It’s been a long time saya tidak menulis artikel umum tentang balap touring nya Indonesia alias ISSOM (Indonesia Sentul Series Of Motorsport) sehingga saya lupa memberitahukan kepada Anda bahwa ISSOM memasuki babak baru/ new era nya di musim balap 2023 ini.
Same old circuit yang sudah berumur sekitar 31 tahun
Tapi new spirit di dalamnya. Semenjak saya datang dan meliput ISSOM pertama kali di tahun 2013 yang lalu. Baru kali ini di tahun 2023 saya merasakan aura pit Sentul ala balap luar negeri dengan banyaknya team yang sudah bersolek dengan menggunakan pit box
Yang jelas dengan fasiltas pit box ada something special yang ada di dalam box tersebut, yang tak lain tak bukan adalah TCR Touring Car alias mobil balap touring entry level dari balap touring international semenjak disahkan oleh FIA di tahun 2014. Dimana TCR Series sendiri terdapat berbagai series atau seri di berbagai negara atau benua (regional). Seperti TCR Asia, Eropa, ataupun yang negara atau regional seperti TCR Australia, China, Jepang dll.
Dimana basic mobil TCR diambil dari mobil pabrikan masal yang beredar dijalanan dengan point utama dari modifikasi mobil tersebut adalah pada balance of performance atau performance yang sama antar pabrikan supaya balapan tersebut menjadi kompetitif. Ya kalo di Indonesia mirilah dengan One Make Race Honda City HB atau Honda Brio. Tapi kalo TCR pabrikannya mulai dari Hyundai Elantra N TCR, Audi RS 3 LMS TCR, Honda Civic Type R TCR (FL5), Alfa Romeo Giulietta Veloce TCR, dll. Yang Anda tatap ini adalah Hyundai Elantra N TCR milik Benny Santoso dari Sigma Speed Zav Corp
Walaupun mobil atau pabrikannya berbeda-beda bahkan lintas benua atau negara, namun basic mobil yang adalah mobil pabrikan masal yang bermesin bensin atau diesel 2.000 cc yang powernya dibatasi hanya 355 ps/420 N.m
Sementara pada bagian interior sudah di weight reduction dengan berat 1285 kg (include racing gearbox sequential + pembalap). Dimana paddle shift bawaan pabrik diperbolehkan
Sementara bodynya, TCR memakai mobil sedan pabrikan masal dengan 4/5 pintu yang Rear wingnya, front splitter, dan ground cleareance nya ( 80 mm) dibuat sama semua. Say hello kepada Audi RS 3 LMS TCR milik Glenn Nirwan dari BRM Motorsport yang bisa dibilang pioneer atau orang yang pertama kali a.k.a tukang kompor memboyong mobil TCR ke Indonesia dari tahun 2022 yang lalu.
Untuk urusan dapur pacunya, sebelas dua belas dengan Hyundai Elantra N TCR nya Benny Santoso, yaitu 1984 cc atau 2.0 Lt, namun powernya lebih kecil 10 hp dan 60 Nm dari Hyundai, yaitu 340 hp/420 nm menurut website TCR.
Tak hanya satu biji saja mobil yang dari pabriknya seharga Rp. 2,3 Milyar ini (belum pajak , bea cukai dkk), tapi ada 2 biji Audi RS3 LMS TCR yang mengaspal di Indonesia. Yaitu satu lagi LFN-Sederhana Motorsport yang di piloti oleh Ferrel.
Dare to be different dengan 3 pembalap diatas, Umar Abdullah dari Delta Garage Racing Team yang merupakan Honda Boys ini lebih memilih Honda Civic Type R TCR (FL7) yang saat ini baru diproduksi 25 unit di dunia oleh JAS Motorsport Italia.
Dan yang paling baru atau paling bontot dan sipaling express COD nya adalah Hyundai Elantra N TCR milik Dipo dari Delta Garage racing Team yang paketnya sampai di Indonesia hanya dalam tempo waktu 1 minggu saja dari pabrik Hyundai Motorsport di Alzenau, Jerman. Alasannya Dipo kalo dia ingin turun bareng Umar rekan satu teamnya yang pakai Type R TCR di debut perdana ke- 2 mobil TCR dari tim yang bermarkas di Condet ini.
So dengan hadirnya mobil TCR di Indonesia membuat para tuner Indonesia seperti Boy dari Sigma Speed (Elantra Benny), dan Taqwa dari Garden Speed (FL5 Umar & Elantra Dipo) fight back to school lagi alias transfer ilmu baru teknologi terbaru dari mobil touring pabrikan. Just like old time dimana ke-2 tuner ini, termasuk ayah dari Boy, Alm. Sholeh memegang mobil rally atau pun touring pabrikan di jamannya (90’s)