ISSOM 2016 RD.1 : OPEN SEASON

Penulis

Maret 14, 2016

Musim balap mobil touring 2016 atau ISSOM 2016 akhirnya memulai kick off season nya pada bulan Maret ini. Indonesia Sentul Series of Motorsport yang diadakan pada tanggal 4- 6 Maret 2016 yang lalu.

Keadaan pit dan paddocknya pun kini mulai berubah daripada tahun lalu, dimana paddock atas kembali dibuka dan di isi oleh team-team dari kelas retro. Sebanyak 278 pembalap beranding di 10 kelas yang diadakan oleh panitia. Namun 2 kelas premium, yaitu Ferrari F430 Challenge dan juga Lamborghini Super Trofeo menghilang dari Sentul. Sebagai gantinya panitia menambalnya dengan STC 2 atau STC 1600 yang digabung dengan STC Retro dan STC 1 yang berisi STC 2100 dan STC 3500.

Agenda ISSOM sendiri so far hanya terdapat 3 seri sebelum bulan puasa. Hal ini karena terkait isu renovasi sirkuit sepanjang 4,12 km yang akan dilakukan setelah bulan puasa. Namun renovasi sirkuit milik swasta untuk keperluan Moto GP 2017 ini mendapat saingan terberat yaitu sirkuit milik Pemerintah atau BUMN yang rumornya akan dibangun di kota Palembang.

Peserta ISSOM pada tahun ini sedkit berkurang daripada tahun lalu, namun di satu sisi saya lihat beberapa pembalap atau team sekarang sudah mulai mendapatkan sponsor, itu berarti balap touring di Indonesia sudah mulai sehat dan hidup kembali.

Beberapa team juga hadir dengan livery mobilnya yang baru untuk memberikan penyegaran di lintasan.

Siapa yang tidak suka jika melihat sebiah box car racer lengkap dengan big wide fat aerokit dengan gt wingnya sedang di jack stand

Uniknya KE70 milik Bambang Hutomo dari team Jakarta Ban Motorsport yang merupakan DX favorit saya ini tak lagi mengusung sistem injeksi atau four throttle (itb), namun menggantinya dengan 4 barrel. Yang jelas sepertinya KE70 ini mungkin tak akan sekencang pada tahun lalu dimana dia menggunakan itb dan mencetak waktu 1:48.

ETCC atau European Touring Car Championship pun yang biasanya open tires, kini berubah menjadi one make tire race dengan masuknya Achilles Radial sebagai official tires ETCC 2000 dan ETCC 3000. Untuk pilhan bannya, pihak ETCC memberikan 2 pilihan jenis ban Achilles, yaitu Achilles Radial 123S atau Achilles Radial ATR K-Sport.

ETCC juga menjadi tempatnya bagi Anda yang ingin melihat mobil balap dengan tampang dan taste nya ala balap DTM ataupun Super GT yang identik dengan aerokit yang gila. Bahkan saking gilanya untuk menaikkan dan menurunkan E36 milik Hendy Prabowo ini saja memerlukan teknik dan strategi supaya front dan rear bumpernya tidak pecah.

Saya juga menemukan beberapa pembalap yang pada musim balap 2016 ini memakai gear barunya berupa helm yang sudah di repaint dengan liverynya, seperti Arai Helmet milik Uki

Well guys..yang jelas helm yang sudah di berikan livery bagi saya lebih menarik untuk diphoto dibandingkan helm yang masih polos.

Jika Sparco, Momo, dan Nardi sudah terlalu mainstream buat Anda. Baigamana dengan Keyis Racing yang populer digunakan oleh para pembalap dan drifter di D1 Grandprix Jepang. Ini adalah Zharfan di dalam Honda Jazz GK5 yang akan menjalani 1^st debutnya di HJSC.

Bosan dengan dashboard Anda, bagaimana dengan tampilan dashboard yang simple ini lengkap dengan jam dinding yang berupa gauge atau indikator. Yang jelas ini benar-benar out of the box dan amazing.

Awal seri ini juga menjadi awal pertarungan antara pembalap senior

Dengan pembalap muda di sebanyak 10 kelas yang dipertandingkan.

Dan bagi seorang pembalap baru atau freshman cup, Honda Jazz Speed Challenge dan Honda Brio Speed Challenge bisa menjadi pilihan untuk memulai karir balapnya yang selama ini dilampiaskan di jalan tol ataupun jalan raya. H. Machfud pun berhasil keluar sebagai juara ke-5 di kelas Honda Brio Speed Challenge 1200cc dengan best timenya 2:03.359

Di kelas HBSC dan HJSC juga mampu menjadi magnet dan manarik minat beberapa pembalap muda atau baru dari luar kota untuk ikut bertarung didalamnya. Seperti si new kids on the block atau pembalap baru dr. Fani Arsyad dari kota Surabaya yang pada kali ini bergabung dengan team B16 AP Speed di HJSC kelas Promotion. Hasilnya dr. Fani harus puas finish di urutan 31 dari 32 peserta (HJSC dan HBSC) dengan best timenya 2:08.983. Daddy atau bang Apre dari AP Speed dan Fany juga hanya menargetkan yang penting bisa finish dengan selamat saja itu sudah cukup. Maklum saja dia terkendala masalah jarak yang sangat jauh antara Surabaya dan Sentul, membuatnya kesusahan jika ingin latihan. Yang jelas perasaannya ketika dikepung 31 mobil yaitu bingung, takut, dan keringat dingin, namun menyenangkan. Well itu mungkin yang dinamakan adrenaline, perasaan takut dan menyenangkan yang muncul secara bersamaan alias gado-gado. Just for your info, dr. Fany belum pernah latihan sama sekali, dan langsung ikut HJSC di qtt day. Pendidikan basic touringnya diajarkan oleh M. Herdy di area parking lot 2 jam sebelum qtt day, dan juga pengenalan mapping peta sentul di pit. Benar-benar bonek arek suroboyo (bondo nekad)

Sementara Honda Jazz Speed Challenge yaitu kelas Pro yang biasanya adem ayem dengan dominasi duo Honda Racing Indonesia (Alvin dan Rio), karena menjadi kelas neraka karena beberapa pembalap senior mulai turun gunung dengan spec GK5 yang performancenya hampir sama dengan team pabrikan. Fitra Eri dari Honda Bandung Center berhasil mematahkan dominasi Rio SB dari Honda Racing Indonesia yang pada musim balap 2015 yang lalu tampil begitu supremasi. Fitra Eri pun behasil merebut podium 1 dari tangan Rio SB yang mungkin pada musim balap 2015 yang lalu merupakan “mission impossible”, kini berubah menjadi “Misson Accomplished” dengan best timenya 1:55.554 yang merupakan fastest lap di HJSC seri 1 ini.

Rio pun pada seri kali ini harus menyerah di urutan ke-3 setelah bertarung mati-matian atau dog fight dengan pembalap lagu lama kaset baru, alias pemain lama HJSC, Sunny TS dari Extra Joss Blend Team yang finish di urutan ke-2 dibelakang Fitra Eri. Bisa dibilang HJSC kali ini lebih seru dan berwarna dibandingkan dengan 2015 yang lalu, karena kali ini beberapa pembalap senior ikut bertarung dan membendung dominasi tim pabrikan Honda Racing Indonesia. Rio SB pun kali ini harus bertarung seorang diri tanpa ada lagi back up dari team matenya Alvin yang naik kelas ke ITCC 1600 max.

Dan mungkin bagi saya sendiri seri ini juga pengalaman seru bagi saya karena harus bertarung dengan kerusakan yang menimpa AF atau Auto Focus pada lensa saya, hingga membuat saya hampir sebagian besar photo saya menjadi blur.

Tapi masalah blur pada kamera saya mungkin belum se kronis yang dihadapi oleh Posma Panggabean dari ABM Motorsport. BMW E90 dengan mesin M3 4 cylinder ber spec BTCC beserta body kitnya terpaksa harus bersender di bahu lintasan setelah mesin 2.3 L berkode S14nya jebol pada saat official practice day.

Di kelas Super Car Championship Paul FM dari ABM Motorsport dengan Lamborghini Gallardo Super Trofeo nya berhasil merebut podium ke-2 di kelas Super Car Championship A1-Gold dengan best timenya 1:37.452

Devin Gani dari team S Motorsport dengan CT9A atau Evo IX nya berhasil finish ke-6 (umum SCC) dan naik ke atas podium 1 Super Car Championship B2 dengan best timenya 1:47.357

Masuk di kelas ETCC atau European Touring Car Championship 3000 atau ETCC 3000

Suraj dari team D’Spec Motorsport pada tahun ini naik kelas ke Pro dan berhasil naik ke atas podium 1 di kelas ETCC 3000 Pro, setelah pada tahun kemarena bermain di kelas promotion. Suraj pun mencetak best time 1:49.734

Nanang HB dari team D’Spec Motorsport akhirnya kembali lagi ke lintasan ETCC dengan mengendarai E36 milik Arya Karistianto, dan berhasil naik podium ke-5 di kelas Euro 3000 Master dengan best timenya 1:55.951. Sementara Evan Pratama dari team Segoro Kidul- Fresh Fruits yang berada di belakang Nanang, berhasil naik kepodium ke-3 kelas Euro 3000 Promotion dengan best timenya 1:57.507

Hotwheels TH atau E30 Threasure Hunt milik Silas Andrianto dari team ABM Motorsport tampak semakin keren dan juga terlihat fresh daripada pada awal kelahirannya. E30 tubular ini pun berhasil naik ke atas podium ke-3 di kelas Euro 3000 master dengan best timenya 1:51.407

Ahmad Sadewa dari team D’Spec Motorsport yang performancenya pada tahun 2015 yang lalu kurang begitu bagus, kini di awal tahun 2016 langsung menggebrak menguasai kembali podium 1 Euro 3000 Pro dengan finish 1 setelah sempat dog fight dan merebut posisi 1 dari tangan Hendy Prabowo yang D.N.F (Did Not Finish). Sadewa juga berhasil mencetak fastest lap di race kali ini dengan catatan waktunya 1:43.032

“ETCC yang merupakan ajang balap mobil Eropa ini menuntut performa mobil yang maksimal. Sehingga, ajang ini juga merupakan kesempatan bagi kami untuk memantau kebutuhan bagi para pembalap untuk riset dan pengembangan produk ke depannya. Untuk mendukung one make tire system di ETCC 2016 ini kami menyediakan ban tipe ATR K-Sport & 123S” ungkap M. Zein Saleh, Marketing Manager Achilles Radial terkait Achilles Radial sebagai Official ETCC tire.

Selain menyediakan 2 tipe ban yaitu ATR K-Sport dan 123 S, tentu saja pihak Achilles Radial menghadirkan para umbrella girls untuk menambah kentalnya aura motorsport di kelas ETCC.

Respon dari pembalap ETCC pun cukup bagus atas penggunaan one make tires ini. Pertarungan menjadi lebih imbang, karena ban yang digunakan sama. Beberapa pembalap pun bahkan merasakan performancenya naik begitu tajam dengan menggunakan ATR K-Sport, yaitu Ahmad Sadewa yang berhasil keluar sebagai juara 1 di Euro 3000 Pro dengan catatan waktunya yang naik cukup tajam, yaitu 1:43.032

Jika tadi adalah rombongan para jawara Euro 3000 lengkap dengan umbrella girls nya Achilles Radial, maka kalo yang ini adalah saya dengan para rombongan rekan media yang bertugas membuat berita ISSOM.

Dan sepertinya kami juga butuh masing-masing umbrella girls untuk memayungi kami ketika bertugas mengelilingi sirkuit sepanjang 4,12 km ini, karena kami high and dry.

Sementara di kelas baru yaitu STC 2 (1600 – Retro), dimana mobil Super Touring Car ber cc 1600 akan bertarung dengan STC retro yang biasanya menggendong mesin 2.000 cc. Kelas ini dibuat karena untuk menampung para peserta yang ditahun 2015 yang lalu menjadi waiting list di kelas STC karena pesertanya membludak.Muliana Saleh dari RFT Motorsport dengan Proton New CPS atau Staria harus puas finish di posisi ke-11 dengan best timenya 2:00.453. Sementara pendatang baru Ikfan Rusdi dengan EG6 nya finish di depan Muliana (ke-10) dengan best timenya 1:58.320.

The Moo is back. Izzudin Pras yang mengendarai Toyota Corolla AE111 yang dipersenjatai dengan 4AGE 20 vlave ini harus puas finish diurutan ke-12 dengan best time 2:01.511

Setelah berhasil menguasai podium 1 di kelas ITCC 1600 Max ,Alvin Bahar dari team Honda Racing Indonesia keluar sebagai juara 1 di 1^st debutnya di kelas STC 1600 dengan best timenya 1:53.288

Naik ke kelas STC 1 atau kelas dimana mobil bermesin 2.000 cc (STC 2100) akan bertempur dengan mobil bermesin 3.500 cc (STC 3500) yang banyak di isi oleh BMW. Dan salah satu pejuang v-tec yang akhirnya harus berakhir dengan bersender di bahu jalan (straight) di lap ke-10 akibat kerusakan mesinnya adalah Bambang Seto dari Bar Speed. Bambang Seto pun terpaksa harus out atau D.N.Fdari kelas STC 2100 setelah posisinya cukup bagus yaitu di urutan ke-3. Best time dari DC5 ini adalah 1:51.138.

Tak hanya Bambang Seto saja yang mobilnya mengalami masalah, termasuk juga M. Herdy dari team B16 AP Speed yang pada lap-lap awal sempal memimpin atau di urutan 1, terpaksa posisinya harus melorot di urutan ke-3 (umum) dan ke-2 (STC 2100) akibat 2 coilnya mati (Hondata ignition coil pack) yang membuat mobilnya mrebet. Tapi untung saja pembalap yang disponsori oleh Achilles Radial dan Motul oil ini bisa finish di urutan ke-2 umum dan STC 2100. Herdy juga berhasil mencetak fastest lap yaitu 1:47.457

Dan akhirnya M. Ichsan dari Gilabalap racing team dengan Honda Genio nya kembal lagi berhasil menguasai podium 1 STC 2100 setelah sempat dog fight dengan M. Herdy di lap-lap awal dan tertinggal jauh dari Herdy. Namun di lap ke-3, Ichsan pun memanfaatkan moment rusaknya EG6 M. Herdy untuk menyalipnya dan meninggalkan pembalap Cianjur tersbut dibelakangnya, dan finish di urutan 1 STC 2100 dan juga STC Open dengan best timenya 1:48.227. Bisa dibilang Genio ini adalah mobil Honda yang paling sehat dari 4 Civic yang bertarung, dimana 3 diantaranya mengalami trouble dengan enginenya.