Sentul tampaknya benar-benar on fire pada tahun 2015 ini. ABM Enterprise tampaknya benar-benar membuat sirkuit kebanggan bangsa Indonesia ini menjadi semakin hidup dengan hadirnya salah satu balapan one make race Lamborghini Gallardo, yaitu Lamborghini Jakarta Pertamina Series yang menurut saya serasa menonton balap mobil FIA GT3. Ini adalah kali ke-2 Perfourm hadir di ISSOM sebagai official media partner. And its good to be back here
Perjalanan saya menuju ke ISSOM seri 2 yang diadakan pada tanggal 22-24 Mei 2015 kemaren bukan dimulai dari kota Surabaya seperti biasanya. Kali ini saya memulainya dari kota Medan,karena seminggu sebelum ISSOM saya pun diundang untuk meliput event drag race yang diselenggrakan di lanud Soewondo kota Medan.
Aroma motorsport pun mulai terasa dari luar sirkuit atau jalan tol arah ke kota Bogor jika Anda berangkat pada pagi hari. Anda akan melihat pemandangan langka beberapa mobil balap sedang di gendong atau pun melihat iring-iringan mobil balap yang dinaiki dari bengkelnya hingga Sentul (biasanya mobil untuk kelas Honda atau Brio Jazz Speed Challenge)
“Honey..I’m home” itulah kicauan up date status di media sosial saya setiap kali saya tiba dan menginjakkan kaki di Sentul international Circuit. Dan tak ada yang lebih menyenangkan pagi itu di Sentul selain cuaca yang cerah, langit biru, udara segar dengan sedikit bau racing fuel, mobil balap dimana-mana, dan tentu saja banner Perfourm dimana-mana.
Dan pagi hari adalah waktu yang tepat untuk kita melakukan ritual jogging atau pit walk, karena banyak hal yang unik yang bisa kita temukan di balik sebuah nama motorsport ini.
Anda bisa berjalan-jalan dari satu pit ke pit lainnya dan berjumpa dengan berbagai macam jenis mobil balap dengan mesin import yang aneh bin ajaib dalam mobil lokal yang performancenya naik secara drastis. Dan saya selalu menyukai photo dipagi hari karena sinar mataharinya yg tajam namun lembut.
Dan tak hanya manusia saja yang butuh vitamin D yang terkadung pada sinar matahari di pagi hari. Beberapa mobil juga terlihat sedang menikmati sun bathing di pit mereka masing-masing.
Atau mungkin menjemur helm, balaclava, dan gloves mereka supaya kering dan tidak lembab ketika nanti digunakan kembali.
Atau mungkin melakukan treatment atau perawatan yang sedikit mewah. Dan sepertinya tidak hanya wanita saja yang butuh perawatan , mobil balap juga membutuhkan treatment sebelum diajak bercinta di dalam sirkuit.
Well, tak hanya dunia fashion saja yang bisa melakukan photo outfits. Motorsport ternyata juga bisa, dan bahkan lebih keren daripada berbagai photo outfits yang bertebaran di sosmed. And I think its cool.
Saya juga menemukan satu t-shirt yang digunakan oleh salah satu crew dari Apip yang menggunakan Toyota Corolla AE86 memakai gambar hachirokunya yang diambil dari photo saya tahun lalu. Walaupun watermarknya sudah di hilangkan, namun setiap photographer akan selalu ingat photo yang pernah diambilnya, karena setiap orang pasti punya signature angle yang berbeda-beda. Ya sedih memang watermark nya dihilangkan. Tapi sepertinya habis ini saya harus menagih royaltinya berupa 3 buah kaosnya.
Lain dengan pit utama di bagian atas atau tepi sirkuit, di paddock bagian bawah atau area parking lot sirkuit Sentul kita bisa menemukan berbagai macam mobil classic atau retro
Terutama Japanese nostalgic heroes
Beberapa mobiil baru pun juga muncul dan memulai 1st debutnya di seri ke-2 ISSOM ini. Salah satunya adalah BMW E36 325i standart milik drifter Evan Pratama yang akan digunakan juga oleh rekan satu teamnya asal team Exclusive Achilles, yaitu Lucky Reza. Mereka berdua rencananya akan bertanding dikelas ETCC 3000 dan juga Super Touring Car Championship. And I think..it’s the biggest Perfourm.com sticker on a car I ever seen. Thanks Mr. Cuan….
Dari kubu AHT Garage di seri ke-2 ini bengkel yang bermarkas di BSD ini menghadirkan mainan barunya berupa Mazda RX8 SE3P yang sudah di engine swap dengan mesin Nissan SR20DET. Mesin yang dicomot dari Nissan Silvia S15 ini di modif dengan beberapa part racing seperti CP piston, CP rods, Tomei valve springs & retainers, Tomei Procam 260, AHT Stage 3 porting and polished, FIC 700 cc injectors, HKS GT28RS yang diotaki oleh Microtech LT 10S stand alone ECU ini mampu memuntahkan tenaga sebesar 320 WHP. “Alasan saya memilih RX8 karena chassis nya pendek, sehingga punya karakter agresif dan responsif. Namun kendalanya adalah chassis harus di reinforced karena terlalu flexing mobilnya karena tidak mempunyai pilar B” terang Regi Fiandisa owner dari AHT Garage.
Ada satu mobil yang menjadi favorit saya untuk para pendatang baru atau new comer ini, yaitu sebuah Datsun 510 coupe yang dilengkapi dengan wide fender dan Work equip 03 dengan Yokohama Advan AD08R. Tapi ketika kita pop the hood, Barto dari BAR Speed Jakarta sudah mempersenjatai Datsun ini dengan Honda K20 engine.
So guys..perkenalkan dengan bintang barunya ISSOM 2015. Yaitu Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015.
Yaitu sebuah mobi yang berbasis sebuah Lamborghini Gallardo LP 560-4 yang disulap lagi menjadi ‘Fastest one-make series in the world’ dengan reworked chassis dan body kit atau aerodynamics yang menjadi jubah perang si banteng ini.
Berat mobil yang sudah di sunat menjadi 1.300 kg akibat program diet sekitar 100 -200 kg (berat asli 1.520 kg – 1.430) ditambahkan air jacks
Hingga dapat mengangkat body mobil yang pertama kali diperkenalkan pada Mei 2009 di balap one make race Lamborghini Blancpain Super Trofeo. Pada bagian kaki-kainya, OZ Racing wheels yang dibalut dengan ban Pirelli P-Zero slick (F: 275/645-18 R: 305/660-18), melengkapi Brembo racing brakes system dan Double wishbone dengan grid bushing antiroll bars: Adj. Front (6 positions) Standard Reiter beserta Ohlins TTX36 suspension dan springs yang menjadi standart banteng balap ini. Sementara GT-Wing belakangnya mampu di setting sebanyak 10 posisi/sudut yang disesuaikan dengan karakter lintasan (secara manual)
Well, lupakan soal bagasi untuk super branded tas Anda, karena yang tersisa adalah carbon fiber dan air scoope dimana-mana. Goal nya hanya 1…ton’s of grip
Engine dari Gallardo yang digunakan di Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2105 sendiri sama seperti yang digunakan pada Lamborghini Super Trofeo Asia yaitu bacicnya diambil dari mesin Gallardo LP 560-4 5.200 cc V10 560 PS (412 kW; 552 hp) yang kemudian di tune menjadi 570 PS (419 kW; 562 hp) dengan kompresi yang dinaikan menjadi 12.5:1 yang modifikasi dan tuningnya dilakukan oleh Reiter Engineering group, Jerman.
Interiornya sendiri sudah mengalami program diet besar-besar, dan sejumlah perangkat safety seperti full role cage, six-point safety harness, HANS device compatibility, fire extinguisher, dan juga electric circuit breaker ditambahkan untuk membuat pembalap yang berada didalam banteng ini aman.
Dashboard yang dilapisi suede dengan sentuhan carbon fiber pada beberapa bagian dan tentu saja race dash, membuat banteng ini build to race.
Memelihara seekor banteng sebesar 5.200 cc tentu saja membutuhkan asupan minuman atau racing fuel yang memenuhi standart pabrikan asal Italia ini. Oleh karena itulah racing fuel nya kali ini disediakan oleh Pertamina dengan Pertamax Plus (oktan 95) yang satu paket dengan engine oilnya berupa Pertamina Fastron Platinum SAE 10W-60 yang digunakan Automobili Lamborghini untuk setiap event motorsport yang akan ditangani tim Lamborghini Squadra Corse. Dan yang lebih membanggakan lagi, Pertamina ditahun 2015 ini menjadi technical partner Automobili Lamborghini untuk kegiatan motorsport Lamborghini, yaitu 18 race Lamborghini Super Trofeo di Amerika, Eropa, dan Asia serta GT3 Series. Akhirnya kita tidak kalah juga dan mampu bersaing dengan perusahan minyak negara tetangga yang duluan eksis di dunia persilatan motorsport internasional.
Untuk bannya sendiri menggunakan produk ban dari pabrikan Pirelli Italia yang berjenis P-Zero yang tersedia dalam 2 jenis, yaitu wet tires dan juga slick tires.
Karena mobil ini baru saja datang dari luar negeri, maka ada beberapa surat cinta yang ditempelkan pada bagian atas pintu pembalapnya (left hand driving). Sepertinya ini adalah surat cinta berisi curhatan pembalap kepada sang mekanik.
Line up pembalapnya pun tak main-main, salah satunya adalah pembalap nasional Ananda Mikola yang dulu pernah merasakan panasnya persaingan di balap single seat A1 GP yang bangun dari tidur panjangnya selama 3 tahun dari dunia motorsport. Dan juga Paul Montolalu (tengah) selaku big boss dari ABM Enterprise dan juga ABM Motorsport yang punya andil mendatangkan balapan yang mempunyai title “Fastest one-make series in the world’. Sementara Hendy Prabowo (kanan) pada seri ini hanya turun di ETCC Euro 3000 saja, karena Nissan GT-R R35 nya masih belum sembuh dari problemnya.
Dan juga ada beberapa pembalap veteran atau yang sudah lama berada di dalam cockpit sebuah Lamborghini, yaitu Jimmy Lukita dari team ABM Motorsport yang juga salah satu pembalap dari Lamborghini Jakarta di ajang Lamborghini Super Trofeo Asia Series.
Jika tadi di ajang Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 di ikuti oleh wajah-wajah lama, maka di seri ke-2 ini juga di ikuti oleh pembalap sudah memulai debutnya di seri 1 yang lalu, yaitu Devin Gani dari team S Motorsport dengan Subaru Impreza WRX STI Spec C. Pembalap berusia 15 tahun (kelas 1 SMA) ini akan bertarung di kelas Super Car Championship.
Tak hanya pembalap nasional atau pun pro dan team baru saja yang hadir di rave partynya para speedfreak seluruh Indonesia ini. Beberapa pembalap nasional juga tak ketinggalan membawa anak mereka ke dalam playground bahkan ruang kerja Ayahnya. Saya berani taruhan pasti pepatah yang mengatakan buah jatuhnya tak jauh dari pohon pada anaknya Fitra Eri ini. Tinggal menunggu waktu saja hingga anaknya bisa berada dibalik kemudi sebuah gokart lalu kemudian sebuah mobil.
And as time goes by, sang anak pun siap side by side bahkan head to head dengan Ayahnya. Seperti Gerhard Lukita, anak dari pembalap senior Jimmy Lukita yang baru berusia 15 tahun ini akan memulai 1st debutnya di balap touring bersama team ABM Motorsport dengan BMW E36 di kelas Super Touring Car Championship. Lahir dari balap Gokart menjadi modal utamanya untuk masuk ke jenjang balap professional di Sentul.
Dan bagi pembalap senior atau pembalap senior atau veteran seperti Indra Saksono yang sudah pensiun atau gantung stir, weekendnya pun di isi dengan menemani anaknya, Fino Saksono yang masih aktif balapan. Ya hitung-hitung sebagai team manager sekaligus mengingat bahwa life is fast so why slow.
Boys will always be a boys, sekalipun umur atau fisiknya sudah tua, namun hatinya tetaplah muda alias young at heart. Anda akan menemukan banyak wajah-wajah baby face alias menipu pada beberapa pembalap yang notabene umurnya jauh lebih tua daripada tebakan Anda. Ya, kegiatan yang memicu adrenalin jelas sudah terbukti mampu mengendalikan stres seseorang –hal yang tak bisa Anda hindari di kantor. Ketika Anda melakukan hal yang ekstrim, maka tubuh akan melepaskan sejumlah hormon epinefrin yang dikenal sebagai adrenalin. Fungsi utamanya adalah meningkatkan sirkulasi darah ke otak dan otot. Ketika Anda merasakan Adrenalin, peningkatan produksi epinefrin tersebut membuat detak jantung Anda menjadi cepat dan muncul perasaan gembira. Jika tidak berlebihan, hormon ini dapat memacu kita untuk lebih giat bekerja dan membuat lebih fokus. Saya menamakannya “living in the fast line”. Happy B’day Om Tinton (70) dan Om Endang (60)
Well guys walaupun Anda seorang adrenaline junkies, Anda tak bisa langsung masuk begitu saja dan flat out didalam sirkuit. Ada peraturan yang Anda harus ikuti, dan setiap race atau seri pasti ada do and dont yang baru atau penyempurnaan dari peraturan yang lama. Itulah pentingnya bagi setiap pembalap untuk mengikuti early briefing sebelum race day agar jalannya qtt hingga race nanti berlangsung secara aman dan nyaman, juga tidak merugikan Anda (denda).
Inilah yang menurut saya the real motorsport yang living on the fast line. Tak perduli dengan seberapa tua mobil yang Anda miliki
Dan dengan budget yang terbatas, Anda bisa tetap bisa bersenang-senang dengan mobil kesayangan Anda.
Contohnya pada kelas Mercedes-Benz Club Indonesia Championship yang walaupun mereka tahu mobil mereka jelas lebih tua, berat, dan lambat daripada Benz yang lebih muda dari mereka. Tapi sebanyak 12 dari 20 pembalap masih setia menggunakan Mercedes Benz W114, W123, dan W124 yang lahir pada tahun 1968 – 1995.
Menyenagkan bukan melihat mobil oldschool yang identik dengan mobil bapak-bapak bisa berlalri kencang, main kucing-kucingan atau dog fight sesama mobil tua. Thats the spirit of motorsport..having fun with your car.
Dan akhirnya pertarungan selama 10 laps atau 36,65 km di kelas Mercedes- Benz Indonesia Club Championship itu dimenangkan oleh Haridharma Manopo dengan MB W202 dengan best timenya 1:52.680
Beralih ke kelas selanjutnya ada ETCC atau Euro Touring Car Championship yang masuk dikelas Euro 2000 dimana didalam kelas ini berisi mobil-mobil pabrikan Eropa yang ber cc 2000. Mulai dari BMW, Mercedes-Benz, dan Peugeot pun bertarung di kelas ini.
Terhitung sekitar 22 stater bertarung di kelas yang merupakan 1 level dibawah Euro 3000. Mulai dari pembalap oldschool seperti Andre Dumais dari team D’Spec Motorsport
Hingga young guns Zharfan Rahmadi dari team D’Spec Motorsport yang kali ini ditemani oleh pembalap asal Suroboyo Nanang Hamdani dari team D’Spec Motorsport yang kali ini berubah menjadi Bernie Ecclestone nya ISSOM akibat BMW E46 nya tidak bisa mengikuti race day.
Senang rasanya bertemu dengan orang satu kampung atau daerah yang juga ikut ISSOM, terutama yang berasal dari kota Suroboyo atau Jawa Timur. Seperti Eko Bambang dari team Jagal kota Kediri yang kali ini naik pangkat naik BMW E36 daripada VW Beetle atau kodoknya.
Kebanyakan dari kita pasti berpikir..Peugeot? for race? Hell no. Anda memang belum pernah datang dan menyaksikan sendiri aksi dari mobil yang dianggap siput dan bapak-bapak ini beraksi di lintasan Sentul. Saya saja kaget, ternyata bisa juga mobil pabrikan Perancis ini diajak ngebut. Bahkan Romy Tahrizi dari team Ganteng Racing Team dengan Peugeot 405 nya berhasil duduk dipodium ke-2 Euro 2000 dengan best timenya 1:55.245. Peugeot?sure
Dan di depan Romy Tahrizi dari team Ganteng Racing Team dengan Peugeot 405 nya atau juara 1 Euro 2000, ada Andre Dumais dari team D’Spec Motorsport dengan BMW E36 nya dengan best time 1:53.884
Di kelas Honda Jazz atau Brio Speed Challenge saya pun bertemu dengan muka yang tak asing tau familiar bagi saya, yaitu Luckas Dwinanda dari team Engine+ Jakarta. Ternyata tuner yang biasa main drag race ini kakinya gatel juga untuk ikut balap touring dengan Honda Brio 1300 cc nya.
Balapan one make race Honda Jazz Speed Challenge dan Honda Brio Speed Challenge ini memasuki tahun ke-10 semenjak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2006 dengan Honda Jazz GD3
Dan akhirnya berevolusi menjadi Honda Jazz GK5 yang merupakan generasi ke-3 dari keluarga Honda Jazz. Beberapa pembalap dan tim pun sudah mulai mempensiunkan GE8 nya dengan GK5 ini. Seperti team Honda Racing Indonesia dan juga Honda Bandung Center Racing Team.
Untuk tahun 2015 ini GE8 masih boleh digunakan hinng akhir seri ke-6 HJSC 2015. Yang berarti pada tahun 2016 nanti, GK5 wajib digunakan di HJSC 11.
Untuk Honda Brio Speed Challenge sendiri ini adalah tahun ke-3 nya semenjak ketika pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012 yang lalu. Pesertanya pun semakin bertambah baik dikelas 1200 cc dan 1300 cc (16 peserta)
Bisa dibilang ini adalah kelas untuk pemula yang benar-benar pemula dan baru pertama kali ikut balap touring. Kenapa? Karena mobilnya pun terhitung jinak dan mudah dikendalikan bagi para new comers. Mungkin setelah 1 atau 2 tahun disini, mereka bisa naik kelas balapan di kelas yang ber cc lebih besar diatasnya.
Contoh paling gampangnya adalah H.M Kurdi atau Jikur dari team B16 AP Speed dengan Honda Brio 1200 cc nya. Pembalap asal pulau garam atau Madura ini hampir tiap seri naik diatas podium Brio 1200. Padahal ini adalah balapan yang ke-3 dari ISSOM seri ke-6 pada 2014 yang lalu. Latihannya pun terhitung jarang. Walaupun jarang latihan peengusaha asal pulau Madura ini berhasil duduk di podium ke-3 di kelas Brio 1200 dengan best timenya 2:04.124
Sementara Luckas Dwinanda Engine+ yang baru memulai 1st debutnya di balap touring dengan Brio 1300 nya ini berhasil finish dan duduk di podium ke-5 kelas Brio 1300 dengan best timenya 2:02.440
Brio 1200 pada race kali itu dimenangkan oleh Uki Ifwa dari team Extra Jozz Blend Team dengan best timenya 2:02.781
Rasyid M Bilal dari team Rev Engineering yang pada kali itu turun dengan GK5 di kelas HJSC rising star berhasil finish di urutan ke-9 dan menyabet podium ke-2 di kelas rising star dengan best timenya 1:59.022
Nasib kurang beruntung menimpa Rian Risky pembalap asal kota Suroboyo dari team B16 AP Speed. Ban pada GE8 nya pecah atau sobek setelah keluar dari track dan masuk ke dalam gravel di R1 di lap ke-3, dan membuatnya harus keluar dari balapan. Padahal best timenya pada saat itu sudah mencapai 1:56.994. Untuk ukuran orang yang baru saja ikut balap touring pada seri 1 ISSOM 2015 dan jarang latihan karena rumahnya di Surabaya, catatan waktu 1:56 itu sudah amazing (team pabrikan sekelas Honda racing Indonesia dan Honda Bandung Center 1:55)
Fino Saksono yang pada seri 1 mampu memporak-porandakan dominasi Honda Racing di kelas ITCC (Indonesia Touring Car Championship) dengan berhasil finish di posisi 1. Kali ini di seri ke-2 harus puas duduk diposisi ke-3, sementara di HJSC dirinya hanya mampu finish dibawah Fitra Eri atau posisi ke-4 dengan best timenya 1:55.800
Dan dominasi di kelas ITCC dan juga Honda Jazz Speed Challenge masih tetap di kuasi oleh duo Honda Racing Indonesia, yaitu Alvin Bahar dan Rio SB
Alvin Bahar pun berhasil keluar sebagai juara 2 di kelas HJSC dan juga juara 1 di ITCC dengan best timenya 1:55.351
Sementara partner in crime nya, Rio SB, berhasil finish di urutan ke-2 di kelas ITCC dan juga juara 1 di HJSC dengan best timenya 1:55.433
Ya sebut saja mereka duo serigala karena ke undisputed champion di kelas ITCC dan HJSC. Nobody can’t stop them from P1 and P2.
Ada satu kelas yang dulunya menjadi primadona dengan hingar binger nya kini di seri 2 terasa redup, yaitu balapan one make race Ferrari dengan F430 Challenge yang kali ini hanya di ikuti oleh hanya 5 pembalap saja (normalnya mencapai diatas 10 pembalap)
Setelah melakukan 10 lap putaran atau sekitar39,65 km, 5 peserta tadi pun finish. Dan yang keluar sebagai juara ke-3 adalah Paul Montolalu dari team ABM Motorsport dengan best timenya 1:43.668
Lalu di ikuti oleh Judy Kartadikarya dari team Jakarta Ban Motorsport di posisi ke-2 dengan best timenya 1:42.081
Dan podium 1 di F430 Competizone pada seri itu diraih oleh Wing Bharoto W dari team Jakarta Ban Motorsport dengan best timenya 1:41.114
Sepertinya F430 Competizone kali ini mendapatkan saingan terberatnya yang merupakan pabrikan supercar asal Italia juga, yaitu Lamborghini
Hingga membuat si kuda jingkrak kalah taring dengan pabrikan yang berlogo banteng marah ini. Pembukaan 1st debut atau balap perdana Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 pun berlangsung sangat meriah dan juga glamor dengan hadirnya para owner Lamborghini yang tergabung dalam club Lamborghini Jakarta dan DCI (Dream Club Indonesia).
Dan tak lupa para sexy and lovely models yang akan melakukan fashion show di tengah-tengah exotic car tersebut
Dan tentu saja…Grid queen atau race queen yang akan menghiasi di garis start pada Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini
Opening ceremony Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini bisa dibilang meriah dibandingkan sewaktu opening ceremony ISSOM seri 1 pada April kemaren. Karena hampir sekitar 20 exotic car Lamborghini memenuhi area garis start setelah melakukan 1 lap mengelilingi Sentul.
Dan tentu saja dipenuhi juga oleh para model yang berpose dimasing-masing Lamborghini
Dan orang dibalik kemeriahan dan keglamoran Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini adalah Johnson Yaptonaga yang merupakan CEO Lamborghini Indonesia. “Saya posisinya sebagai APM Lamborghini, CEO di Indonesia juga. Di event bergengsi ini sayang kalau kita tidak ikut. Sementara sportcar lain sudah terlebih dulu turun. Jadi, ini pertama kali untuk kita. Tapi untuk seri Internationalnya kita sudah pernah garap tahun sebelumnya. Ke depan, kita akan lebih sering APM bikin event untuk supporting one make race Lambo sendiri,” jelasnya.
Ketertarikan Johnson Yaptonaga untuk terjun di seri ini bukan tanpa sebab. Selain karena hobi, pihaknya juga ingin Lamborghini Jakarta sebagai Agen pemegang Merek (APM) di Indonesia berpartisipasi dalam event bergengsi ini.
Johnson Yaptonaga dalam ISSOM 2015 ini, turun dalam dua kelas, yakni Super Car Championship dan Lamborghini Jakarta Pertamina Series. Dalam keikutsertaannya itu, ia mengaku tidak memiliki persiapan khusus. “Hanya latihan-latihan biasa saja. Tes-tes mobil, kondisinya dan lain-lain. Karena hobi, saya juga sebelumnya sudah pernah race di Jepang, Korea, Shanghai di Asia Series. Tentunya persiapan juga berbeda karena di setiap sirkuit kondisinya berbeda,” terangnya
Beberapa pembalap senior pun mengisi salah satu kursi Lamborghini Gallardo Super Trofeo, seperti Jimmy Lukita dari team ABM Motorsport. Pembalap yang mulai aktif di dunia motorsport dari tahun 1979 (gokart) ini akan mengisi line up pembalap ABM Motorsport yang ikut berpartisipasi dalam one make race ini, seperti Paul Montolalu dan Benhard Sibarani
Dan akhirnya Ananda Mikola kembali lagi ke dunia motorsport setelah 3 tahun absen berada di dalam cockpit sebuah mobil balap. “Persiapannya tadi kita sudah coba latihan dengan mobil baru. Ya, jadi harus berorientasi. Sudah hampir tiga tahun juga saya nggak balapan ditambah tangan saya cedera akibat kecelakaan motor belum lama ini,” ungkap Ananda di sela qualifying practice. Walaupun sudah 3 tahun absen dan juga habis cidera akibat kecelakaan motor, pembalap pro tetaplah pembalap pro. Pada Qulifying Practice yang dilakukan pada hari Sabtu (23/5), Ananda Mikola berhasil menempati posisi start pertama dengan catatan waktu terbaik 1:30:843
Diikuti oleh Rizal Sungkar dengan catatan waktu 1:34:265, dan posisi start ketiga ditempati oleh Johnson Yaptonaga dengan catatan waktu 1:35:458.
Tercatat ada 9 pembalap yang turun pada kelas Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini, yaitu Ananda Mikola, Rizal Sungkar, Andrew Haryanto, Johnson Yaptonaga, Judy K, Piri Soedjarwo, dan dari Tim ABM Motorsport menurunkan para jawaranya yaitu Jimmy Lukita, Paul Montolalu dan Benhard Sibarani
Saya memang belum pernah melihat ataupun meliput balapan one make race Lamborghini Super Trofeo Asia. Sekalinya saya melihat Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini saya pun langung kegirangan melihat sebuah super car yang dilengkapi dengan V10, AWD, tons of aerokit, GT-Wing, dan suara exhaust serta shifting dari E-Gear yang membuat saya horny bahkan orgasme ketika melihat banteng ini melintas ataupun dogfight di setiap tikungan Sentul circuit.
Rasanya seperti menonton balapan FIA GT3, Lemans, ataupun Super GT di luar negeri yang notabene adalah masuk dalam wish list saya.
Yang menarik dalam balapan Lamborghini Jakarta Pertamina Series ini adalah digunakannya 2 driver dalam 1 race. Jadi ketika race masuk ke lap ke-7, mereka harus masuk ke dalam pit, lalu berganti driver. Tampak Fitra Eri yang sedang menunggu Andrew Haryanto yang merupakan team partner nya di team Warna Warni.
Tapi jika Anda hanya seorang diri atau solo pilot seperti Ananda Mikola, maka peraturan masuk pit di lap ke-7 adalah wajib. Walaupun tidak berganti pembalap, Anda akan mendapatkan treatment ala balapan internasional lainnya, seperti pengecekan tire pressure, temperature ban, atau bahkan drive thru minuman.
Setelah masuk ke dalam pit di lap ke-7, para pembalap ini pun kembali menuju ke lintasan dengan melewati area pit dengan suara pit lane speed limiter yang khas dari sebuah Lamborghini Gallardo Super Trofeo. Setelah menempuh 12 lap atu 55.51 km, satu persatu pembalap LJPS 2015 ini menyentuh finish. Jimmy Lukita ABM Motorsport yang merupakan lone ranger ini berhasil finish di urutan ke-7 (umum) dan ke-4 (kelas Pro) dengan best timenya 1:39.996
Rekan satu teamnya di ABM Motorsport, yaitu Paul Montolalu harus puas finish di urutan ke-4 dan ke-2 di kelas AM dengan best timenya 1:37.069
Sementara Bernhard Sibarani dari team ABM Motorsport yang mengendari black bull ini harus keluar dari race di lap ke-7 atau D.N.F (Did Not Finish). Sebelum game over dari balapan ini, Bernhard sempat mencetak best time 1:39.468
Jonhson Yaptonaga sendiri harus puas finish di posisi ke-5 (umum) dan ke-3 kelas AM (Amature) dengan best timenya 1:36.738
Juara ke-3 dan pertama di kelas AM di ajang Lamorghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini diraih oleh Judy K dari team De Lacour dengan best timenya 1:36.230
Sementara itu pasangan Andrew H / Fitra Eri yang tertinggal 2.743 dari Ananda Mikola harus puas finish di urutan ke-2 (Pro) dengan best timenya 1:32.976
Dan yang keluar sebagai juara 1 di seri pembuka dari gelaran Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 ini adalah Ananda Mikola dengan total waktu tempuhnya 23:26.375 (14 lap) dan best timenya 1:32.059 yang di cetaknya pada lap ke-2
Masuk di kelas Super Touring Car Championship tampak sudah mulai melintasi pit lane Sentul untuk kemudian menuju ke garis start. Bisa di bilang ini adalah kelas FFA atau all motornya balap touring di ISSOM
Pesertanya pun semakin membludak daripada seri 1 kemaren, yaitu bertambah 5 peserta atau menjadi 38 peserta dari hanya 33 peserta pada seri 1. Ini adalah kelas primadona bagi para pembalap yang mempunyai mobil all motor mulai dari kelas STC 1600, STC 2100, hingga STC 3500.
Setelah seri 1 hanya mampu berada di grid ke-2, kini Dodi Saputra dari team ABM Motorsport akhirnya naik ke pole position setelah pada hari Sabtu atau QTT berhasil mencetak waktu tercepat 1:47.038
Yang membuat duo Honda Civic ini start di belakangnya. Terutama bagi M. Herdy dari team B16 Ap Speed denga Honda Civic EG6 nya yang pada kali ini harus puas start di posisi ke-3 setalah pada seri 1 kemaren berhasil menduduki P1 di QTT atau Race day Sementara M. Ichan pun berada didepn M. Herdy.
Ini adalah pertarungan sengit antara 2 pembalap yang sama-sama menggunakan Honda Civic dengan mesin B20 yang dipenuhi dengan adegan kejar-kejaran di setiap lintasan lurus dan dog fight di setiap tikungan. Layak dan seru Anda saksikan ketika Anda datang menonton ISSOM.
Sementara pendatang baru atau new comers, Gerhard Lukita yang berusia 15 tahun ini pun bersiap untuk menghadapi ajang 1st debutnya di ajang balap mobil professional atau touring Indonesia. Anak dari pembalap senior Jummy Lukita ini basicnya adalah pembalap gokart yang dimulai semenjak umurnya 10 tahun. Kali ini dia akan turun di kelas STC 2100 bersama team ABM Motorsport dengan BMW E36nya.
Ingat kata saya bahwa STC atau Super Touring Car menjadi primadona atau chick magnets bagi para pembalap, buktinya sebanyak 38 pembalap saling berebut masuk di setiap tikungan Sentul. STC pun sudah mulai masuk di ambang batas jumlah peserta yang di perbolehkan oleh Racing Director Sentul, yaitu 45 stater. Sementara batas maksimal kapasitas track sentul adalah 47 stater atau mobil dalam 1 kali race. Tapi untuk alasan safety maka dibatasi hanya 45 stater, mengingat R1 merupakan kawasan paling rawan terjadi kecelakaan setelah start.
Adi Saksono yang merupakan kakak kandung dari pembalap Fino Saksono dariteam GT Radial Motorsport ini berhasil finish di urutan ke-18 (umum) dan ke-2 di kelas STC 1600 dengan best timenya 2:00.042
Mr. Gee yang merupakan satu-satunya pembalap yang menggunakan kendaraan Mitsubishi Lancer GLXi (paling depan) ini berhasil finish di urutan ke-11 (umum) dan podium 1 di kelas STC 1600 dengan best timenya 1:57.425
Nasib kurang beruntung dialami oleh Alfin Mulia Rahman dari team STP Motorsport dengan Honda Civic Wonder AT nya yang bertarung di kelas Retro STC 2000 yang harus keluar dari balapan setelah langkahnya terhenti di lap ke-8. Best timenya sendiri adalah 1:55.464
Dikelas Retro STC 2000 Adi Wicaksono dari team Yan’s Speed dengan Datsun 510 SR20DE nya finish ke-15 dan ke-3 kelas Retro STC 2000 dengan best timenya 1:58.583
Sementara Dimas Adrie Yahya dari team Jakarta Ban Motorsport yang sama-sama mengendarai Datsun 510 SR20DE terpaksa pada race kali itu harus berakhir dengan gelar D.N.F (Did Not Finish) setelah di lap 1 harus kembali masuk ke dalam pit karena mengalami gangguan pada gearboxnya.
Juara ke-2 di kelas Retro STC 2000 di raih oleh M. Ismail Ekadana dengan KE70nya yang dipersenjatai dengan mesin 7AGE yang berhasil finish di urutan ke-7 (umum), dan mencetak best timenya 1:55.351
Sebuah insiden senggolan yang berujung tabrakan pun terjadi 3 lap sebelum finish (lap ke-9) yang melibatkan pembalap muda Gerhard Lukita ABM Motorsport yang mengendarai E36 dengan M. Ibrahim Budidana (ayah dari Ismail Ekadana) dengan KE70 nya di R11. Untung saja tak ada yang terluka antara ke-2 pembalap tadi.
Masuk ke kelas STC 2100 yang pesertanya didominasi oleh team ABM Motorsport dengan mobil yang rata-rata menggunakan mobil dari pabrikan BMW. Posma S. Panggabean dengan E90nya pada race kali ini harus puas finish di urutan ke-12 (umum) dan ke-4 STC 2100, sementara di kelas BMW STC 2100 duduk di podium ke-3 dengan best timenya 1:56.959
Rekan satu teamnya Eric Montolalu dengan BMW E36 nya finish di urutan ke-10 (umum) dan ke-2 di kelas BMW STC 2100 dengan best timenya 1:56.231
Sementara pro drifter Indonesia E. Amandio dengan BMW E36 yang pada STC ini bergabung dengan team ABM Motorsport berhasil finish di urutan ke-8 (umum) dan ke-3 kelas STC 2100, serta 1 di kelas BMW STC 2100 dengan best timenya 1:55.617.
Naik kelas MB STC 3500 ada Tomi Hadi Hidayat dari team Gaspoll Racing Team dengan Mercedes Benz W202 nya yang finish di urutan ke- 9 dan berhasil keluar sebagai juara 1 di kelas MB STC 3500 dengan best timenya 1:55.908
Masih dikelas STC 3500 dan BMW STC 3500, ada pembalap senior Jimmy Lukita dari ABM Motorsport dengan BMW E36 nya yang finish di urutan ke-6 (umum) dan ke-3 di kelas STC 3500, serta ke-3 juga di kelas BMW STC 3500 dengan best timenya 1:54.405
Sementara Silas Bonar dari ABM Motorsport dengan BMW E30 nya terlibat dog fight dengan Bambang Hutomo dari team Jakarta Ban Motorsport dengan KE70 untuk memperebutkan posisi ke-4 umum
Yang akhirnya dog fight memperebutkan posisi ke-4 itu dimenangkan oleh Bambang Hutomo. Silas pun harus puas finish di urutan ke-5 (umum) dan ke-2 STC 3500, serta ke-2 juga di kelas BMW STC 3500 dengan best timenya 1:50.638
Beberapa mobil balap baru juga terlihat bergabung dalam pertarungan memperebutkan posisi terdepan di Super Touring Car Championship ini. Seperti Benny Lautan dari team BL Racing dengan Honda Civic Genio nya yang mencoba bertarung dengan pembalap STC 2100 seperti M. Ichsan dan M. Herdy yang sama-sama mengendarai Honda Civic. Namun sayang karena ini adalah 1st debut dari Honda Genio ini dan masih developing, Benny pun terpaksa out of the game alias D.N.F (Did Not Finish) pada lap ke-7. Sebelum D.N.F best time dari pembalap asal Tebing Tinggi, Medan ini adalah 2:03.812
Selain Benny yang botabene adalah perally nasional dari kota Medan, ada juga drifter yang ternyata ingin merasakan sensasi balap touring yang dimana harus ditanamkan sebuah mindset di dalam otaknya bahwa no sideways action selama 11 tikungan. Adalah Lucky Reza dari Exclusive Achilles Drift Team yang mencoba peruntungannya dengan sebuah BMW E36 milik Evan teman satu teamnya. Berbekal sebuah E36 standart, Lucky pun bertarung di STC 3500. Hasilnya Lucky pun finish di urutan ke-20 (umum) dan ke-6 di kelas STC 3500 dengan best timenya 2:03.4444
Beralih ke barisan terdepan, ada M. Herdy yang sedang berusaha melepaskan diri dari kejaran M. Ichsan yang berhasil di salipnya pada lap 1.
Adegan kejar-kejaran pun terjadi di bagian group terdepan yang merupakan penguasa STC dari semenjak seri 1 diadakan. Yaitu Dodi Saputra ABM Motorsport lalu M. Herdy B16 AP Speed, dan akhirny M. Ichsan Eneos Gilabalap
Tapi tak ada yang lebih seru pada hari itu selain melihat ke-2 mobil Honda Civic yang sama-sama dipersenjatai dengan mesin B20 ini terlibat dog fight di dalam sirkuit sepanjang 4,12 km ini. Raungan khas mesin V-tec Honda pun terdengar cukup keras ketika ke-2 mobil ini melintas dihadapan kita. Adegan dog fight semakin seru dikala M. Herdy yang mengalami overheat pada mesinya membuatnya semakin melambat dan didekati oleh M. Ichsan.
Akhirnya setelah terlibat dog fight pada beberapa tikungan dan berusaha mati-matian mempertahankan posisi ke-2 dari serangan M. Ichsan yang memanfaatkan trouble pada mesinnya. M. Herdy pun berhasil disalip oleh M. Ichsan di R1 pada lap ke-8
M. Ichsan pun berhasil meninggalkan M. Herdy yang semakin melambat akibat overheat pada mesin B20 nya. Akhirnya Ichsan pun finish di urutan ke-2 ( umum) dan pertama di kelas STC 2100 dengan best timenya 1:47.402
Karena ingin tetap finish, M. Merdy pun mati-matian mempertahakan EG6nya yang sedang mengalami overheat dengan cara bermain aman atau tidak menginjak gas terlalu dalam. Akibatnya adalah mobilnya semakin melambat, dan kelemahan ini dimanfaatkan oleh Bambang Hutomo Jakarta Ban Motorsport yang aslinya berada jauh di belakang Herdy. Bambang pun berhasil menyalip M. Herdy beberpa saat sebelum memasuki tikungan S besar di lap ke-10
Bambang Hutomo yang aslinya berada di posisi ke-4, akhirnya naik ke posisi ke-3 dan finish di urutan ke-3 (umum) serta pertama di kelas Retro STC 2000 dengan best time 1:47.882
Akhirnya setelah berjuang dengan masalah overheatnya, M. Herdy pun berhasil finish di urutan ke-4 (umum) dan ke-2 di kelas STC 2100 dengan best timenya 1:48.858
Dan untuk yang ke-2 kalinya Dodi Saputra dari team ABM Motorsport dengan BMW E36 yang dipersenjatai dengan mesin V8 nya berhasil finish terdepan dan keluar sebagai juara 1 STC 3500 dan BMW STC 3500 dengan best timenya 1:47.402
Bayu Sulistyo
Instagram : bayusulistyoo
Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com