Every beginning must be have an ending story. Jika di dalam motorsport, dimana ada start pasti ada finish line nya. Begitu juga dengan liputan saya di sirkuit kebanggan bangsa Indonesia ini, Sentul International Circuit.
Ini adalah ke-5 kalinya saya menginjakkan kaki saya di sirkuit sepanjang 4,12 km yang diresmikan pada tahun 1996 oleh Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto.
1 kali saya meliput ISOM atau Indonesia Series of Motorsport yang merupakan party nya para pembalap touring di Indonesia. Dan 4 kali saya meliput Sentul Drag Race bersama Rian the Tom and Rio The Flash dari team AP Speed Jakarta. Itu berarti seluruh seri dari pestanya scene drag race di Indonesia saya selalu hadir.
Saya pun berada di event yang merupakan seri pamungkas tahun ini (23/11-24/11’13) dengan Rian The Tom AP Speed. Seperti biasa saya pun datang pada awal sebelum babak qtt pada hari Sabtu di mulai dan juga sebelum heat 1 pada race day di hari Minggu. Di Sentul juga saya menemukan scene yang cukup langka, sebuah AE101 menggeret sebuah Honda Civic CRX
Hmmm… Dat ass. Ini sebenarnya adalah sebuah Lancer local yang biasa dipanggil Evo IV yang disulap menjadi Epo lengkap dengan 4G63 Turbonya beserta AWD nya.
Hmmm… Dat ass. Ini sebenarnya adalah sebuah Lancer local yang biasa dipanggil Evo IV yang disulap menjadi Epo lengkap dengan 4G63 Turbonya beserta AWD nya.
Saya memang tipikal classic guy, di luar pakem saya maniac sport car, ada kalanya saya ingin berdandan ala diri saya di luar sebagai seorang sport car. Yaitu Englishman, kemeja putih lengan panjang, suit atau jas warna hitam, chino pants, sepatu bokep, Rayban Aviator sunglass, dan rambut belah pinggir. And of course a bloody hell Roll Royce Silver Shadow II 1980. Just for your info, jok nya didalam masih terbungkus plastik pabrik.
Saya pun mulai mengunjungi satu persatu pit yang ada di Sentul ini. Selain di circuit atau tracknya hal yang paling saya suka adalah ketika memphoto di area pit nya, karena dari sinilah aura motorsport itu lahir. Dan mobil yang mempunyai aura paling banyak di event kali ini, adalah Mitsubishi Lancer local yang sudah ber transformer menjadi Epo
Lengkap dengan mesin 4G63T plus AWD nya yang sudah di tune secara hardcore. Salah satunya adalah Epo milik dari team Sigma Speed.
Begitu pula dengan kaki-kakinya yang sudah lengkapi dengan Advan wheels beserta sticky tires, M&H slick tires pada ke-4 rodanya.
Dari genk orang Manado atau Sulawesi Utara, ada team Muda Charaka Siaap yang pada hari itu menurunkan 3 Epo nya.
Satu hal yang saya suka ketika melihat engine bay dari lancer local yang dibuat menjadi Epo ini adalah nice and clean layaknya Evo aslinya.
Dari kubu Pro Drag racing team menurunkan Mitsubishi Lancer Dan Gan nya yang pit nya side by sede dengan Lancer Epo milik team Abunawas Jakarta.
Dibawah hood dari Epo ini terdapat mesin 4G63T yang mampu memuntahkan tenaga sebesar 638 whp
Dan otak dari mesin 638 whp ini adalah Haltech E6X
Tetapi otak sesungguhnya dari mobil yang pada seri ke-3 yang lalu mempu mencetak best timenya 10,6 detik ini adalah Om Sony dari bengkel Abunawas Jakarta.
Selain beberapa Evo dan Epo yang meramaikan event pamungkas ini, ada juga mobil yang saya lihat populasinya dari seri 1 hingga ke-4 ini terus bertambah. Yaitu Toyota Starlet EP81
Salah satu Starlet yang tercepat di Sentul adalah sebuah Starlet matte black made milik salah satu anggota MDC atau Makassar Drag Race Community
Dan yang bertangguh jawab merubah mesin kecil 4F-FTE 1.3 lt NA ini menjadi force induction adalah GSS Engineering Jakarta. Tenaga yang dihasilkan mesin 1.3 liter ini bermain di angka 323 hp.
Jadi karena mungkin banyak yang bertanya kepada mereka tentang, bagaimana mungkin starlet ini bermain di kelas 13 detik, dan bahkan waktunya tajam sekali, yaitu 13 kecil? Jadi untuk menghemat tenaga menjadi seorang public relations ataupun humas, dibuatlah sticker di kaca belakang mereka.
GSS Engineering bisa dibilang menjadi renkarnasi atau Barspeed ke-2 yang terkenal sebagai tuner specialis Toyota pada era 2000an. Selain 4E-FTE, GSS juga membangun mesin NA dari 4AGE 20 Valve silver top dengan Weber 4 barrel.
Selain GSS Engineering, ada juga team Mind Power feat. B. Bule yang membangun Toyota Levin AE101 yang bermesin 4AGZE.
Dan tentu saja dari kubu Honda, ada Wisesa Motorsport Skunk 2 EG6 nya yang sudah mengadopsi full tubular chassis.
Dari kubu Mojang Bandung juga tidak mau kalah dengan menurunkan EG6 yang saya kasi nama Mobydick ini. Love the front bumper look.
Progressive Bandung yang di komandani oleh Yayat merubah mesin B20 yang pada awalnya natural Aspirated menjadi Force induction engine
Dengan menambahkan sebuah keong raksasa yang mampu memuntahkan tenaga sebesar 322 hp
Pada seri pamungkas ini juga di ikuti oleh salah satu pejuang diesel power, yaitu team Kingkong dengan Toyota Hilux
Karena merasa hasil pada seri sebelumnya kurang memuaskan, yaitu 13.491 detik. Maka Liliek memboyong 3 orang mekanik dari Power Lab Thailand untuk men set up pick up ini menjadi monster diesel power.
Mesinnya sendiri merupakan mesin 2KD-FTV berkapasitas 2.500 cc
Keong atau turbochargernya sendiri sudah berukuran besar
Sedangkan champagne nya sendiri yaitu sebuah botol NOS yang disajikan secara dingin, seperti champagne
Dan disajikan dingin-dingin, tak hanya 1 tabung tapi make it 2 bottle of NOS. this pick up is hungry for need for speed. Saya masih ingat pada seri ke-3 kemaren tabung nya hanya 1 saja (13.491 detik), but this time ada 2.
Beberapa mobil peserta pun mulai meninggalkan pit mereka dan mulai menuju ke garis start.
Race pun segera di mulai, dan seperti biasa beberapa teman seperjuangan saya seperti wartawan senior tabloid Otomotif, Mas Kelix, sudah bersiap-siap diatas tower lampu start.
Satu persatu monsta quarter mile ini berjalan menyusuri pit. Tampak Wolverine EG6 dari team Hot Wheels Manado berjalan menuju ke garis start.
Race pun di mulai dari kelas bracket 20 detik hingga FFA (dibawah 11 detik). Beberapa peserta juga tampil dengan cukup percaya diri mengendarai mobilnya yang kalo bisa di bilang under power.
Namun it’s motorsport, whatever your car is, and you enjoy to race or have fun with your car. Bring it on!. Karena saya juga pernah mengalaminya, yaitu drag race dengan Suzuki Carry 970 cc yang saya namakan Carry GT-R. Fuck you, I’m going drag racing !
Seperti M. Chairul dari team BK Auto Speed dengan Nissan Sentra Coupe nya yang berhasil mencetak best time nya 14.293 detik. Cukup jauh dari kelas bracket 13 detik.
Bagaimana dengan duo maut dari mobil yang sempat hit pada tahun 90’an ini, Mitsubishi Eterna.
Namun selain mobil old school ada juga mobil new age yang diikutkan di event kali ini. Salah satunya adalah Ford Fiesta
Ada juga Mazda 2 yang dikendarai oleh Muhammad Ardiya Jaelani dari team Reserved Befor and Anti Stickers Jakarta yang berhasil meraih juara 1 di kelas bracket 16 detik dengan best timenya 16.041 detik. Saya baru tahu ternyata Mazda kecil ini mempunyai potensial untuk dibangun menjadi sebuah mobil drag race ataupun motorsport lainnya.
Jauh jauh datang dari kota Malang, ada teman saya Ovan yang kali itu mewujudkan impiannya untuk race atau balapan di Sentul Circuit. Dengan Honda City Type Z nya dia berhasil mencetak best time 16.596 detik pada heat 1, dan heat ke-2 tampaknya dia mengalami miss gear or something yang membuat waktunya melorot ke 24 detik.
Masuk ke dalam pertarungan para pembalap yang menggunakan Toyota Starlet, dimana kalo saya lihat mobil ini mulai banyak bermunculan populasinya dari seri 1 hingga ke -4.
Bodynya yang kecil, mungil, dan ringan ini menjadikan alternative bagi para speed freak di luar main menu mobil Honda yang harganya cukup mahal.
Yulfiardi dari team GSS Engineering berhasil mencetak waktu 14.332 detik dengan Starlet yang dipersenjatai dengan 4AGE 20 valve 4 barrel.
Gagal dikelas bracket 14 detik. Yulfiardi yang merupakan anggota MDC atau Makassar Drag Race Community ini langsung tancap gas di kelas bracket 13 detik dengan 323 hp 4E-FTE turbo nya.
Dan Berhasil keluar sebagai juara ke-5 di kelas bracket 13 detik dengan best timenya 13.018 detik
Selain suka memphoto race car saya juga maniak memphoto helmet beserta orang didalamnya. Harus saya akhui saya menyukai benda yang satu ini terutama brand-brand premium seperti Arai, Shoei, Bell, dan Simpson. Kapan saya bisa memiliki salah satu dari mereka, terutama helmet yang mempunyai leher atau jenggot panang hingga leher.
Dan seperti biasa di quarter mile race ini kita akan berjumpa mobil dari pabrikan Honda. Mulai dari Honda civic Wonder atau yang dikenal sebagai Setrika.
Lalu ada adiknya Honda Civic CR-X yang dikemudikan oleh Ronald Kurniawan dari team Mind Power feat B. Bule yang best timenya pada eveny kali itu adalah 15.943 detik di kelas bracket 14 detik.
Ada ada Rian The Tom dari team B16 AP Speed Jakarta dengan Civic EK4 yang sudah diswap dengan stock K20R yang best time nya adalah 14.993 detik. Dan membuatnya terlempar dari kelas bracket 15 detik, atau brake out.
Seperti biasa yang terjadi di Sentul Circuit, udara pada hari itu terlihat galau. Pagi sampai siang panas, tapi menjelang lewat jam 12 siang mendung namun tetap menyisakan panas. Beberapa drag racer pun merasakan panasnya lintasan ini sewaktu di area waiting zone. Dan yang menjadi kipasnya merek adalah kartu control mereka. Salah satunya adalah Dani Darmawan dari team PT. GBT FT BLRT – @GIS Bandung
Saya pun sempat mengobrol dengan pria mojang dari Bandung ini mengenai hood EG6 nya yang terbuka lalu menutupi pandangan kaca depannya sewaktu race pada seri ke-3 yang lalu. Menurut Dani memang terjadi kesalahan pada hoodnya yang terbuat dari fiber glass atau kancingannya tidak tertutup rapat .
Dan tidak ingin mengulangi kesalahan pada seri ke-3 kemaren. Dani dan teamnya mengganti fiber glass hoodnya dengan carbon fiber hood. Hasilnya Dani mampu meraih posisi ke- 8 di kelas bracket 13 detik dengan best time 13.275 detik. Sementara rekannya Z.A Arianto bertengger di posisi ke- 6 dengan best timnenya 13.136 detik
James Kojongian dari team Hot Wheels Manado tampak sedang bersiap-siap di depan garis start untuk memulai racenya di kelas 12 detik.
James berhasil mencetak best time 12.488 detik dan membawanya ke posisi juara ke-4 di kelas bracket 12 detik.
Indrawan dari team Dumasari In-Tech Mubarok berhasil menempel M. Herdy dari team B16 AP Speed dengan keluar sebagai juara ke-2 di kelas bracket 13 detik dengan best timenya 13.077 detik
Sementara nasib kurang beruntung menimpa Ebel dari team Wisesa Motorsport, Skunk 2 EG6 nya harus retired sewaktu babak qtt pada sehari sebelumnya atau Sabtu. Sehingga pada keeseokan harinya di race day atau hari minggu nya, mobil yang sudah mengaplikasi full tubing chassis ini tidak muncul di pit nya.
M. Herdy dari team B16 AP Speed Jakarta dengan Spongebob EG6 nya berhasil keluar sebaggai juara 1 di kelas bracket 13 detik dengan best timenya 13.034 detik.
Sedangkan Rian The Tom dari team B16 AP Speed Surabaya dengan Tomahawk EG6 harus puas tidak masuk ke heat ke-2 karena brake out dengan waktu 12.986 detik.
M. Herdy dari team B16 AP Speed Jakarta yang pada kelas bracket 12 detik menggunakan no start yang biasa digunakan oleh H. Dadang dengan The Tiger R35 nya, kembali berhasil menyabet juara 1 di kelas bracket 12 detik dengan best timenya 12.107 detik. Yang dimana juga berhasil memecahkan rekor nasional all motor Indonesia dari Andre Wisesa Motorsport (12.176 detik)
Kecewa dengan Toyota Hilux nya yang tidak bisa ikut di race day, Liliek Pujiwahyana pun membesut sebuah MPV Toyota Inova dan bertarung di kelas braket 14 detik
Walaupun dia dilepas bersamaan dengan mobil di kelas bracket 12 detik. Namun pada awal mula garis start dia bisa memberikan perlawanan ke pada EG6 disampingnya.
Namun sayang B20 turbo dari Mobydick Progressive EG6 Bandung ini terlalu kuat untuk dibendung. Coki pun berhasil keluar sebagai juara ke-5 di kelas bracket 12 detik dengan best timenya 12.702 detik.
Saya pun tak sengaja melewati pit Inova ini dan menemukan satu tabung NOS berada di bagasi belakangnya. Jadi inilah rahasianya Inova ini mampu berlari hingga 15.999 detik. Jadi masih mau ngece dengan inova yang ada di jalanan, siapa tahu di belakang bagasinya ada bottle bukan barang belanjaan emaknya.lol
Saya akan memutar kembali waktu pada hari Sabtunya dimana Liliek yang mengendarai Toyota Hiluxnya beraksi di Sentul Circuit.
Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Toyota Hilux ini ketika turun di lintasan. Cuma yang saya tahu, Hilux ini tidak sekencang Monster Hi luxnya Teddy Rev Engineering. Dan pada hari itu juga sepertinya ada masalah dengan Hilux ini.
Setelah menyelesaikan run nya, Hilux pun langsung dimasukkan ke dalam pit dimana 3 orang mechanic Powerlab asal Thailand sudah menanti kedatangannya di depan pintu pit.
Selang beberapa jam kemudian, datanglah sebuah truck gendong atau towing, yang akhirnya membawa pulang Hilux ini pulang. Game over for this pick up. Hilux inipun tidak muncul pada race day ke esokan harinya.
Kelas 14, 13 dan 12 detik yang biasanya di penuhi oleh AWD nya evo dan Epo, kini mendapat persaingan dari beberapa mobil FWD turbo. Yaitu Corona Merah dari team CPNK dan juga Ford Champ dari team One Second Faster.
Dan orang dibalik 3SGTE Toyota Corona merah itu adalah R. Vidi Ganesha dari team CPNK Jakarta.
Ini lah hasilnya jika Anda menambahkan sebuah keong ajaib yang bisa menghasilkan berpuluh-puluh bahkan ratusan kuda dari dalam isi engine bay mobil FWD Anda.
Smoke is all da way. Inilah tantangan dan penyakit dari mobil fwd yang kudanya kebanyakan akibat si keong ajaib. Yaitu tidak mendapatkan traksi ketika start. Setelah berjuang melewati loss traction pada saat start, Jeffrey dari team One Second Faster pun mencetak best time 14.143 detik.
Sementara Vidi dengan Toyota Corona nya pun berhasil melesat manis meninggalkan Ford Champ di belakangnya. Catatan resmi dari waktu Vidi tidak saya temukan di hasil lomba ini. Tapi yang jelas Corona ini biasanya bermain di 12 detik.
Selain Ford Champ, Toyota Corona, EG6, dan Toyota Starlet. Ada juga city car yang berusaha mengejar monsta Epo dengan turbo dan hella big smi slick front tires. A Suzuki Swift.
Rumus paling gampang untuk mendapatkan traksi pada drag race adalah belilah slick tires. Dan sang pemilik Swift ini pun men swap Swiftnya dengan Ban semi slick made in Mickey Thompson dengan extra brembo brake kit sytem
Terkihat aneh bagi saya dan juga beberapa orang di area garis start ke tika melihat swift ini berlari, banyak orang yang mengatakan over fender beserta hella big Mickey Thompson nya kelewat besar. Mobilpun terlihat menungging karena berusaha mengejar traksi pada ban depannya.
Masuk di kelas neraka bracket 12 detik yang biasanya didominasi oleh pasukan Lancer Epo ini, persaingan semakin menarik dengan 4 door sedan yang mempunyai boost gila-gilaan ini. Tampak Om Sonny Abunawas tampaknya sudah mengganti jerseynya dengan jersey Abunawas, yang berarti sebentar lagi Epo nya akan melesat.
Masuk di kelas 12 detik dan tentu saja FFA atau free for all atau yang diartikan kelas ugal-ugalan tanpa ada batas horse power. Membuata beberapa peserta begitu bersemangatnya mengikuti kelas yang bisa dikatakan Horsepowa war, sampai-sampai mereka burn out di daerah pit.
Epo here, epo there, epo everywhere. Its Epo battle.
Tapi beberapa mobil tampaknya harus waiting agak lama di area waiting zone karena tampak sedang pop the hood mobil mereka.
Saya tak tahu apa yang sedang terjadi disini, tapi kalo saya lihat pada waktu itu mungkin ada masalah dengan engine mereka. Dan para mekanik dari Pro Drag berusaha keras memperbaiki Mitsubishi Dan Gan milik V. Rynaldi ini.
Sementara barisan Epo dari team Firna Rangers tampak mulai memasuki area garis start
2 hal yang saya suka dari tem Firna Rangers ini adalah mobil mereka terhitung cepat untuk ukuran sebuah Daily use car, dan juga mobil mereka selalu bersih shine bright like a diamond. Sabastian Pramudita dari team Firna Rangers ini berhasil menduduki podium ke 3 di kelas bracket 12 detik dengan best timenya 12.190 detik. And this if my favorit epo yang mengingatkan saya pada filmnya Jackie Chan, Thunderbolt. Yang saya ingat adalah saya mengingatkan kepada teman satu teamnya untuk merapatkan hoodnya sebelum mobil ini start, karena hoodnya tidak tertutup dengan sempurnaatau masih terbuka. Sementara rekan satu teamnya Edwin Alexander yang mengendarai Epo III putih di sebelahnya harus puas duduk diposisi ke-9 dengan waktu 12.666 detik.
Kadang saya sempat bingung dengan lembaran dari pihak panitia maupun data hasil kejuaraannya. Karena sering saya jumpai ada beberapa peserta yang tidak ada namanya bahkan tidak tercatat.
Padahal sebagai orang awam atau media nomor start adalah patokan saya untuk menulis siapakah pembalap ini dan berapakah catatan waktunya, juga juara berapa atau posisi berapa. Namun pengalaman dari seri 1 sering saya temukan kejanggalan seperti ini.
Terkadang walaupun saya sudah memphoto mereka dan menanyakan nama mereka sebelum start, saya sampai lupa. Kalo tidak salah ini adalah Iqbal dari team Sigma Speed
Jadi saya hanya bisa berpatokan pada nomor start mereka untuk menulis artikel ini. Contohnya pada Epo III biru ada Iqbal dari Sigma Speed yang kali itu berhadapan dengan Chandra Solichin dari team Abunawas Technica dengan Evo IV putih. Dimana di kelas bracket 12 detik mereka sama-sama bablas di heat ke 2, yaitu Iqbal 11.949 detik, dan Chandra 11.654 detik.
Sementara di garis start tampak bersiap-siap head to head antara Dan Gan dengan Epo III
Di Epo III sebelah kiri terdapat Alexander Laluyan dari team Muda Charaka Siaap kota Manado Sulut yang sedang bersiap-siap untuk bertarung dikelas tertinggi di event ini, yaitu Free For All.
Alexander pun berhasil keluar sebagai juara ke-3 dengan best timenya 11.438 detik di kelas FFA ini.
Sementara Rynaldi dari team Pro Drag, saya tidak tahu catatan waktu yang dihasilkannya karena tidak terdapat dalam hasil resmi dari pihak panitia.
Sementara dari kubu Abunawas Technica menurunkan M. Hidayat SE yang bertarung di kelas FFA
Hidayat pun berhasil keluar sebagai juara ke-4 di kelas FFA dengan best timenya 11.509 detik. Sementara rekan satu teamnya Novianto Zainal terpaksa knock out dari pertandingan karena mengalami kendala sewaktu race yang menyebabkan dia meraih waktu 13.647 detik pada heat ke 2. (heat 1, 11.091 dtk)
A. Yuhyi Shahna dari team Sigma Speed mulai memasuki garis start untuk memulai pertarungannya di kelas FFA
Dan pada akhirnya Epo III berwarna biru dari team Sigma Speed ini mengantarkan Yuhyi sebagai juara 1 dikelas FFA dengan best timenya 10.672 detik. Sementara rekan satu timnya Iqbal keluar sebagai juara ke-2 nya dengan best time 11.117 detik.
Ingat kata saya tentang team Firna Rangers yang mobilnya selalu shine bright like a dimond? Well ini dia rahasianya, begitu selesai race mobil langsung dibikin kinclong lagi.
So guys itu tadi liputan saya dari seri pamungkas Sentul Drag Race musim 2013. Menurut saya event terakhir di tahun 2013 ini kurang greget karena sepinya peserta dan juga ada yang hilang disini, yaitu beberapa team besar seperti Wisesa Motorsport, Engine+, dan terutama The Tiger R35 milik H. Dadang absen pada seri ini. The race wont be the same without them. Semoga saja di seri 2014 scene quarter mile di Sentul ini semakin ramai, banyak pendatang baru di semua kelas, terutama FFA. Aamiin. Semoga saya tahun depan bias bersama Anda di musim 2014. Aamiin. See ya next year guys…..
-Bayu Sulistyo |nyonk|
*Like us on our facebook fanpage
*follow us on our Twitter and Instagram : @perfourm