Musim balap drag race untuk tahun 2016 bisa jadi menjadi tahun yang penuh kejutan dalam dunia persilatan drag race di Sentul Drag Race. Mulai dari turunnya jumlah peserta, absen nya sejumlah tim-tim besar dengan monster 402 m yang biasa bermain di kelas 13,12 dan FFA. Khusus untuk AP Speed, ini adalah event balap tersunyi dan tersenyap selama saya mulai bergabung dengan pasukan All Motor (2013) yang bermarkas di daerah Duren Sawit ini.
Dari yang biasanya pit nya berjumlah 4 buah dengan 10 mobil didalamnya, dengan komposisi 6 EG6 All Motor, dan 4 lainnya turbo. Kini dari seri ke seri menyusut dari 4 pit, menjadi 3 pit, lalu 2 pit, dan akhirnya hanya 1 pit dengan 1 mobil didalamnya. Yaitu Tweety B16 AP Speed EG6
Tweety pun pada Sentul Drag Race seri 2 menjadi EG6 yang tersisa dari 7 EG6 All Motor yang dimiliki oleh AP Speed yang bertarung di kelas bracket 13 dan 12 detik. Beberapa owner EG6 All Motor AP Speed memang pada musim balap 2016 ini memutuskan untuk menidurkan mobil perang mereka di garasi rumah setelah selama 2 tahun nonstop setiap serinya bertarung tanpa henti di Sentul Drag Race, tetapi dengan hasil waktu yang tidak menentu. Mereka pun semua kini banting setir ke balap touring dengan membangun mobil baru mereka yang sesuai dengan kelas yang di ikuti (HJSC,HBSC, dan STC)
But the show must go on alias the race must go on. Beberapa owner EG6 yang masih belom kendor dari arena balap 402 meter ini, masih melanjutkan tradisi AP Speed yang besar di scene Drag Race Indonesia
Dari sekitar 10 pembalap yang bertarung, kini tersisa hanya 1 pembalap dari AP Speed.
Dan helm halface OMP dengan intercom tersebut milik seorang legenda balap Indonesia, yaitu dr. Hery Agung. Saya pun cukup surprise ketika melihat the flying doctor ini datang ke pit AP Speed dan akan mempiloti Tweety.
Dr. Hery Agung akan berduet dengan Dana yang sudah merasakan aspal Sentul dari akhir Desember 2015 hingga Sentul Drag race seri 1 kemaren bersama Tweetynya.
Dana pun mulai meninggalkan pit AP Speed untuk memulai babak QTT di hari Sabtu itu.
Dana pun berhasil mendapatkan waktu 13.6 detik , lalu kemudian di ikuti oleh dr. Hery Agung yang mendapatkan best time 13,7 detik. Yang berarti ke-2 pembalap ini akan bertarung di kelas bracket 13 detik.
Karena peserta drag race pada saat itu sedikit, maka babak QTT pun berakhir lebih cepat daripada biasanya. Saya pun menyempatkan untuk mengunjungi museum Sentul yang mana didalamnya berisi beberapa mobil classic, memorabilia para pembalap Inbdonesia, dan juga mobil balap legend di Indonesia. Termasuk si 9,3 detik “Si Komo” Holden Capri nya Wie Wie Rianto dan si 9,4 detik Datsun Fairlady Z nya dr. Hery Agung yang dua-duanya berasal dari team Firna Protechnic.
Dan tak ada salahnya mengabdikan moment ini dengan keluarga yang akan menjadi kenang-kenangan bersama sang legend.
Termasuk juga saya yang mengajak The Flying Doctor untuk berselfi bersamanya di depan 9,4 detik Devil Z nya. Yang saya ingat saya Cuma melihat si Devil Z di koran dan gambar bergeraknya pada saat tayangan “Live” ONS (Otomotif Night Race)
It’s a bad day to start a race day. Kota Jakarta dan sekitarnya pun diguyur hujan yang cukup deras semenjak Subuh menjadikan perjalanan saya menuju ke sirkuit Sentul yang terletak sekitar 45 menit perjalanan ditemani dengan jarak pandang yang cukup pendek.
Sudah menjadi hukum alam bahwa musim hujan adalah waktunya untuk memamah biak atau tingkat metabolism tubuh kita menjadi tinggi karena dingin. Saya pun mendapatkan kiriman berupa martabak dan terang bulan dari drifter Chandra Timothy KDRT (Kuatir Drift Team) yang menyempatkan mampir ke Sentul dalam perjalannya menuju ke Puncak. Thanks Bro
Tak ada yang bisa dilakukan pada saat hujan mengguyur sirkuit Sentul. Yang ada kami hanya bisa menunggu waktu hingga pimpinan lomba memutuskan bahwa track cukup aman bagi para peserta untuk menggeber mobilnya di tengah lintasan.
Dan bagi dr. Hery Agung, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk sedikit mellow mengingat masa muda atau lalunya di sirkuit ini. The Flying Doctor ini tercatat pernah mengikuti beberapa balapan di Sentul seperti balap touring, drag race, hingga balapan single seat Formula Asia. Kini pria asal kota Semarang durability tubuhnya menurun semenjak dia melakukan operasi Jantung. Dia tak bisa lagi melakukan sebuah balapan yang memakan waktu lebih dari 6 menit, karena lebih dari 6 menit tubuhnya sudah mulai drop karena penyakit jantungnya. Namun yang namanya tua tua keladi dan tak bisa menahan kecintaannya pada dunia balap, dr. Hery Agung pun melampiaskan adrenaline nya pada drag race dan sprint rally yang dirasanya endurance nya dibawah 6 menit.
Musim hujan pun tak berpengaruh banyak pada setingan Tweety. Apalagi Tweety memang di seting menggunakan ban semi slick Toyo Proxes R888 dalam segala kondisi. Yang artinya mobil ini mau panas mau hujan ban nya tetap 1, yaitu R888.
Pada race kali itu Dana dan dr. Hery Agung akan ditemani oleh Oyod yang menggantikan posisi Daddy atau Bang Apre yang tidak bisa hadir karena istrinya baru saja melahirkan.
Karena hujan yang cukup deras menyisakan genangan air yang cukup dalam , dan juga beberapa kelas sudah di lepas dibawah guyuran hujan. Tim pun memutuskan untuk mengganti roda belakang mereka dengan ban semi slick yang terpasang di rims biasa
Dan mempensiunkan skinny tires nya. Alasannya simple, jika Anda bersikeras tetap menggunakan skinny tires atau ban cacing ini maka Anda akan mendapati pantat mobil Anda akan bergoyang dombret sewaktu berpacu di lintasan basah. Dan parahnya lagi keadaan akan semakin mencekam ketika Anda melakukan pengeremean setelah melakukan top speed, ban belakang Anda tidak mendapatkan traksi karena skinny tires tidak bisa grip dan membuang air hingga menyebabkan aqua planing
Oyod pun lalu menurunkan tire pressure nya supaya area contact pada permukaan ban semakin lebar hingga bisa mendapatkan grip .
But first let me take the shot.
Herdy pun baru muncul di pit pada hari minggunya atau race day karena pekerjaannya yang tidak bisa ditinggalkan hingga memaksanya gantung stir untuk seri ke-2 ini.
Setelah Oyod mengatur setinga tire pressure untuk track basah dan photo bersama, waktunya Dana untuk masuk ke dalam cockpit Tweety , dan mulai berdoa dengan diawali dengan ucapan ‘Bismillahirohmanirohim.
Lalu Dana yang merupakan ayah dari 2 putri ini pun mulai menerima ucapan hati-hati dan juga kecupan sayang dari ke-2 putrinya.
Yang jelas saya iri dengan pemandangan ini, dan mungkin Anda juga merasakan apa yang saya rasakan. Bagi saya photo motorsport bukan hanya mengenai metal to pedal saja, tetapi juga mengenai orang yang live and breathe atau hidup dan bernapas di dalamnya. Banyak sisi humanis yang Anda temukan dari kerasnya dunia motorsport yang mendadak menjadi lembut ketika keluarga kecil Anda menghampiri Anda untuk sekedar menonton Anda balapan dan mengucapkan ttdj dengan extra bonus sebuah pelukan atau ciuman kasih sayang.
Mungkin anak Anda tidak akan mengerti apa yang Anda lakukan dengan mengatasnamakan hobby Anda ini. Tapi kelak ketika suatu saat nanti dia sudah besar dan memandangi photo ini, dia akan tahu bahwa dia senang melihat ayahnya dulunya adalah seorang pembalap.
Dan bagi istri Anda yang mungkin saja dari semenjak Anda menyunat anggaran belanja dapurnya menjadi anggaran belanja spare part racing berubah menjadi seorang rapper ketika melihat tagihan bill mobil Anda…akan tetap menjadi orang terakhir yang akan memeluk Anda sebelum Anda mulai menutup pintu mobil balap Anda
Dana pun mulai memasuki area waiting zone dan akan memulai heat pertamanya di Sentul Drag Race seri 2 ini dengan kondisi track yang masih cukup basah.
Di seri 1 kemaren Dana hanya mampu bertengger di posisi ke-11 di kela bracket 13 detik dengan best timenya 13.580 detik
Dana pun melesat dari garis start dengan sedikit bertarung dengan over spin pada roda depannya hingga akhirnya dia mampu menyelesaikan heat 1 nya dengan waktu tempuhnya 13.695 detik.
Dari Dana kita pun beralih ke dr. Hery Agung yang sudah bersiap sedia di area waiting zone dengan Tweety.
Senang rasanya bisa melihat sang pembalap serba bisa (Road race, slalom, drag race, touring, offroad, bahkan lombakicau burung) yang menurut saya belum cocok untuk dibilang veteran balap Indonesia in bisa beraksi kembali di lintasan drag race. Ya walaupun bukan dengan si 9,4 detik Devil Z nya.
Walaupun kendaraannya tidak sama, umurnya sudah muda lagi, dan performance kesehatannya menurun. Namun semangat untuk merasakan adrenaline ketika berpacu dengan kecepatan tetaplah sama semenjak beliau mulai tancap gas pada tahun 60an. Age is just a number, sama seperti odometer yang terus bertambah namun can’t stop won’t stop. Satu yang pasti senyum dan jempolnya yang menjadi trademark The Flying Doctor ini masih tetap sama dari jaman dulu.
Dokter ini pun langsung melesat dari garis start
dan berhasil membukukan waktu 13.737 detik di heat pertamanya.
Namun sayangnya, karena jadwal race yang bersambung dari heat 1 ke heat ke-2 tanpa ada jam istirahat seperti biasanya (karena heat 1 di undur waktu startnya dan juga mengejar untuk heat ke-2 sebelum hujan turun lagi). Baik Dana dan dr. Hery Agung bisa mengikuti start pada waktu heat ke-2 karena telat start atau waktu start untuk kelas 13 detik telah habis. Saya masih ingat ketika itu saya baru saja sampai di dalam pit setelah memphoto kelas 12 detik dan dan beberapa mobil FFA (heat 1). Sambil makan siang (kira-kira jam 2-an), karena biasanya setelah FFA ada jeda sekitar 1 jam an untuk istirahat sebelum lanjut ke heat ke-2 dengan urutan FFA, 12, dan 13 detik). Saya melihat beberapa FFA masih wara-wiri yang saya kira itu masih heat 1. Namun setelah kami makan siang dan menuju ke garis start ternyata wkatu start untuk kelas 13 detik sudah habis, dimana 9 pembalap (termasuk Dana dan dr. Hery Agung) tidak bisa start.
Dan, akhirnya kami pun memutuskan untuk berphoto bersama setelah ke-2 pembalap tertahan di area waiting zone. Mungkin ini adalah pelajaran untuk kita, supaya lebih mawas diri ketika menghadapi sebuah event balap yang time schedule nya merupakan tipikal worst case scenario alias urgent. Dan bagi panitia, mungkin menyiapkan plan B yaitu seorang petugas yang mengingatkan para pembalap di dalam pitnya supaya bisa start, walaupun sudah di ingatkan dengan pengeras suara. Namun terkadang suara speakernya kalah dengan suara exhaust mobil balap lainnya.
In motorsport, sometimes you win some, lose some, and wrecked some.
Bayu Sulistyo
IG : @bayusulistyoo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURM and you can be on Perfourm live on the website
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com