinder ada H. Atuy dan Indra yang berhasil meraih podium 1
Dimana anaknya yang paling kecil, Ating ikut juga naik ke atas podium untuk menerima medalinya Indra sang navigator Anaknya. Sepertinya ada calon offroader atau pembalap dimasa yang akan datang.
Sementara untuk kejuaran nasional team, Citra Group Racing Team dengan ke-4 pembalap utamanya : H. Atuy/Indra, Hendri Dunan/ Dani Ristan, Putu Indra/Ananto , Hariono/Tunggul, drg. berada di posisi ke-2 (total point 36), dibawah HRVRT (45 point), dan diatas 7 Saudara (35 point)
Setelah acara peneriman piala berakhir, itu berarti para peserta akan move on ke round 2 yang akan diadakan di Serang, Banten 9-10 Mei 2015. Namun tampaknya drg. Putu Indra gagal move on alias menjadi Magamon atau Manusia gagal Move on.
Kelar acara penerimaan piala, saya bersama Om Ananto berangkat menuju ke Banjarmasin untuk mengejar pesawat jam 7 pagi. Kami pun berangkat melewati jalur darat selama 3,5 jam dengan kondisi jalanan yang sudah seperti medan rally, dengan hutan dimana mana dan gelap gulita serta supir Avanza yang sudah seperti pembalap touring ( normal 5 jam)
Dalam keadaan teler akibat naik mobil sejuta umat dengan medan yang seperti track rally gravel bercampur tarmac, saya pun naik pesawat jam 7 pagi ke kota Surabaya. Tak lupa agar terlihat kekinian dan ngehits seperti para pramugari yang mengirimkan surat cinta dari ketinggian 13.000 kaki diatas permukaan laut. Maka saya tak mau kalah dengan membikin tandingannya berupa surat cinta Perfourm kepada pembaca setianya dari kecepatan 800 km/h.
See you again in Serang, Banten 9-10 Mei 2015 with Citra Group Racing Team
CGRT Sponsors :
– UTV Indonesia
– SBM (Sinar Bintang Mulia)
– #59 Dorisfa
– RPM (Riyan Pratama Mandiri)
– CMP Motorsport
– TTI (Toyota Team Indoneisa)
– Pertamina Fastron ( drg. Putu Indra personal sponsor)
-Bayu Sulistyo |nyonk
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com