Setelah hampir sekitar 1 tahun lamanya saya cuti dari scene drag race di kota Surabaya, akhirnya pada hari Sabtu, 4 Juni 2016 yang lalu saya pun kembali melakukan ritual ONS atau One Night Standing di Kenjeran Park Surabaya untuk meliput duo kakak beradik Rio dan Rian AP Speed Jakarta yang kali ini berduet dengan team nya di Surabaya, yaitu GAR Power. Ini juga adalah event drag race pertama mereka setelah selama 3 seri absen dari Sentul Drag Race dan fokus di balap touring ISSOM.
Pada night race kali itu duo kakak beradik ini membawa 2 all motor EG6 yang sudah heavy metal. 1 EG6 bernama Susu Bendera Yoedha Tuning EG6 yang lahir di bengkel GAR Power Yoedha Tuning Surabaya bermesin D Series (1600cc). Sementara untuk kelas FFA kakak beradik ini mendatangkan mainan terbarunya yaitu Jericho AP Speed EG6 yang dipersenjatai dengan mesin B20 dan lahir di bengkel AP Speed Jakarta.
Untuk kelas 2.1 atau 0-1.600 cc modifikasi sedan, Rio dan Rian membangun sebuah EG6 yang bernama Susu Bendera yang dipersenjatai dengan mesin D-series (1.600 cc), dan penampilan eksterior nya dipermanis dengan livery dan rims standart mereka di Sentul Drag Race. Yaitu Weld rims yang dibalut dengan MH Racemaster tires (depan), dan Hoosier Tire (belakang).
Sementara untuk dapur pacunya Yoedha dari GAR Power Yoedha Tuning Surabaya masih mengandalkan mesin D series yang di internalnya di upgrade lagi dengan menggunakan custom Daihatsu Zebra Piston dan Bullfrog Gorilla Senior camshaft yang mampu memuntahkan tenaga sebesar 140 HP.
Mobil ke-2 atau EG6 ke-2 adalah mobil yang masih fresh from the oven dari bengkel AP Speed Jakarta, yaitu Jericho AP Speed EG6. Body eksteriornya sendiri sudah di modif dengan mengganti bagian depan, yaitu bumper, fender, dan hood dengan one pieces. Pada bagian kaki-kakinya menggunakan DGR coilover dan Weld Rims yang dibalut MH Racemaster slick tires
Yang uniknya dari Jericho adalah liverynya menggunakan corak Shark Teeth ala jet fighter atau pesawat tempur era World War 1 dan 2.
Mesin Jericho sendiri dipersenjatai dengan mesin B20 yang dibengkakkan lagi menjadi 2.2 liter atau stroker kit dengan Skunk 2 Pro 3 Camshaft yang bernapas melalui Edelbrock X intake dan exhaustnya menggunakan Hytech Exhaust. Power nya pun mencapai sekitar 360 HP.
Pada night race kali itu yang in charge atau PIC nya AP Speed untuk mengawal Jericho adalah Oyod dari AP Speed Jakarta (paling kiri). Head Mechanic dari AP Speed ini pun ditemani oleh pembalap STC 1600, Iik Sudiro (paling kanan)
Karena Jericho mobil yang masih fresh from oven alias baru jadi beberapa hari sebelum race day, jadi Rian dan Rio sendiri belum pernah berkenalan dengan monster All Motor terbaru AP Speed yang rencananya akan ditempatkan di kota Surabaya ini (untuk drag 201 meter). Rian dan Rio pun akhirnya test drive EG6 ini luar area paddock. Kesan dari Rian adalah performance nya diatas Tomahawknya namun dibawah Flash milik kakaknya Rio. Alias performancenya di tengah-tengah Tomahawk dan Flash.
Sebelum salah satu pembalap meninggalkan paddock GAR Power, team ini pun melakukan ritual bersama berupa berdoa bersama di lanjutkan dengan berphoto bersama dengan seluruh team AP Speed Jakarta dan GAR Power Surabaya. Rian dan Rio sendiri sudah mulai bergabung dengan team GAR Power Surabaya sejak 2003 yang lalu.
Dilanjutkan kan dengan tos bersama “ AP Speed GAR Power Josss…..”
Ada yang special pada race kali itu, untuk yang pertama kalinya keluarga kecil Rio pun hadir memberikan semangat kepadanya, termasuk istri dan 2 orang putra putrinya, yaitu Keinan dan Kiara. Keinan bisa dibilang mempunyai passion otomotif yang cukup besar, dan yang pasti dia akan melanjutkan tradisi “racing is in my blood” papa dan omnya.
Malam hari itu juga Rio bertemu dengan salah satu pembaca setia Perfourm yang selalu mengikuti sepak terjang Rio dan Rian di Sentul International Circuit, Bogor mulai dari Sentul Drag Race hingga balap touring ISSOM.
Baru kali ini saya melihat lagi ke-2 pembalap ini menggunakan lagi race suit yang digunakan mereka dari tahun 2012 hingga 2014 saat bertarung di kelas bracket 12 dan 13 detik di Sentul Drag Race.
Rian pun bersiap-siap untuk bertarung di kelas 2.1 atau 0-1.600 cc sedan modifikasi. Diapun lebih memilih menggunakan Simpson halface helmetnya dibandingkan Simpson Bandit helmet nya yang full face.
Rian pun mendapatkan giliran pertama untuk melakukan start di kelas 2.1 dengan Susu Bendera EG6 ini
Dan untuk mobil impian atau dream car dari ke-2 kakak beradik ini, diberikanlah play nomer atau license plate yang cukup special, yaitu L 819 EG yang tampak pas dengan body Estilo ini.
Kenapa saya bilang Honda Civic Estilo atau EG6 ini adalah mobil impian Rio dan Rian? Kita back to the future atau kembali di tahun 2000 awal, jauh dimana ke-2 bocah ini masih duduk dibangku SMA dan SMP. Juga masih mengendarai Suzuki Escudo bersama saya yang mengendarai Suzuki Carry. Mereka berdua sering menonton event drag race, dan jatuh cinta dengan Estilo di kelas 2.1 yang sudah dimodifikasi dengan high lift camshaft yang bisa membuat suara mesin D16 itu bersuara seperti mesin jahit alias brap brap brap.
Itulah awal mulanya mereka jatuh cinta dengan yang namanya drag race dan juga Honda Estilo. Saya masih ingat ketika berdiri disamping mereka ketika sedang melihat sebuah Honda Estilo EG6 Mpu Gandring milik Deddy dari Jepang Motor, mereka lalu berkata “ wuihh…apik yo. Kapan iso nduwe montor kereng koyo ngene? * wiuh..bagus banget ya. Kapan bisa punya mobil kenceng kaya gini? 2 tahun kemudian mereka lalu mempunyai Estilo kelas standart (3.1) dan sering menjuarai event di Surabaya. Dan akhirnya 10 tahun kemudian (2016) mereka mempunyai 3 EG6 All Motor bertenaga 360 hp (B-series) dan akhirnya sebuah all motor D-series. Life Goals…
Saya sendiri sebagai teman mereka semenjak di GAR Power Surabaya (2003) merasa senang akhirnya mereka bisa mempunyai sebuah Estilo kelas 2.1 dengan suara khas high lift camshaftnya yang brap brap brap
Pada race kali itu Susu Bendera ini mengikuti 2 kelas, yaitu kelas bracket 9 detik dan kelas 2.1
Rian pun memulai race di kelas 2.1 detiknya dengan berhasil mencetak waktu 9.284 detik. Susu Bendera pada race kali itu performance nya tidak 100 % akibat ada permasalahan pada TPS (Throttle Position Sensor) yang menyebabkan ada gejala lag atau hampa sewaktu di gas setelah start. Di kelas bracket 9 detik Rian berhasil mencetak best time 9.346 detik
Dari Rian, Rio pun bersiap-siap untuk bertarung di kelas 2.1 dengan Susu Bendera
Rian pun memberitahukan kepada Rio perihal TPS nya yang masih trouble selepas start. Rian pun menyarankan sang kakak untuk mencari celah atau start sesuai karakternya yang digiring bukan langsung di tampol atau flat out.
Ke-2 kakak beradik ini memang mempunyai karakter yang berbeda. Kalo di drag race Rian cenderung agak kasar atau agresif, namun sang kakak atau Rio cenderung lebih santai dan tenang. Namun hasil atau timenya pun hanya berbeda tipis.
Karena lintasannya berupa jalan umum di dalam area Kenjeran Park yang permukaannya tidak rata, jadilah Rian memegangi bagian belakang EG6 nya ketika hendak start supaya tidak mundur, dan lampu pre stage dan stage nya tetap menyala.
Rianpun dengan was-was menunggu hasil run sang kakak di kelas 2.1. Apakah catatan waktu sang kakak lebih bagus darinya? Ataukah lebih lambat dari dirinya, mengingat masalah TPS masih menghantui mereka berdua.
Hasilnya, ternyata Rio mampu mempertajam catatan waktu sang adik dengan meraih waktu 9.225 detik. Alias lebih cepat ’61 second daripada Rian (9.284 detik). Sementara di kelas bracket 9 detik Rio lebih lambat daripada Rian dengan hanya mampu mencetak best time 9.358 detik
Sementara wakil dari team GAR Power Khresna Ade dengan Joker EG6 nya di kelas bracket 9 detik berhasil mencetak waktu 9.011 detik. Sementara Fuad berhasil mencetak waktu 9.689 detik
Masuklah kita di kelas 2.5, 2.7, All Motor, dan juga FFA atau Free For All. Dimana Jericho akan memulai 1st debutnya di lintasan drag race 201 meter di kota Surabaya
Oyod dari AP Speed pun di datangkan untuk mengawal dan memastikan si monster all motor bertenaga 360 HP ini menjalankan tugasnya dengan baik.
Rio pun mulai memasuki cockpit dari Jericho ini, dan mulai mencoba beradaptasi secara cepat dengan mobil yang baru saja jadi beberapa hari yang lalu ini. Maklum saja ini adalah pertama kalinya dia naik dan mencoba mobil barunya , dan langsung race.
Rio memulai debut perdananya bersama Jericho dengan keteteran atau lag of grip di awal start hingga garis finish (ban depan tidak menapak). Padahal di ban depannya memakai Weld Racing yang dibalut dengan M&T Slick Tires berukuran 13’inch dengan lebar 24,5 . Akhirnya Rio pun harus puasa mendapatkan best timenya 9.326 detik di kelas 2.5, sementara di kelas 2.7 Rio melakukan jump start. Di kelas All Motor Rio berhasil mencetak waktu 8.897 detik, dan akhirnya di kelas FFA dia berhasil mencetak waktu 9.744 detik
Oyod pun bersama Rian pun terlihat tegang melihat hasil Jericho yang pada kali itu tidak mendapatkan traksi pada lintasan. Padahal tekanan ban atau tire pressure sudah diturunkan hingga mencapai 7 psi dari yang normalnya 12 psi
Rian tampak keluatan tegang ketika menunggu sang kakak bersama Jericho di area waiting zone. Lag of grip atau roda depan tidak mendapatkan traksi, dan juga permukaan lintasan yang bergelombang membuatnya harus memikirkan cara supaya mobil perang barunya ini bisa mendapatkan grip atau memperoleh best time di 1st debut perdananya Jericho.
Posisi hot seat pun beralih dari Rio ke Rian. Rian pun kini bersiap-siap melakukan 1st debutnya dengan EG6 yang merupakan kembaran dari EG6 nya yang bernama Tomahawk.
Rian pun langsung melesat dengan EG6 bermesin B20 yang di stroker up menjadi 2.2 Lt ini dengan lag of grip dari awal hingga tengah lintasan. Rian pun tampak berjuang dengan permukaan lintasan yang bergelombang membuat kakinya tak terasa menginjak dan mengangkat gas ketika melewati jalan yang bergelombang. Rian pun menyentuh garis finish dengan catatan waktunya 9,546 detik (kelas 2,5), di kelas 2.7 Rian mencetak waktu 9.268 detik. Sementara di kelas All Motor Rian melakukan kesalahan berupa jump start, dan akhirnya di kelas FFA Rian mendapatkan best timenya 8,718 detik
Di Kelas 2.1 Rio berhasil mengalahkan sang adik dengan merebut podium 1 dengan best timenya 9.225 detik, sementara sang adik Rian di podium ke-2 dengan waktunya 9.284 detik. Sementara di kelas 2.5 Rio kembali berhasil naik ke podium 1 dengan best timenya 9.326 detik, di ikuti sang adik di podium ke-2 dengan waktunya 9.564 detik. Lalu podium ke-3 ada Ardhito dengan waktunya 12.106 detik
Di kelas bracket 9 detik Khresna Ade dari team GAR Power Surabaya berhasil menyabet podium 1 dengan waktunya 9.011 detik, di podium ke-2 ada Rian dengan best timenya 9.346 detik, lalu di ikuti oleh sang kakak Rio di podium ke-3 dengan waktunay 9.358 detik, di podium ke-4 ada Rinto MYB (9.675), dan di podium ke-5 ada Fuad GAR Power (9.686)
Di kelas 2.7 Khresna dari GAR Power kembali berhasil menguasai podium 1 dengan waktumya 9.125 detik. Disusul oleh Rian dengan waktunya 9.286 detik. Lalu di podium ke-3 ada Sesep dari SMS (9.327), podium ke-4 oleh Dana Alamsyah (9.429), dan akhirnya di podium ke-5 ada Wawan MBR (10.209)
Di kelas All Motor, Sesep dari SMS berhasil meraid podium 1 sekaligus the fastest all motor dengan waktunya 8.719 detik. Disusul rekan satu teamnya Siun SMS dengan waktu 8.844 detik. Di podiumke-3 ada Rio AP Speed (8.897), di posisi ke-4 ada Khresna GAR Power (8.992), dan akhirnya di posisi ke-5 ada Wawan MBR (9.917)
Gelar The fastest all motor dan podium 1 di kelas All Motor yang lepas dari genggaman Jericho pun dibayar dengan podium 1 di kelas All Motor oleh Rian AP Speed dengan waktunya 9.718 (lebih cepat – 0.001 detik dari Sesep), di podium ke-2 diduduki oleh Fuad GAR Power (9,099), podium ke-3 oleh Ari (9.548), podium ke-4 Pondra (9.657), dan akhirnya podium ke-5 Rio AP Speed (9.744)
TV yang lepas di kelas All Motor ( The fastest all motor) kembali didapatkan pada The Winning Team Car award yang jatuh pada Rio dan Rian yang membawa 2 mobil All Motor EG6 nya.
Total pada malam hari itu Rian dan Rio memenangkan 10 piala dengan 1 awards (The Winning Team Car), sementara dari kubu GAR Power Khresna dan Fuad menyumbangkan sebanyak 5 piala. Total pada malam hari itu team AP Speed dan GAR Power memborong sebanyak 15 piala dari 3 mobil dan 4 orang pembalapnya.
Namun salah satu goal pada race kali itu adalah Jericho berhasil mempertahankan sebagai The Fastest Car of the day yaitu 8.718 detik.
Bayu Sulistyo
IG : @bayusulistyoo
*Like us on Perfourm Facebook Fanpage
*Follow us on Instagram: @perfourm
*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com
*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com