CAN’T STOP WON’T STOP RACING

Sementara sang adik, Rian Risky, tampak melenggang kangkong atau melesat jauh di depan rombongan atau barian pembalap STCR1 lainnya.

Pada race STCR1 ini Rian dan Tomahawk nya  tampil sangat “Supreme” bahkan “untouchable” alias tidak tersentuh. Taka da lagi mobil yang yang mengutit atau membuntuti di kaca spionnya.

Bahkan gap atau jarak antara Rian dengan Jimmy Lukita sang pembalap senior  yang berada di posisi ke-2 overall hingga mencapai 55.512. Atau hampir 1 menit. Wow. Yang akhirnya membuat  Rian berhasil menyentuh garis finish pada lap ke-10 dengan best timenya 1:44.029 dengan P1 yang masih digenggamannya.

Kebahagian luar biasapun berlangsung di pit AP Speed ketika  menyambut kedatangan sang jawara STCR1 . Maklum saja seluruh crew AP Speed sport jantung selama 10 lap, mengingat mesin K20R Tom masih riset dan belum pernah di gang bang selama 2 kali race dengan tempo waktu jeda 20 menit saja dalam  satu hari.

“Numero Uno…Wohoooooo!!!”

Teriak  Rian Risky yang sukses bersama Daddy atau Pak Apre  AP Speed membuaat dan membuktikan mesin K20R mereka performance dan durabilitynya kuat dipakai sebanyak 2 kali race bahkan mampu mencetak circuit record lap 1:43.956 (STCR2) dan fastest lap 1:43.718 (STCR1) sekaligus finish terdepan di dua race tersebut. “Tomahawk turunnya dadakan, karena lama nggantung. Mas Rian datang ke bengkel Senin minta Tom ikut.Walhasil bikin candi dari pemasangan rem baru, as roda, knuckle, dyno sampai Latihan kamis banyak trouble di sektor kaki-kaki. Tapi Alhamdullilah semua terobati dengan hasil yang maksimal oleh pembalap yang bertalenta” kesan Pak Apre atau Daddy sang tuner AP Speed akan pesiapan Tom yang mendadak dangdut.

Sementara sang kakak, Rio R. Bramantio harus puas finish di posisi ke-3 overall dan jauh dari posisi sang adik dengan gap mencapai 1 menitan atau 55.783. “Overall masih belum puas dengan Triumph. Walaupun hasil dynonya naik lebih besar angkanya, QTT Cuma dapat best time 1:45. Performa mungkin sudah OK, namun kendalanya harus ada beberapa penyesuaian dengan seiring dengan power Triumph yang meningkat” jawab Rio perihal kendornya performa dirinya dan Triumph di musim balap 2021 ini.

Di podium STCR 1 Rian berhasil menyapu bersih podium pertama di kelas STCR1 Overall, dan kelas FFA STCR 1. Tak hanya itu juga 1 piala pun berhasil didapatkan Rian, yaitu Best Team Manager . Sementara sang kakak juga berhasil merebut podium ke-3 di kelas FFA STCR 1 ini.

Sementara di kelas STCR1 B2, kolektor JDM car ini berhasil merebut podium pertama .Sekaligus meraih piala Best Team Manager

Layaknya hubungan kakak beradik yang “Normal”, sang kakak mungkin terlihat sedikit kesel dan iri atas pencapaian sang adik yang tampil begitu supreme dengan 5 podium atau piala yang berhasil di raih oleh sang adik dengan hanya berbekal 1 mobil di 2 race.

Sementara sang kakak, atau Rio hanya pulang kerumah membawa 3 piala atau podium. Alias selisih 2 piala.

Walaupun demikian duo kakak beradik asal kota Surabaya ini berhasil mengumpulkan sebanyak 8 piala dari 2 race (STCR1 dan STCR 2) dimana sang adik atau Rian tampil begitu supreme dengan Estilo K Series nya.

Walaupun kalah 1 piala dalam urusan banyak-banyakkan piala atau podium. Namun satu yang menjadi kebanggaan Rio pada seri ke-3 kemaren adalah pencapaiannya di OMR Brio berupa podium ke-2 di kelas HBSC Promotion. Dimana piala atau podium ke-2 di race yang terkenal pasar senggol tersebut direbutnya dengan susah payah. Dan yang penting kata Rio, “ Pialane apik lan Seje Dewe..aliass guede. Angel juga dapetinnya (Pialanya bagus dan lain sendiri, alias besar. Susah juga didapatkannya)” terang ayah 2 orang anak ini.

Total piala yang dibawa pulang ke Surabaya oleh duo kakak beradik ini pun berjumlah sebanyak 9 piala yang diraih dari 4 race yang di ikuti oleh Rio dan Rian. : Duo pembalap kakak beradik yang sangat istimewa dan penuh semangat. Dan juga selalu membuat tantangan buat saya  dan team. I Like This. Karena hidup itu emang penuh tantangan. Hahahaha “ tawa Pak Apre atau Daddy sang tuner AP Speed perihal pencapaian Rio dan Rian pada ISSOM seri ke-3 ini.

Disamping itu pencapaian yang utama adalah pencetakan new circuit record lap 1:43.956 (STCR2) dan fastest lap 1:43.718 (STCR1) oleh Rian Risky dengan Estilo nya yang bernama Tomawak bermesin 216.8 whp K20R. Sementara Rio R. Bramantio yang pada seri pertama HBSC 2021 yang lalu absen, lalu comeback pada seri ke-2 2 dan ke-3 ini membuatnya berada di posisi 3 besar perebutan gelar juara umum HBSC Promotion 2021. Dimana podium ke-2 di seri kali ini membuatnya bertengger di posisi ke-3 dalam perolehan point HBSC Promotion class (30 point).

Well done boys….Well done. Terbayar atau lunas sudah lelah saya setelah liputan selama 2 hari , Sabtu drag race di Surabaya sampai jam 10 malam, lalu flight jam 6 pagi ke Sentul dengan menangnya ke-2 kakak beradik ini.

Uniknya lagi Rian tak lupa memakai kaos edisi Tomahawk main drag race yang saya atau Perfourm bikin ditahun 2013. Bisa dibilang kaos ini menjadi trendsetternya gambar mobil berbentuk vector yang nancep di sebuah kaos. ” Jujur aja, target saya pribadi untuk Tomahawk adalah finish dan mencetak waktu yang lebih baik dari 2019 (1:45). Begitu Dapat 1:43.7 sangat mengejutkan saya. Lap 1 1:45, lap ke-2 1:44. Dari situ saya confident bisa menajamkan  timenya pada saat QTT di Sabtu Siang.  Karena terakhir bawa Tomahawk 2 tahun yang lalu, dan saya tidak ada sesi practice/perkenalan dengan karakter Tomahawk yang baru ini (spec baru)

Untuk next race, upgrade yang kita persiapkan setelah diskusi dengan Daddy pak Apre, mas Oyod, dan juga AA Herdy. Kemungkinan kita akan mencoba beberapa opsi pemilihan close ratio untuk transmisi. Karena untuk sementara ini kita masih memakai transmisi standar bawaan Honda K series.  Harapannya  kita bisa mempertajam waktu. Syukur-syukur kita bisa memangkas waktu 1 sampai 2 detik dari waktu yang kita sudah capai sekarang (1:43.178). Sembari dengan tetap memprioritaskan  untuk endurance race mesin, karena kita juga punya pengalaman  dan juga cerita dari beberapa  rekan-rekan yang menggunakan mesin K series, Endurance ini merupakan salah satu weakness (kelemahan) dari engine K Series ketika digunakan di wilayah tropis seperti Indonesia. Ya harapannya di seri berikutnya  setidaknya kita bisa memangkas setengah hingga 1 detik” terang Rian Risky mengenai performa dan rencannya dengan mobil Estilo yang sudah menemaninya balapan dari tahun 2004 yang lalu ini

AP SPEED : VTEC OFF AND NEW CIRCUIT RECORD

 

Bayu Sulistyo

IG : @bayusulistyoo

*Like us on Perfourm Facebook Fanpage

*Follow us on Instagram: @perfourm

*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com *Hashtag your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com

Comments

comments!