Jika Anda jeli membaca judul saya, mungkin Anda teringat dengan sebuah film yang konon katanya menjadi film favoritnya si mantan Presiden Irak Saddam Hussein, yaitu Black Hawk Down. Sama seperti team B16 AP Speed, team yang biasanya selalu pulang dengan tradisi membawa dan memborong piala. Maka pada seri ke-4 Sentul Drag Race 2015 ini, untuk yang pertama kalinya mereka pulang dengan tangan hampa alias kosong.
Sentul Drag Race seri 4 pun bisa dibilang menjadi event pamungkas dari seri drag race yang diadakan oleh Sentul Circuit untuk musim seri 2015 ini. Karena Sentul sedang bersiap-siap untuk mempercantik dan berbenah diri menghadapi Moto GP 2017. Team B16 AP Speed pun tampak bersemangat mengikuti event pamungkas ini dengan menurunkan 5 mobilnya.
Dan pada event yang di selenggarakan pada tanggal ini 3- 4 Oktober 2015 ini, Spongebob B16 AP Speed K24 EG6 pun absen karena ada kerusakan pada gearbox nya. Jadi yang turun pada seri itu terdiri dari 4 EG6 (Flash, Rainbow, Tomahawk, dan juga Ipung) dan 1 Toyota Soluna 7AGTE Turbo
Beberapa mobil pun mendapatkan perhatian pada qtt day, mulai dari Flash EG6 yang sedikit bermasalah dengan gearboxnya
Hingga Rainbow EG6 yang juga mengalami masalah serupa dengan gearboxnya.
Ada sesuatu yang baru dan keren yang hadir di pit AP Speed. Yaitu sebuah Stilo Carbon Helmet dengan orange chrome visor nya yang membuat saya horny.
Stilo ST5 GT Carbon yang dibawa oleh Rio ini di lengkapi dengan berbagai fitur seperti colokan microphone atau intercom yang terintergrasi (built in), dudukan microphone yang bisa di atur, earmuffs (sejenis earphone namun tidak dimasukkan kedalam lubang telinga, hanya menempel di sisi luar telinga atau helm), sambungan untuk suplai minuman ke pembalap, dudukan oem Stilo untuk HANS, dan tentu saja sertifikat halal berupa Snell SA2015 approved.
Dengan berat yang cuma small shell 1350±30g (XS, S, M and L), dan large shell 1400±30g (XL, XXL and XXXL) berserta carbon dan or orange chrome visor nya anti gores dan anti embun. Tak ayal membuat helm ini salah satu helm favorit saya selain Bell HP7 Carbon series.
Well bagi Anda yang bisa dibilang gerah dan tidak betah dengan helm fullface mungkin bisa memilih helm halface dengan livery yang Anda kondisikan sendiri sesuai dengan warna dan motif kesukaan Anda.
Selain helm Rio yang baru, pada seri ke-4 ini team yang bermarkas di daerah Duren Sawit ini di support oleh clothing SFKauto dari kota Bandung.
Herdy pun mulai masuk ke dalam cockpit Rainbow EG6 untuk memulai QTT yang pertama bagi Rainbow
Dan menekan magic button dan memberikan kehidupan kepada mesin yang bertenaga 360 hp ini.
Salah satu monster all motor yang dimiliki B16 AP Speed ini pun keluar meninggalkan pitnya
Dan berjalan menuju garis start dengan suara khas all motor
Dibelakangnya menyusul kemudian Rio dengan Flash EG6 nya
Namun sayangnya akibat chaos yang ditimbulkan oleh angin yang membuat tenda panitia terbang dan menghantam kaca depan mobil panitia juga mati lampu. Membuat antrian panjang dan padat tidak bergerak mencapai R2 atau sekitar 300- 400 meteran dari garis start.
Karena antrian yang cukup panjang ditambah cuaca sentul yang pada hari itu luar biasa cerahnya alias panas sekali dengan angin yang tidak ada sama sekali membuat beberapa pembalap stress didalam cockpitnya dan memilih keluar mengademkan diri. Ya meskipun masih kepanasan juga.
Akhirnya setelah melalui perjuangan yang berat menanti antri line up di garis start, satu persatu pembalap dan mobil team B16 AP Speed meluncur meninggalkan garis start. Toyota Soluna bertenaga 420 hp ini pun mencetak waktu 13.4 detik
Sementara si Rainbow berhasil mencetak 12.8 detik
Rio yang berada dibelakang Herdy atau Rainbow pun terpaksa harus start agak lama karena traffic atau antrian di garis startnya yang cukup panjang. Dan begitu gilirannya hampir tiba, diapun berjalan menuju mobilnya
Lalu kemudian memakai helm barunya yang dipersiapkan untuk balap touring Honda Jazz Speed Challenge dengan New Honda Jazz GK5.
Kemudian berada didalam cockpit Flash dan menekan tombol sex, drugs, and rock’n’roll
Rio dan Flasnya pun berlari dengan kencangnya dari garis start hingga menuju finish.
Dan akhirnya EG6 bertenaga 360 hp ini menyentuh garis finish dengan waktu 12.7 detik
Dari mobilnya Flash, Rio pun beralih ke EG6 milik adiknya (Rian) yang bernama Tomahawk ini, dan mencetak waktu di qtt pada sore hari itu 13.5 detik
Agenda qtt pada hari itupun sudah selesai, 5 mobil dari team B16 AP Speed sudah melakukan babak qtt dan sedang dalam tahap menyerahkan kartu laporan kepada pihak panitia. Kartu laporan tersbut berisi kelas berapa detik yang hendak kita ikuti pada race day esok. Jadi yang dimaksud babak qtt hari ini adalah mencari tahu berapa best time mobil kita supaya besok ikut kelas yang sesuai dengan performance mobil kita. Bagi yang mobilnya Kentang aatau Kena Tanggung (00.50, contohnya 13.5 atau 15.7 hingga 00.9) mungkin bisa menerapkan strategi anget anget tai ayam atau start nya menggebu-gebu, tapi shiftingnya slow mo supaya bisa pas dengan waktu yang diincer. (qtt 14.6 detik, race day ikut 15 detik)
Dan tak ada salahnya setelah seharian berpacu dengan adrenalin waktunya untuk mood booster dengan bertemu, bercanda ria, dan menggendong sang anak yang pada sore hari datang memberikan surprise kepada Herdy. Nama anaknya inilah yang menjadi nama mobil balapnya EG6 di Super Touring Car .
Qtt pun sudah selesai, mobilpun diparkir sedemikan rupa supaya pitnya muat.
Dan akhirnya saya pun bermalam minggu atau ngedate di rumah makan Padang dengan 24 orang pria. Mungkin besok-besok tim ini harus merekrut pembalap wanita.
Minggu,4 Oktober 2015 saya pun kembali ke Sentul Circuit dimana pada pagi hari ke-5 mobil AP Speed sudah siap bertempur di dari kelas 14 hingga 12 detik.
Tak mau kalah dengan Rio, Ewin yang cinta dengan dunia custom culture seperti custom bike dan segala sesuatu yang berbau Mooneyes, Big Man pun membawa helm terbarunya berupa Simpson RX 1 yang terlihat jadul dan so vintage
Jika Simpson RX 1 M30 Ewin yang terkesan sangat vintage karena memang berasal dari tahun 70’an, maka ketika back to the future di tahun 2015 kita akan menemukan helm seperti dalam film sci-fi yang terbuat dari carbon fiber atau CFRP (Carbon Fiber Reinforced Plastic). Dimana lebih ringan, kuat, dan tentu saja aman serta mahal.
Dan bagaimana jika kita gabungkan helm carbon fiber ala film sci-fi dengan teknologi dan era motorsport di tahun 2015 atau abad ke 21 ini? Jawabannya mungkin ada dalam photo ini.
Well walaupun Anda dipersenjatai dengan segala macam gear yang sudah lolos scrutineering hingga ada stempel halal Snell atau FIA approved. Namun race is race. Alias kita berpacu melawan adrenaline dan rasa takut kita sampai pada titik tertentu. Yang sebagian orang bilang itu (balapan) adalah ibadah, yaitu semakin kencang semakin dekat dengan Tuhan. Jadi tak ada salahnya berdoa bersama memohon kelancaran dan keselamatan dimana ke-2 hal tersebut diatas atau lebih dari sekedar podium dan kemenangan.
Setelah dikuatkan batinnya dengan siraman rohani, waktunya untuk dikuatkan semangatnya dengan bertos bersama. Inilah ritual atau tradisi yang dilakukan oleh team B16 AP Speed di saat sebelum satu pembalapnya masuk ke dalam mobil dan keluar dari dalam pit menuju garis start. Saya yakin Anda dan tim Anda juga melakukan hal ini. Well that’s good…
And its show time… Apapun helmnya yang berlisensi atau bersertifikat halal DOT, Snell, ataupun FIA Standard pasti sedikit kesusahan ketika memasang helmnya.
Karena berbeda dengan SNI (Standart Nasional Indonesia) yang memakai sistem “klik” atau Micrometic buckle (pengembangan dari sistem terdahulu, yakni buckcle plastic dan quick realese buckle). Helm import yang berlisensi DOT atau Snell ini menggunakan sistem Double D ring yang pemakaiannya dimana kita harus membuat simpul mati. Perbedaan pada hal keamanan, Double D Ring lebih aman daripada Micrometic buckle (klik) karena mampu benturan (tidak terlepas) sampai 250-500 kg (dijadikan standart helm balap). Sementara sistem micrometic buckle atau klik hanya mampu menahan benturan (tidak terlepas) sekitar 150-225 kg. Soal kenyamanan memang sitem klik lebih mudah dan nyaman dipakai untuk harian, daripada double d ring.
Aik Fahd pun menyempatkan diri untuk berdoa sebelum keluar dari pit dengan Rainbow EG6nya
Pasukan all motor B16 AP Speed pun mulai bergerak menuju ke garis start ketika kelas 15 detik di pertandingkan. Hal ini dilakukan karena rata-rata pembalap di AP Speed mempunyai 2 sampai 4 nomor start dalam 1 atau bahkan 2 mobil. Seperti Rio yang hampir di setiap seri mempunyai 4 nomor start di 2 mobil yang berbeda. Jadi mereka bisa sesuai jadwal di kelas yang mereka ikuti, tidak over karena bolak balik (1 kelas diberikan waktu sekitar 15-20 menit)
Dikelas bracket 14 detik B16 AP Speed diwakilkan oleh Ipung Muhtadien dengan Honda Civic EG6 nya yang sudah dipersenjatai dengan mesin B20. Di heat 1 pembalap dari kota Bandung ini mencetak waktu yang cukup tajam, yaitu 14.095 detik. Di bracket 13 detik Irvan Fauzi tandem nya meraih time 13.785 detik
Masih di kelas bracket 14 detik dimana Bigman Taxi sedang bersiap-siap line up di area waiting zone. Ini adalah Toyota Soluna bermesin 7AGTE yang mampu memuntahkan tenaga sebesar 420 hp. Namun sayangnya its FWD bukan AWD.
Ewin “Bigman “ Windran di heat pertama ini berhasil membukukan waktu 14.270 detik
Akhirnya rombongan pasukan all motor B16 AP Speed pun sudah tiba di area waiting zone dan bersiap-siap untuk maju ke garis start di kelas bracket 13 dan 12 detik.
Yang pertama adalah giliran dari Rainbow EG6. Pada race kali ini Rainbow mencoba memakai ban semi slick Toyo R888 15 inch yang melekat pada Welds 15’inch (special order sesuai spec Toyo R888) untuk mempertajam waktu. Seperti kita ketahui Slick keunggulannya ada pada start dan shifting, lebih grip ke lintasan namun terasa berat ketika atasnya (rolling). Sementara slick mungkin agak belepotan ketika start dan shifting, namun ketika atasnya atau roliing lebih ringan. Oleh karena itu ketika start roda depan Rainbow mengeluarkan asap yang agak banyak, karena ban nya sedang berjuang untuk mendapatkan grip ke aspal.
Heat 1 kelas bracket 12 detik pun dilalui oleh Aik Fahd dengan waktu 12.874 detik. Sementara M. Herdy yang menjadi tandem Aik berhasil mencetak waktu 12.816 detik dan 12.508 detik.
Sementara side by side antara sesam team B16 AP Speed terjadi di heat 1, yaitu Indra dengan Toyota Soluna 7AGTE dengan Rio R Bramantio dengan Tomahawk EG6. Duel sesama team ini akhirnya dimenangkan oleh Indra dengan waktunya 13.442 detik meninggalkan Rio yang finish dibelakangnya dengan waktu 13.880 detik.
Tomahawk pun kembali lagi ke area waiting zone untuk melakukan start sekali lagi, dan juga mengantarkan Rio untuk melakukan start dengan Flash EG6 nya. Nampak di belakang Tomahawk ada Skunk 2 Wisesa Motorsport EG6 yang sedang bersiap untuk melakukan heat 1 nya.
Ada yang special pada race kali itu, yaitu untuk yang pertama kalinya semenjak kira-kira 2014 hingga 2015 ini. 2 monster all motor dikelas bracket 12 detik di lepaskan secara bersamaan. Yaitu dari kubu Wisesa Motorsport dipiloti oleh Ebel dengan Skunk 2 EG6
Sementara dari kubu B16 AP Speed diwakilkan oleh Rio R. Bramantio dengan Flash EG6 nya. Damn..i love dat Stilo carbon helmet.
Akhirnya setelah sekian lama para monster ini hanya bertarung seorang diri atau start sendiri-sendiri, di seri ke-4 kamaren ada pemandangan yang langka yaitu 2 monster all motor kelas bracket 12 detik dilepaskan secara bersamaan. Its Skunk 2 Wisesa Motorsport dengan Ebel didalamnya head to head dengan Flash B16 AP Speed dengan Rio R Bramantio didalamnya. Inilah yang baru dinamakan the real drag race, bukan start sendiri-sendiri.
Pertarunganpun sangat ketat dari garis start hingga finish. Dimana ke-2 EG6 ini saling menempel atau side by side, terlihat dari start Flash sedikit atau tipis memimpin didepan Skunk 2. Namun pada akhirnya duel ini dimenangkan oleh Adhi W atau Ebel dengan waktunya 12.726 detik, sementara Rio finish dengan waktu 12.793 detik. Hanya terpaut selisih sekitar 00.067 detik.
Kalah tipisnya Rio dari Ebel disebabkan oleh ban slick Hossier yang baru dipakai 3 kali race ini sobek ketika Rio shifting dari 3 ke-4, hingga membuat Rio harus menyelesaikan balap hanya dengan 3 ban normal.
Anda bisa liat sendiri bagaimana kekuatan dan safetynya dari ban yang memang di desain untuk drag race dengan segala macam worst case scenarionya. Walau dalam kecepatan tinggi mobil masih bisa dikendalikan. Coba kalo ban biasa yang pecah disaat kecrepatan tinggi. Anda sendiri yang menjawabnya..
“Rasanya seru banget. Malah ga ada beban waktu start bareng Skunk 2 daripada start sendirian beban takut miss gear dan lain-lain, ini malah ga ada. Yang ada dipikiran Cuma gas pool. Dan juga bangga akhirnya bisa start bareng sama salah satu fastest EG6 di Indonesia” kesan Rio setelah start bareng dengan Skunk 2 bersama Flashnya.
Crew AP Speed pun langsung bergerak cepat mencari dan memperbaiki masalah yang menimpa roda sebelah kanan depan Flash sewaktu jam istirahat. Dibuat sedikit perbaikan pada area brake kit system dimana piringannya di haluskan sisi yang menonjol supaya tidak membentur ban lagi.
Selagi crew AP Speed memperbaiki Flash, saya pun menemukan makanan yang menjadi hidangan favorit saya di Sentul selain otak-otak dan es cappuccino cao. Yaitu rujak buah mangga muda yang manis dengan sambal rujaknya. Dayum.
Tak membutuhkan waktu lama untuk crew AP Speed mengatasi masalah yang menimpa roda depan Flash. Flash pun siap bertarung di kelas 12 detik dengan pinjaman ban dari Rainbow EG6 yang pada kali itu disetting memakai ban semi slick Toyo Proxes R888 15’inch.
Sekitar jam 1 siang atau setelah istirahat sholat Dhuhur dan makan siang, race pun kembali dilanjutkan ke heat ke-2. Dimana jadwalnya dibalik menjadi kelas FFA dan kelas bracket 12 detik dulu yang akan memulai startnya. Pasukan all motor B16 AP Speed pun segera meluncur ke garis start.
Saya pun bersama adik saya kembalo ke battle station kami masing-masing
Nasib kurang beruntung menimpa Ipung Muhtadien di kelas bracket 14 detik. Setelah pada heat 1 berhasil mencetak waktu yang cukup tajam , yaitu 14.095 detik. Pada heat ke-2 ini Ipung malah brake out ke area 13 detik yaitu 13.882 detik. Sementara di kelas braket 13 detiknya Ipung hanya mampu berada diposisi ke-12 dengan best timeya 13.810 detik. Sementara Irvan Fauzi tandem nya berada di posisi ke-19 dengan best timenya 13.785 detik
Nasib yang sama juga menimpa Ewin”Bigman” Windran dengan Toyota Soluna 7AGTE nya. Dia pun kebablasan ke area 13 detik, yaitu 13.963 detik setelah di heat 1 Ewin mencetak waktu 14.270 detik. Sementara Indra harus puas mencetak waktu 13.375 detik di heat ke-2 yang membuatnya hanya bertahan di posisi ke-7 kelas bracket 13 detik.
Flash dan Tomahawk pun tampak sedang bersiap dan mengantri di area waiting zone garis start. Dan yang pasti udara atau cuaca pada siang hari itu cukup membuat Anda ingin segera kembali ke dalam pit, alias panas sekali.
Herdy yang akan memulai heat ke-2 nya bersama Flash EG6 ini. Sewaktu heat 1 pembalap asal kota Cianjur ini berhasil mencetak waktu 13.841 detik.
Di heat ke-2 ini Herdy pun langsung flat out begitu lampu start berubah menjadi lampu hijau.Flash pun akhirnya berhasil menyetuh garis finish dengan mencetak waktu 12.508 detik. Namun sayangnya hasil tersebut belum cukup kuat untuk bisa membawa masuk Herdy dan Flash ke podium 5 besar.
Kembali ke area waiting zone dimana terdapat Tomahawk yang sedang mengantri bersama Captain America OMP Garage EG6 dari Batam dan juga Frozen Supernova EG6. Di Sentul jika Anda milhat segerombolan EG6 yang heavy weight seperti ini, sudah dipastikan mereka adalah pasukan all motor yang bertarung di kelas bracket 13 hingga 12 detik.
Rio pun tampak mondar mandir dari mobilnya ke garis start untuk mengecek keadaan garis start yang rada ramai traffic nya. Dia pun harus berjuang melawan rasa kantuk dan badannya yang kurang fit akibat hanya tidur selama 2 jam saja.
Sudah sekitar 3 seri ini Tomahawk berada di Sentul tanpa kehadiran ownernya Rian yang sedang sibuk bekerja.
Dan Rian pun menitipkan mobil balap keayangannya ini ke sang kakak, Rio, untuk diajak berolahraga di lintasan sepanjang 402 meter ini.
Namun sayangnya di seri ke-4 ini Rio gagal mempertahankan supremasi Tomahawk di kelas bracket 13 detik. Si undisputed champion kelas bracket 13 detik ini akhirnya Cuma mampu finish dengan waktu 13.312 detik, yang membuat Rio terlempar dari podium 5 besar dan bertengger di posisi ke-9 umum.
Rio bilang kalo mesin Tom sudah berumur 6 tahun dan tidak pernah di refresh, mungkin sekarang waktunya yang tepat untuk merefresh mesin B20 nya ini.
Sementara Rainbow sendiri juga mengalami nasib yang sama dengan Tomahawk, yaitu ke-2 pembalapnya terlempar dari podium 5 besar. M. Herdy pada heat ke-2 ini hanya mampu mencetak best time 12.761 detik dan membuatnya hanya mampu bertengger diposisi ke-8. Sementara Aik Fahd berada dibawah M. Herdy yaitu posisi ke 9 dengan waktu 12.709 detik
Harapan terakhirnya ada pada Flash, karena Tomahawk dan Rainbow Sudah gagal untuk meraih podium di kelas bracket 13 dan 12 detik.
Beban pun berada pada Rio yang menjadi pembalap terkakhir dari team AP Speed yang hendak melakukan start. Baik Ipung, Irvan, Indra, Ewin, Aik, dan Herdy semuanya gugur finish tanpa podium. Rio membutuhkan waktu yang lebih tajam daripada heat 1 nya yaitu 12.793 detik untuk bisa masuk ke podium 5 besar. Atau pulang dengan tangan hampa.
Flash pun melesat dari garis start. Namun sayangnya ketika shifting dari 2 ke-3 Rio pun melakukan miss gear yang akhirnya membuat catatan waktu tempuhnya membengkak dan finish dengan waktu cukup jauh dari 12.000. Yaitu 13.679 detik.
Rio pun keluar dari dalam Flash sambil berwajah datar dan kebingungan sambil menggaruk-garukkan kepala tanda kebingungan dengan performancenya pada hari ini. 2 mobil yang dipilotinya pulang dengan tangan hampa, alias 4 buah nomer start (2start di 2 mobil) tidak membuahkan 1 piala pun. Terkahir kalo tidak salah tahun 2013 Rio pulang dengan tangan hampa.
Karena penasaran dengan performance Flash dan juga Rainbow. Akhirnya diputuskan untuk mengikutkan 2 mobil ini di kelas patah hati atau consolidation class atau kelas nanggung seperti 15.5, 16.5 dan seterusnya.
Hasil dari ikut bertarung di kelas consolidation 15.5 detik itu yaitu imbang antara Aik pada Rainbow dan M. Herdy pada Flash. Alias sama sama menyentuh garis finish dengan waktu 12.7 detik. Cukup jauh dari area 12 kecil.
“ Mungkin kali ini kurang beruntung , dan biar piala buat yang lain juga, yah gentian lah. Biar bergantian yang menang. Ya namanya juga pertandingan ada yang menang dan ada yang kalah.
Kalo ntar lama-lama kita terus yang manggung, ntar makin lama makin sepi dunk dragnya” terang Daddy atau Bang Apre ketika saya menanyakan perihal baru kali ini team B16 AP Speed pulang dengan tangan hampa.
Rencana ke depannya untuk menyambut seri tambahan drag race yang akan diadakan pada tanggal 5-6 Desember 2015 besok. Daddy atau dan teamnya sudah mempersiapkan full team pasukan all motor nya, mulai dari Susu Saset dan Spongebob yang pada race kali ini absen. Hingga mobil EG6 All motor terbaru yang buat riset bertarung di musim balap 2016 besok.
-Bayu Sulistyo
IG : @bayusulistyoo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on our Twitter and Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com