Setelah pada part 1 kita melihat keglamoran dan dog fight mulai dari kelas Mercedes Benz Club Indonesia Championship, Honda Jazz Brio Speed Challenge, Euro 2000, F430 Competizone, Jakarta Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015, hingga Super Touring Car Championship. Saatnya kita beralih ke part ke-2 dimana Euro 3000, Super Car Championship, dan Indonesia Retro Race sudah bersiap untuk melakukan hot lappin.
Masuk di kelas Euro 3000, tampak area waiting zone pun dipenuhi dengan mobil Euro yang berkapasitas 3000 cc yang rata-rata di dominasi oleh pabrikan Jerman BMW, lalu Mercedes-Benz, dan Porsche.
Beberapa pembalap pun tampak bersiap-siap sebelum memasuki cockpit mobil balap mereka dengan memasangkan Helm dan juga HANS.
Saya cukup senang melihat beberapa pembalap sudah mulai membuat helmnya berlivery atau di cat sesuai dengan livery teamnya atau warna favorit mereka. Dan mereka keliatan lebih tampan daripada biasanya..+10 HP (handsome power)
“No Cuan..No Motorsport”, meet Evan Pratama a.k.a Mr. Cuan dari team Exclusive Achilles Drift Team yang pada kali ini mencoba percuanannya di event balap touring. Well…business is business. Walaupun Anda sebentar lagi akan line up dan sudah posisi perang di dalam cockpit dengan seatbelt, helm, dan HANS melingkar dipundak Anda yang namanya transaksi harus segera dilakukan..atau no cuan. Berkat bisnis dan cuannya Evanpun akhirnya bisa balapan di drifting dan juga kini touring.
Satu-persatu peserta Euro 3000 mulai meninggalkan area waiting zone menujuke dalam lintasan
Well…di seri ke-2 ini akhirnya Arya “The Flying Kid” Karistianto mendapatkan umbrella girls atau race queen untuk menemaninya di garis start
Inilah abang ojek saya hari itu, yaitu Dimas dari Maximum Dog atau Asu Kabeh . Bersamanya saya mengarungi bahtera sirkuit Sentul
Ada beberapa tipikal penonton di sirkuit Sentul, yaitu anak kecil yang penuh dengan semangat menonton sambil bergelantungan diatas pagar pembatas.
Penonton dewasa yang woles berkumpul bersama di tepi lintasan sambil duduk-duduk dibawah pohon
Atau tertidur. Saya tidak bisa membayangkan betapa beratnya kerja sebagai seorang marshall di pos-pos yang tersebar di sirkuit sepanjang 4,12 km ini. Total tikungannya adalah 11 tikungan dengan 24 pos di dalamnya. Office hour dari setiap pos yang di isi oleh sekitar 2-4 orang marshall ini di mulai dari jam 8 pagi (pemeriksaan lintasan), hingga Race ke-11 (old school Racing Championship) atau terakhir yang baru selesai sekitar jam 5 sore. Panas kepanasan dan hujan kehujanan. Saya sendiri pernah kehujanan dan terperangkap di salah satu pos ketika bertugas. Walaupun beratap tetap saja kami semua basah akibat hujan bercampur angin. Dan hiburan mereka adalah mp3 Ayu ting ting atau band beraliran melayu dari hp mereka.
Kembali ke dalam lintasan dimana sebanyak 25 pembalap di Euro 3000 yang terbagi dalam 3 kelas yaitu novice, promotion, master, dan pro saling bertarung di dalam race yang dilangsungkan sebanyak 12 lap atau 47,58 km. Juara 1 di kelas Euro 3000 novice yaitu Vidi Achamd Dwiputra dari team MM Motorsport yang finish di urutan ke 16 (umum) dan ke-1 (Novice) dengan best timenya 2:03.865
Marza M. Noor dari team AHT Garage dengan VW Golf GTI MKIV yang merupakan new comers terpaksa tidak bisa mengikuti race day akibat problem atau masalah pada engine nya. Mesin VW bisa dibilang rentan jika di hajar full throttle terus-terusan atau tidak tahan panas, pada tahun lalu saja VW Scirocco milik David Steve dari team D’Spec Motorsport tampil begitu superior hingga terlihat seperti curut atau tikus ketika berlalri di dalam track. Namun ketika sampai di lap pertengahan, Scirocconya pun terlihat bermasalah hingga akhirnya melambat.
Evan Pratama tampaknya harus puas finish di posisi ke-20 atau ke-6 di kelas promotion di 1st debutnya di balap touring dengan best timenya 2:09.853
Sementara dari team Perfourm Motorsport AHT Garage, Arya “The Flying Kid” Karistianto yang pada lap-lap awal memimpin di kelas promotion, akhirnya harus rela kehilangan posisi 1 setelah di lap ke-6 disalip oleh Suraj R.Mukhi dari team D’Spec Motorsport. Pembalap berusia 17 tahun ini pun harus merelakan posisi 1 nya direbut Suraj akibat mesin nya mengalami over heat. Arya pun finish di urutan ke-11 (umum) dan ke-2 (promotion) dengan best timenya 1:55.397
Sementara Suraj R. Mukhi dari team D’Spec Motorsport berhasil finish di urutan ke-10 (umum) dan ke-1 (promotion) dengan best timenya 1:54.272
Di kelas Master Chunkie Chandra dari GT Racetech Team dengan BMW E36 V8nya berhasil finish ke- 8 (umum) dan keluar sebagai juara 1 di kelas Master dengan best timenya 1:50.163
Rekan satu teamnya Suraj, yaitu Ahmad Sadewa dari team D’Spec Motorsport dengan BMW E46 M3 harus puas finish di urutan ke-5 (umum dan pro), setelah melakukan dog fight dengan Sunny TS dan Agung Nughroho Big Brother. Best timenya adalah 1:46.361
Sunny TS dari team Bintang Sobo Racing Team pada seri ini terlihat tampil cukup menyakinkan dan cepat daripada seri-seri sebelumnya. Exhaust system pada Porsche Carreranya ternyata sudah dig anti dengan Cargraphic Exhaust yang membuat nya mampu dog fight dengan pasukan BMW bermesin M3 dan finish di urutan ke-4 (umum dan pro) dengan best timenya 1:46.242. “ Semenjak mengganti exhaust ini terasa sekali perbedaannya. Ketika keluar tikungan rpm nya lebih cepat naiknya, atau lebih responsive. Best time saya juga naik sekitar 1 detik, dari yang dulunya 1:47.9 menjadi 1:46.1. Untuk horsepower saya perkirakan naik sekitar 30 hp menjadi 350 hp dari yang standartnya hanya 320 hp” terang Sunny TS.
Diposisi ke-3 ada Benny Santoso dari team Sigma Speed dengan BMW E46 M3 yang kali ini harus puas untuk yang ke-2 kalinya finish di belakang Hendy Prabowo dari team Forza Auto One. Benny pun pada race kali itu membukukan best time 1:46.338
Hendy Prabowo dari team Forza Auto One yang pada seri 1 tampil sangat mengesankan dan berhasil mengasapi pasukan Porsche dan M3 lainnya, kali ini harus puas finish di urutan ke-2 dengan best timenya 1:46.041 yang merupakan fastest lap nya di lap ke-2.
Sementara Rudy SL dari team Jakarta Ban Motorsport dengan Porsche Carrera nya kahirnya berhasil merebut kembali posisi 1 nya yang pada seri sebelumnya direbut oleh Hendy Prabowo. Rudy pun berhasil finish di urutan 1 dengan best time 1:46.175
Inilah ke-2 kalinya saya melihat para pit crew dari pembalap Nico Caldarola Roma Racing Team Italia yang tampaknya kepanasan atau menikmati sun bathing di Sentul. mereka sepertinya habis berjalan dari Lorin Hotel menuju pit Sentul yang berjarak kurang lebih 1 km.
Beda dengan para Race Queen. Ketika ada umbrella girl atau race queen masuk kedalam lintasan itu berarti kelas paling bergengsi akan segera dimulai.
Oh yes, it’s the hottest and most hardcore class in ISSOM 2015. Yaitu Super Car Championship, dimana ini adalah kelas neraka atau FFA nya (Free For All) natural aspirated versus turbo, dan RWD versus AWD. Dengan salah satu undisputed champion atau juara tak terkalahkan, yaitu Nico Caldarola dari Roma Racing Team Italia dengan Mercedes-Benz C63 AMG V8 (W204) yang sudah 2 kali berturut-turut juara di Super Car Champiosnhip dari seri ke-6 2014 yang lalu.
Karena saking primadonanya kelas ini sampai-sampai Tinton Soeprapto selaku Direktur Sirkuit Sentul berubah menjadi marshal lengkap dengan peluit yang terus-terusan ditiupnya untuk mensterilkan area pit lane dari penonton yang menyebrang karena beberapa mobil terhalang jalannya ketika hendak keluar dari area pit lane.
Well..ternyata race queen tadi adalah race queen dari team AHT Garage. Dan sangat “fitted”sekali.
Ini adalah 1st debut Mazda RX8 yang dipersenjatai oleh SR20DET yang akan dipiloti langsung oleh big boss nya AHT Garage, yaitu Regi Fiandisa
Tak lupa juga pro drifter Indonesia, E. Amandio yang berada di dalam cockpit Mitsubishi Lancer Evolution IX CT9A
Yang dimana ke-2 drifter tadi akan berusaha mengejar banteng dari Lamborghini Jakarta Pertamina Series 2015 yang pada seri ini akan ikut memanaskan peta persaiangan dan pertarungan sebagai yang the fastest in Sentul Circuit.
Bukan hanya 1 Lamborghini Gallardo Super Trofeo saja yang ikut bertarung, tapi ada 3 banteng dari Jakarta Lamborghini Pertamina Series 2015 yang ikut menyapu bersih 3 grid terdepan yaitu Ananda Mikola (P1), Johnson Yaptonaga (P2), dan Andrew Haryanto (P3). Total peserta pada race kali itu adalah 18 stater.
Sementara grid ke-4 nya disi oleh sang undisputed champion Super Car Championship, yaitu Nico Cardalora yang tampaknya pada race kali ini harus berjuang extra keras dan hardcore untuk bisa melawan teman satu teamnya dulu di Roma Racing Team pada gelaran International Superstars Series 2012 Italia. Ananda Mikola pada race kali ini berada di P1 atau Pole Position.
Lihat saja bagaimana mobil-mobil tadi berubah menjadi chick magnet bagi para penonton yang sudah ditertibkan dari area pit lane, kini kembali merangkat masuk kedalam tepi lintasan setelah start dimulai untuk melihat langsung para monster touring Indonesia bertarung di lintasan sepanjang 4,12 km ini.
Ananda Mikola yang merupakan mantan pembalap A1 GP ini pun langsung tancap gas meninggalkan para pembalap lainnya. Adrenalinenya yang selama 3 tahun tidak disalurkan pun tampak membuat dia membalap sebagai seorang yang kesetanan. Jujur, saya baru pertama kali ini melihat Ananda balapan di sirkuit bukan di Rally seperti waktu di Speedmaster Subang 2014 yang lalu. Hasilnya, terlihat benar kualitasnya sebagai seorang pembalap nasional yang kenyang pengalaman di luar negeri.
Tampaknya RX8 bermesin SR20DET ini masih perlu di riset ulang setelah pada lap ke-2, Regi terpaksa harus membawa masuk RX8 nya kedalam pit karena terjadi trouble pada mesinnya. Best timenya sendiri masih jauh dari yang diharapkan, yaitu 2:07.623
Sementara pembalap asal kota Suroboyo Denny “The Bonek” Pribadi dari team Total Motorsport dengan KE70 nya harus puas finish di urutan ke-15 atau ke-1 di kelas B1 dengan best timenya 1:58.348
Devin Gani dari team S Motorsport, New Comers atau pembalap muda berusia 15 tahun yang baru saja memulai debutnya di seri 1 kemarin ini hanya mampu finish di posisi ke-14 atau ke- ke-3 di kelas B2 dengan best timenya 1:52.541
Pembalap oldschool atau senior Indonesia, Chandra Alim atau Calim dari team Humpuss Motorsport dengan Suzuki Swift turbo yang dituning oleh Sigma Speed ini finish di urutan ke-12 atau ke-2 di kelas B2 dengan best timenya 1:51.703. Ternyata Calim masih sakti juga kakinya, tapi senang rasanya melihat para pembalap oldschool atau senior Indonesia masih dog fight dengan pembalap baru lainnya. Semoga saja masih banyak lagi pembalap senior Indonesia yang turun di ISSOM atau mungkin dibuka kelas baru bernama Oldschool All Star lengkap dengan mobil balap yang pernah digunakannya. Its gonna be an awesome race…. Bring back da old times.
Di kelas B3, Wahyu Kumoro atau Mimo dari team Garden Speed Wiens Ophjaya dengan Nissan Cefiro A31 nya finish diurutan ke-13 atau ke-2 di kelas B3 dengan best timenya 1:50.058. ternyata ada yang baru dari Cefiro milik drifter ini, yaitu adanya GT-Wing mungil yang berada di trunknya. Hasilnya pun cukup memuaskan dalam hal downforce
Juara 1 di kelas B3 ada David Steve dari team D’Spec Motorsport dengan Subaru Impreza WRX STI dengan best timenya 1:49.927
Jika Anda ingin tahu sebuah rahasia atau dirty little secretnya seorang Amandio bisa begitu cepat melahap lintasan sepanjang 4,12 km ini, well…Anda baru saja melihat salah satu adegan sim salabim abrakadraba nya, yaitu E-brake pada kecepatan tinggi sebelum masuk ke dalam tikungan sambil sedikit saja steering wheelnya di counter steer. Hingga terciptalah AWD drift. Well, jangan kaget kalo Anda melihatnya sambil bilang “ Wow..That’s awesome dude!”. Sebenarnya inilah hasil ajaran senseinya Daigo Saito dan sering bertanding di luar negeri (FD dan D1 GP), bahkan Dio pernah inisiate pada kecepatan 200 km/jam di D1 GP Japan. Dio pun finish ke-9 (umum) dan ke-1 di kelas B2 dengan best timenya 1:44.810
Masuk ke barisan kuda jingkrak atau F430 Competizone, pembalap dari team ABM Motorsport yaitu Paul F Montolalu harus puas finish di urutan ke-6 atau ke-3 di kelas A1 SL-Gold dengan best timenya 1:43.357
Pada posisi ke-2 diatas Paul F Montolalu, ada Judy Kartadikara dari team Jakarta Ban Motorsport yang berhasil finish di urutan ke-5 atau ke-2 di kelas A1 SL-Gold dengan best timenya 1:42.069
Sementara juara 1 di kelas Euro 3000 Pro, Rudy SL dari team Jakarta Ban Motorsport yang pada race kali ini mengendarai Ferrari F430 Competizone tampaknya harus mengakui kehandalan Nico Caldarora dengan Mercedes Benz AMG V8 nya. Gap antara ke-2 pembalap ini mencapai 33 detik, yang membuat Rudy SL harus puas finish dibelakang Nico atau posisi ke-4 (umum) dan ke-3 kelas A1 SL – Platinum dengan best timenya 1:40.554. Ini adalah Ferrari tercepat yang mampu finish di belakang Nico.
Dog fight pun terjadi antara Johnson Yaptonaga dengan Lamborghini Gallardo Super Trofeo nya di posisi ke-2 yang dibuntuti oleh Nico Caldarola dengan Mercedes Benz C63 AMG V8 nya di posisi ke-3. Nico pun berusaha untuk mendekati dan menyalip Johnson supaya dia bisa naik posisinya ke peringkat ke-2. Namun CEO Lamborghini Jakarta tak memberikan ruang dan kesempatan sama sekali kepada pria asal Italia itu untuk menyalipnya.
Akhirnya sang undisputed champion 2 seri berturut-turut ini takluk ditangan pasukan Lamborghini Jakarta dan harus puas finish di urutan ke-3 dengan best timenya 1:37.387
Gap antara Nico dan Johnson sendiri mencapai hampir 10 detik jauhnya.
Podium ke-2 pada Super Car Chmpionship seri ke-2 diraih oleh Johnson Yaptonaga dari team Lamborghini Jakarta dengan best timenya 1:36.958
Dan akhirnya di juara baru di kelas Super Car Championship seri 2 ini direbut oleh Ananda Mikola dari team Lamborghini Jakarta dengan best timenya 1:31.992
Yang cukup mencengangkan adalah gap Ananda dengan juara ke-2 yaitu Johnson mencapai 34.685 detik. Bahkan yang lebih gila lagi gap antara Ananda dengan Nico mencapai 43.382 detik atau sekitar hampir setengah lap sentul.
Akhirnya di seri ke-2 ini kelas Super Car Championship dikuasi oleh para pembalap nasional Indonesia yaitu Ananda Mikola (P1) dan Johnson Yaptonaga (P2) dari team Lamborghini Jakarta yang berhasil mengalahkan Nico Caldarola dari Italia dalam pertarungan selama 12 laps atau 47,58 km ini.
Senang rasanya melihat Ananda Mikola kembali lagi ke dunia yang membesarkan namanya yaitu motorsport, dan juga bisa melihatnya melesat meninggalkan para pesaingnya jauh di belakangnya dan finish sebagai juara 1 di kelas paling tertinggi di ajang ISSOM 2015 ini. Dan tentu saja semua ini dapat dilakukannya karena di support penuh oleh team Lamborghini Jakarta
Di kelas Indonesia Retro Race sedang bersiap-siap pembalap legendaris atau legend di Indonesia yang berasal dari Kanada, yaitu Robert Paul dengan Alfa Romeo GTV nya. Robert adalah pemegang record drag race Indonesia yaitu 9,2 detik dan juga undisputed champion di kelas Retro 2000 Max dan Super Retro
Jadi tak ada salahnya saya mengajak berselfie ria dengan pembalap legend ini. Maklum dulu saya sewaktu duduk dibangku sekolah SD atau SMP saya hanya mendengar namanya saja, dan hanya melihat sekali dia beraksi di Drag race Kenjeran Surabaya pada tahun 1996 dengan BMW M3 nya. Pada race kali itu Robert Paul harus start dari dalam pit, karena tidak mengikuti babak qtt day.
Tak lupa saya juga mengajak saudara nya Stig atau Stig Jowo untuk berphoto bersama. Stig kali ini diperankan oleh Achmad Fadil dari team Jakarta Ban Motorsport.
Start pun di mulai pada sore hari itu, dimana sebanyak 22 pembalap dengan mobil yang rata-rata semuran saya bahkan lebih jadul lagi saling berebut dan dog fight di setiap tikungan Sentul. Ada 3 kelas yang dipertandingkan secara bersamaan, yaitu Retro, Super Retro, Retro 2000 Max , dan Retro 1600 Max.
Indonesia Retro Race bisa dibilang menjadi salah satu race favorit saya, karena saya bisa melihat mobil-mobil jadul bin retro berbentuk seperti kotak sabun kembali diajak berolahraga dengan jantung atau mesin baru namun tetap mempertahankan senjata utamanya, yaitu karburator dan high lift camshaft. Mulai dari Japanese nostalgic heroes.
Hingga mobil retro Eropa semuanya saling bertarung di lintasan sepanjang 4,12 km ini. Dan trust me guys, ketika Anda melihat dan mendengar langsung raungan mobil-mobil jadul ini Anda akan serasa dejavu atau back to the future dibawa kembali ke tahun 70 atau 80-an.
Dan salah satu mobil favorit saya adalah si Hachiroku atau AE86 yang dipiloti oleh Apip Ginanjar dari Wong Kudus Racing Team yang pada race kali itu terpaksan harus masuk ke dalam pit atau D.N.F (Did Not Finish) pada lap ke-3. Best time dari Levin ini adalah 2:19.948. And I love the sound of 4AGE 16 valve nya. It’s my dream car to..
Bimo Variant dari team Ecurie Cinere- Garasi 350 dengan Mercedes Benz 190 E finish di posisi ke- 5 atau ke-2 di kelas 2000 Max dengan best timenya 1:57.646
Dimas Dwi dari dengan Toyota Corolla DX atau KE70 yang sudah dipersenjatai dengan 3SGE nya ini terpaksa harus mengakhiri balapan sebelum bendera finish dikibarkan.. Dimas pun terpaksa harus D.N.F pada lap ke-3. Best timenya adalah 2:05.883
Satu-satunya pejuang Mazda di kelas ini, yaitu Danny Roostomo dengan Mazda 808 nya ini berhasil finish di urutan ke-11 atau ke-3 di kelas 1600 Max dengan best timenya 2:06.760
Sementara itu pertarungan epic terjadi antara 2 mobil retro asal Eropa yaitu Rendi pada Fiat 124 sport melawan Uthan MA Sadikin pada BMW 2002.
Pertarungan itu kahirnya dimenangkan oleh Uthan MA Sadikin dengan BMW 2002 nya yang finish diurutan ke-8 atau ke- 2 kelas Retro dengan best timenya 2:06.479. Sementara Rendi dari team Speedy Motorsport dengan Fiat 124 Sport nya hanya mampu finish di urutan ke-10 (umum) dan ke-2 di kelas 1600 Max dengan best timenya 2:07.339. Sepertinya ini adalah poto favorit saya, serasa di Eropa atau Italia.
Sementara itu entah dari mana asalnya, Robert Paul yang secara notabene start dari dalam pit karena tidak ikut qtt pada hari Sabtu nya mulai menggila dengan Alfa Romeo GTV nya. Lap demi lap dan satu persatu dari 21 peserta dibabat habis dari start paling belakang atau dalam pit.
Hingga akhirnya tibalah dia berhadapan dengan Jos Oren atau Yoseph TE Victoria dengan Toyota Corolla SR nya yang berada di posisi ke-5
Jos Oren pun berhasil di lahapnya dan meninggalkan Corolla SR tersebut finish di urutan ke-6 (umum) dan ke-1 di 1600 Max dengan best timenya 2:02.062
Ismail Ekadana yang pada Super Touring Car berhasil duduk di podium ke-2 di Retro STC 2000, di Indonesia Retro race ini berhasil finish di urutan ke-4 (umum) dan ke-4 di kelas Super Retro dengan best timenya 1:56.389
Sementara di posisi terdepan ada Achamd Fadil dari team Jakarta Ban Motorsport dengan Mercedes Benz 190 E di posisi ke-2 dan Bambang Seto dari team Bar Speed dengan Datsun 510 di posisi pertama. Ke-dua pembalap ini terlibat dog fight di awal-awal balapan atau lap.
Namun pada akhirnya Bambang Seto berhasil meninggalkan Fadil di belakangnya. Bisa dibilang ini adalah domba berbulu musang, alias Datsun bermesin Honda K20 yang membuat sedan kotak sabun ini berlari dengan kencangnya plus suara khas mesin Honda.
Fadil pun harus puas finish di posisi berada di posisi ke-2 dan tertinggal hampir 11 detik dari Bambang Seto.
Bambang Seto pun tampil percaya diri meninggalkan Fadil dibelakangnya, namun dia tak sadar ada bahaya yang mengintai di belakangnya yang tampak datang menghampirinya. Yaitu Robert Paul yang selama lap demi lap melalap habis 20 peserta di depannya semenjak dia start dari dalam pit.
Jika Anda ingin tahu siapa orang yang paling tegang selama balapan ini, terutama di lap-lap terakhir ketika Robert Paul maju bukan secara perlahan-lahan tetapi secara brutal menyalip satu –persatu pembalap di depannya hingga akhirnya menyalip Fadil dan merebut posisi ke-2 dari tangan Fadil, yaitu Barto dari Bar Speed. Wajar memang dia khawatir, karena setelah Fadil berarti target selanjutnya adalah pembalapnya, yaitu Bambang Seto.
Dan akhirnya yang ditakutkan oleh Barto pun terjadi, sekitar lap ke-10, Robert Paul pun berhasil menyalip dan mengambil posisi 1 dari tangan Bambang Seto. Harus saya akui pembalap asal Kanada ini driving skill nya sangat tinggi dan juga ditunjang oleh mobil yang cukup kencang. Ditambah lagi sepertinya dia sudah hapal betul setiap inchi dari Sirkuit ini. Buktinya pembalap team Garden Speed ini tidak mengikuti QTT dan start dari dalam pit, hingga akhirnya membabat habis 21 pembalap di depannya dan finish di posisi 1 dengan best timenya 1:50.653.
Bambang Seto pun terpaksa harus kehilangan posisi 1 setelah dari lap awal digenggamnya. Pembalap Bar Speed ini pun harus puas finish di urutan ke-2 dengan best timenya 1:55.001
Well guys…inilah dia si Bugil alias Bule Gila Robert Paul yang pada hari membalap seperti orang kesetanan dari dalam pit selama 12 lap tanpa ikut practice dan qtt day berhasil naik ke atas podium 1 di kelas Indonesia Retro Race. Lalu diikuti oleh Bambang Seto dari Garden Speed, di posisi ke-3 ada Achmad Fadil dari Jakarta Ban Motorsport, dan akhirnya diposisi ke-4 ada Ismail Ekadana.
Di race paling terkahir atau race ke-11 pada hari itu mempertandingkan kelas old school yang benar-benar di isi oleh mobil old school bin tua bin jadul dibawah tahun 80’an sejumlah 9 peserta. Seperti Eko Bambang W dari team Jagal kota Kediri ini terpaksa harus D.N.F di lap ke-3 karena mengalami masalah pada VW kodoknya. Best time dari pembalap asal kota Kediri jawa Timur ini adalah 2:07.998
Andri Wirdhuswanto dari team SSR Team dengan Toyota Corolla KE20 nya terlihat sangat semangat sekali melibas setiap tikungan di Sentul ini hingga membuatnya harus menikung dengan hanya 3 ban. Best time si Andri denga peanutnya adalah 2:19.821 yang membawanya finish di urutan ke-5
Sementara rekan satu teamnya Teddy Wahayu dengan Renault hanya mampu finish dibawahnya atau urutan ke-6 dengan best timenya 2:31.863
All rights…akhirnya liputan Perfourm di ISSOM 2015 seri 2 selesai sudah. Sampai berjumpa di ISSOM seri 3 di bulan Agustus mendatang. Later….
Bayu Sulistyo
Instagram : @bayusulistyoo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com