Great racer are not born great, they grow great. Sepertinya quotes itu lah yang pas untuk menggambarkan pembalap muda atau ABG berumur 17 tahun ini ketika menghadapi babak kick off dari gelaran ETCC 3000 Promotion pada seri 1 ISSOM 2015 pada 10-12 April 2015 yang lalu. Arya Karistianto a.k.a The Flying Kid berhasil menunjukkan kepada kelasnya sebagai pendatang baru di kelas Seeded dengan berhasil meraih podium 1, walaupun dia harus memulai start dari dalam pit. And trust me guys..this kid is flying high.
Di musim balap 2015 ini Arya Karistianto pun secara resmi memakai baju kebesaran atau livery dari bengkel tempat BMW E36 nya berlabuh, yaitu AHT Garage atau After Hour Tuning Garage yang terletak dikawasan BSD atau Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.
Body E36 milik Arya ini pun memakai livery baru dari team AHT Garage yang terlihat seperti lukisan abstrak pop art yang sangat kental dengan nuansa rebel dengan sentuhan warna dominan berupa pink, biru muda, dan biru. Sponsor yang melekat pada Arya pun masih tetap seperti pada musim lalu (2014), yaitu Ultra Racing, Millers Oils Indonesia, dan Perfections Window Film.
Pada seri ini juga Arya mendapat spare part baru dari Ultra Racing berupa Ultra Racing front strutbar yang khusus untuk mesin inline 6 2.5 Lt yang sudah di stroker menjadi 3.0 Lt BMW E36.
Berbekal gelar sebagai runner up atau juara ke-2 ETCC 3000 Master 2014, pembalap yang masuk ke dalam line up pembalap Team Perfourm Motorsport ini berhasil mendapatkan beberap sponsor barunya berupa Drive M7 Energy Drink, MBN Rally Team, dan juga Mig Me social media. Arya pun mendapatkan baju baru untuk E36 nya berupa aero kit baru yang lebih agresif dan lebar pada fendernya untuk mengisi sepatu barunya berupa 18’inch rims.
Dan tentu saja di musim balap 2015 ini, Arya akan di support penuh oleh AHT Garage yang juga bertindak sebagai sponsor racing support yang di komandani oleh Regi Fiandisa.
Dan pada musim balap 2015 ini status dari The Flying Kid ini adalah sebagai pembalap seeded, padahal Arya baru turun selama 1 tahun kemaren. Atau karena mungkin pembalap dari team AB Motorsport ini di tahun pertamanya sudah berhasil menggondol titel runner up nasional ETCC 3000 Master?
Selain livery mobil yang baru, sponsor baru, front strut bar baru, ada satu lagi yang baru dan membuat saya iri. Yaitu racing shoes nya Arya yang baru. Sebuah Adidas Daytona berwarna emas yang mempensiunkan OMP racing shoesnya. Love that shoes, so bling bling.
New shoes, new sponsor, and new livery bisa menjadi membuat semangat baru untuk pembalap yang tahun ini lulus SMA. “Seneng banget rasanga bisa mendapatkan livery dan sponsor baru, itu berartigue udah dipercaya sama sponsor-sponsor besar. Semoga kedepannya banyak sponsor-sponsor besar yang akan mempercayakan gue sebagai pembalapnya” terang Arya.
Sebelum masuk ke dalam cockpit E36nya, Arya pun terlihat meminum Drive M7 Energy Drink yang akan memboost up tenaga dan konsentrasi Arya selama 12 lap atau sekitar 47,58 km atau sekitar 30 menit penuh dengan tons of g-force dan tentu saja dehidrasi.
Ada cerita dibalik layar tentang perjuangan Arya sebelum dia bisa masuk kedalam cockpit dan memakai OMP helmetnya ini. Pada hari Jum’at sewaktu scrutineeringnya. OMP helmetnya terkena teguran dari panitia scrut karena sudah expired . Arya helm ber Snell 2005, sementara panitia scrut meminta minimal Snell 2010 .Lalu pemadam kebakaran atau apar meterannya harus diujung bukan ditengah. “ pemadam kebakarannya belum expired, namun helm sudah dianggap expired. Ya ga papa , next event gue Stilo ST4W pengennya Stilo ” terang Arya.
Lalu pada saat latihan pedal kopling tidak mau balik. Alhasil Arya pun hanya sebentar saja melakukan babak latihan di hari Jum’atnya karena begitu masuk ke dalam pit crew AHT Garage langsung mengganti master kopling atas, master kopling bawah, dan juga selang kopling yang branded. Namun sayang sewaktu qtt pada Sabtunya, penyakit pedal kopling yang tidak mau balik kumat lagi. Akhirnya Arya melakukan QTT dengan keadaan mobil tidak fit 100 %. Yang terpenting bisa mencari waktu terbaik untuk penentuan grid yang berguna pada esok hari alias Race day.
Masalah menjadi semakin rumit dan complicated karena masalah ada miss communication dengan petuga scrut yang menganggap KIS (Kartu Ijin Start) Arya belum diserahkan (padahal sudah), hingga membuat transponder belum terpasang di mobilnya ketika akan melakukan qtt. Diwarnai dengan aksi sedikit marah-marah Arya menyelesaikan QTT dengan mobil yang belum fit pada bagian transmisinya dengan mencetak best timenya 1:54
Masalah semakin ribet bin ruwet ketika menyangkut berat kendaraan. E36 Arya setelah qtt baru dikabarin under weight atau terlalu ringan untuk pembalap kelas seeded yang batas minimalnya adalah 1275 kg, sementara berat E36 nya adalah 1245 kg. Jadilah crew AHT Garage menambahkan beban sekitar 40 kg atau 2 buah pack atau sak beras berukuran 20 kg/pack. Jadi total berat E36 Arya menjadi 1285 kg (belum termasuk bensin yang 1 lt = 1kg)
Akibat masalah under weight yang menimpa Arya setelah QTT, akhirnya Arya pun dihukum tidak boleh start dari garis start ( grid ke-14 ), tetapi start dari dalam pit
Membawa berat lebih sekitar 10 kg lebih berat berat minumum pembalap seeded (1275 kg belum termasuk bensin yang 1 lt = 1kg), start dari dalam pit, dan yang terakhir adalah masalah koplingnya yang belum fit. Padahal crew AHT Garage sudah mengganti master kopling atas, master kopling bawah, dan juga selang kopling yang branded. Dan juga mengganti clutch atau kampas koplingnya dengan yang baru. “Mobil sudah kembali seperti semula , namun belum fit kaya dulu. Ban juga sisa setengah setelah habis dipake pada practice day dan qtt. “Rasanya kesel, drop, tapi juga emosi pengen buktiin kalo gw bisa menyelesaikan race ini dari manapun juga ,kaya dari start dari pit” terang Arya.
Dengan berbagai masalah yang menimpa Arya, akhirnya The Flying Kid ini start dari dalam pit sesaat setelah peserta ETCC 3000 Novice melewati garis start. Laksana pembalap drag race,Arya pun langsung flat out ketika marshall mengibarkan lampu hijaunya
Bocah berumur 17 tahun yang baru lulus SMA ini pun langsung pedal to metal mengejar rombongan ETCC 3000 yang berjarak cukup jauh di depannya. Target pertama nya adalah rombongan ETCC 3000 Novice.
Dengan aero kit baru, rims yang lebih lebar, serta Ultra Racing front strutbar membuat E36 ini begitu rigid di setiap tikungan. Arya pun terlihat begitu menempel dengan track yang memberikannya keuntungan untuk bisa sedikit menambah kecepatannya ketika menikung.
Tak membutuhkan waktu lama Arya untuk menemukan rombongan ETCC 3000 Novice. Di lap 5 nya saja Arya sudah mampu menyalip seluruh pembalap ETCC 3000 Novice, yaitu 5 pembalap sekaligus. Arya pun mencatatkan waktunya di lap 1 yaitu 2:09.461
Di lap ke-2 perburuan pun dimulai untuk mengejar rombongan ETCC 3000 Promotion yang merupakan kelas dimana Arya bertanding. Gap antara Arya dan rombongan ETCC 3000 Promotion pun terhitung agak jauh , yaitu sekitar 1 lap. Arya pun langsung flat out seorang diri di lap ke-2 dan mencetak waktu 1:54.381
Masuk di lap ke-3, perburuan sebenarnya pun di depan mata. Rombongan ETCC 3000 Promotion yang berisi 4 pembalapnya terlihat di depan mata, satu- persatu Arya menyalipnya. Dan akhirnya tepat di S besar, Arya pun terlibat dog fight dengan Suraj R. Mukhi dari team D’Spec Motorsport dengan E46 nya.
Dan akhirnya Arya pun berhasil melewati Suraj di S besar dengan membalap seperti orang ke setanan.
Ke-2 orang tua Arya yang berada di balik tembok pembatas di S besar pun terlihat begitu bersemangat sekaligus sport jantung atau deg-degan tingkat tinggi ketika melihat putra kesayangannya memutari sirkuit sentul seperti orang kesetanan, bahkan terlibat dog fight di S besar yang akhirnya berhasil membuat putra mereka memimpin di kelas ETCC 3000 Promotion.
Arya pun mulai berusaha meninggalkan Suraj dan juga rombongan ETCC 3000 Promotion di belakangnya ketika mulai keluar dari tikungan terkahir atau R11.
Check out the Video of hunt down…
Arya pun mencatatkan waktu di lap ke-3 yaitu 1:55.340
Lap demi lap pun Arya lalui seorang diri. Gap nya yang cukup jauh dengan Suraj yang menempati posisi ke-2, membuat Arya bermain aman
Bermain Aman disini adalah menghemat mesin, karena sudah 1 tahun semenjak Arya mengikuti event ETCC 3000 Master tahun lalu belum pernah turun mesin. Disamping gap dengan rombongan ETCC 3000 Pro yang cukup jauh, ban Arya pun sudah habis, sehingga membuatnya tidak terlalu memacu mobilnya dengan kencang.
Hanya cukup sesekali meliat ke spion untuk mengecek jarak antara dia dengan Suraj yang berjarak sekitar 8 detik. Dengan keterbatasan yang ada Arya pun mampu mencetak best timenya 1:53.284 yang merupakan fastest di kelasnya (ETCC 3000 Promotion). Dan akhirnya The Flying Kid berhasil menyelesaikan 12 lapnya dengan finish di urutan ke-13 (umum), dan 1 di kelasnya.
Well kalo ditanya siapakah orang yang paling sport jantung dan deg-deg an melihat aksi bocah berumur 17 tahun itu membalap seperti orang kesetan dengan menyalip mobil-mobil di depannya dengan begitu agresif? Jawabanya adalah rombongan penonton yang berisi keluarga besar Arya (ortu, tante, dan nenek kakek), teman, dan juga Regi dari AHT Garage yang semuanya terlihat begitu tegang selama 12 lap. Namun setelah Arya melewati bendera finish, sport jantung pun berubah menjadi senyum dan canda tawa….termasuk juga saya
“I’m Number one.. im number one” teriak Arya dalam cockpitnya sesaat setelah finish. Saya hanya membalasnya “lu gila ya…sedeng lo nyetirnya..bikin orang sport jantung…gilaa..you f*cking crazy boy”
Jika Anda pikir ketegangan saya, crew AHT, dan orang tuanya Arya sudah berakhir. Tunggu dulu, kita belum bernapas lega sebelum melewati timbangan ini. Berat awal E36 Arya adalah 1285 kg (belum termasuk bensin) lalu setelah 12 lap beratnya menyusut menjadi 1305 kg. Melihat angka digital pada layar timbangan membuat saya, crew AHT dan juga Ayah Arya langsung berteriak senang karena kemenangan Arya sah. (Berat minimal seeded 12750 kg)
“ it doesn’t matter where you start, what matters is where you finish” well itulah kata-kata yang diucapkan ke saya ketika keluar dari E36 nya dan berpose untuk kemenangannya yang mampu finish di urutan ke-13 (umum) dan 1 di kelasnya.
Dan akhirnya bocah berumur 17 tahun yang start dari pit dengan berbagai macam drama dari practice day hingga race day bisa berdiri tegak di podium sebagai juara 1. Hadiah pun diserahkan oleh Ahmad Sadewa selaku salah satu pendiri ETCC.
Pada hari itu Arya pun berdiri diatas podium 1 lalu diikuti oleh para seniornya seperti Suraj R. Mukhi dari D’Spec Motorsport di podium ke-2, lalu ke-3 ditempati oleh A. A Erga dari R. G Motorsport, dan akhirnya di podium ke-4 ada Peter Fres dari Racetech Team.
It was an awesome race by this flying kid. Penuh dengan drama yang membuat “gejolak kawula muda” nya berapi-api untuk bisa menunjukkan dia bisa. Dan ternyata dia bisa.
Dan tentu saja dia bisa karena orang-orang hebat di belakangnya yang mendukungnya dari awal balapan hingga bendera finish dikibarkan, yaitu crew AHT Garage.
Dan juga sponsor yang sudah ikut mensupport Arya seperti Millers Oils, Ultra Racing, Perfections Window Film, Drive M7 Energy Drink, Mig Me, AHT Garage, MBN Rally Team, dan Perfourm.com.
See ya in round 2 with the Flying kid..
Arya Karistianto sponsored by :
-Perfections Window Film
-Ultra Racing
-Millers Oils Indonesia
-AHT Garage
-Drive M7 Energy Drink
-Mig Me
-MBN Rally Team
-Bayu Sulistyo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com