Tak ada yang lebih menyenangkan ketika malam hari ketika kita hendak pergi tidur, sudah bersiap-siap menarik selimut, dan memejamkan mata. Tapi tiba-tiba handphone Anda berbunyi, bukan dari seorang wanita dengan suara mupeng, malah seorang drift freak yang minta latihan drift di tengah malam buta. Damn. ..!
Keesokan harinya, setelah saya hang out di seharian di SP Garage “House of drift” untuk melihat coilover baru pada RX8 si Michael a.k.a MadMike, saya pun diajak dinner dulu sebelum midnight drift bersama Madmike dan Andi.
Mentang-mentang nanti malam mau drifting, jadi kita semua makannya makan jap style. Lagi pula berhubung kami semua lagi dalam keadaan body not delicious, jadi kami memilih makanan yang berkuah dan segar.
Oishi desu ne, bukan kimochi desu ne. Kalo yang kimochi pasti Anda dengar pengucapannya berulang ulang.lol
Setelah dinner ala Jap style, kami pun menuju ke meeting point kami. Malam itu saya berangkat bareng Andi dan juga Hando dengan Subaru BRZ nya. Karena kami begitu lama menunggu teman-teman yan lain, jadilah saya dan Hando iseng-iseng membuat photo bulb BRZ tanpa tripod. Hasilnya, can lah.
Tak lama kemudian si Mike pun datang dengan RX8 nya. Kali ini RX8 nya sudah di pasangkan seperangkat ISC coilover suspension, dan juga rolling stocknya kali kali ini menggunakan matte black Rota grid 18 inch wrapped with Achilles ATR Sport. Kini Anda tahu kenapa saya memamnggil SE3P ini dengan sebutan black bird.
Rendi Loading pun tak lama kemudian datang. Kali ini A31 atau Cefironya berubah menjadi warna biru, dan tak ada lagi front bumpernya, kini berubah menjadi tube front end. Hemat bumper mungkin jika menyenggol sesuatu.
Well, malam itu yang bisa mengikuti Midnight drift ini cuma 3 mobil saja, yaitu Subaru BRZ, Nissan Cefiro A31, dan Mazda RX-8 SE3P.
Dasar saya masih kena sakit kompilasi berupa flu, demam, dan body not delicious. Awalnya saya berniat beli vitamin c, tapi malah saya berakhir di depan alpocado froster. Tambah meler lah saya
Dan tak lupa untuk merubah atau mood booster saya, saya makan chocolate.
Pas midnight, kami pun menuju tempat latihan kami. Dan inilah para ShowRockBoyo Sideways yang ikut berlatih malam hari itu. Dari kiri ke kanan Nico Loading (A31) , Rendi Loading (A31), Madmike Lengzai (SE3P), Andi SP Garage (ER34), dan Hando Escaped I-SPEC (BRZ).
Rendi pun memulai latihan itu dengan pemanasan membuat doughnut atau O besar, maklum katanya dia terakhir kali drifting dengan A31 nya sewaktu ada Ueno san. Iti berarti September 2012 atau 7 bulan yang lalu.
Hando pun tampak semangat mengikuti practice ini, terlebih lagi BRZ nya kini sudah di equip dengan Fujitsubo exhaust system yang dibawa langsung oleh papanya dari Jepang (cabin). Suara Fujitsubo terdengar hampir sama dengan suara exhaust aslinyanya, namun lebih ngebass sedikit, jauh lebih bagus dan bersuara daripada HKS exhasust pada FT-86 milik Dariel. Namun power engine nya terlihat sudah meningkat dibandingkan exhaust oem nya.
Akhirnya si Rendi sudah mulai menemukan feel nya kembali. Dia pun mulai berdansa dengan A31 nya. Sedikit demi sedikit Rendi mulai mengcounter steer, lalu membuat Cefiro nya goind sideways.
Ternyata setelah beberapa kali melakukan doughnut, kabel gas pada mesin 1JZ milik Rendi nyangkut, sehingga butuh perbaikan. Hanya berbekal gunting saja, karet pada kabel gas di potong, dan akhirnya throttle bisa normal kembali.
Sementara Andi pun kembali berada di balik kemudi BRZ untuk mengajarkan Hando how to drift with matic car.
Well, harus saya akui si boss SP Garage ini bisa juga membuat BRZ matic ini going sideways. Menurut Andi setelah beberapa hari yang lalu dia menginstal Fujitsubo exhaust system pada BRZ ini, power boxer engine nya sudah mulai terasa, dan mobil sekarang agak mudah di ajak bermanuver.
Thanks buat exhaust system seharga 26 juta rupiah ini.
Karena lampu sudah mulai padam, kami pun melanjutkan latihan dengan menggunakan penerangan dari head lamp mobil teman-teman kami yang hadir pada malam hari itu. Dan kali ini, kita belajar doughnut dan angka 8 dengan menggunakan cone.
Rendi pun memulai yang pertama latihan dengan cone ini. Terlihat dia masih terlalu emosi dalam mengatur throttle nya, yaitu masih gas pol sewaktu bermanuver bukan dijaga ritme throttle nya. Akibatnya A31 nya lebih condong over steer berlebihan, tidak bisa berdansa. Tapi lama-kelamaan Rendi pun menemukan feel dengan A31 nya, dan akhirnya bisa melakukan doughnut dengan baik.
Kini giliran si Mike atau MadMike yang beraksi dengan RX8 nya. Dia pun memulai nya dengan full throttle.
Well, harus saya akui coilover sangat berpengaruh di sini. Si Mike pun kini sudah mulai bisa menyatu dan tidak sengoyo (berusaha keras) untuk membuat mobilnya menjadi over steer ataupun bermanuver karena lebih rigid dan stiff.
Si MadMike pun mengganti rolling stocknya dari Work yang dibalut dengan Dunlop FM 901 sport, menjadi Rota grid 18 inch, wrapped with Achilles ATR Sport. Si Mike kini merasa lebih pede sewaktu drifting, dia merasa mobilnya handlingnya jauh lebih enak daripada yang dulu. Mobilnya pun gampang untuk dikendalikan, dan tidak under steer seperti yang dulu (no coilover + Dunlop tires).
Alhasil dengan gampangnya Mad mike malam itu membakar rear tires nya, dan menciptakan banyak asap putih.
Mike juga kini lebih gampang untuk anti clockwise drifting, yang biasanya menjadi momok baginya.
Waktunya beralih ke Hando dan Subaru BRZ nya. Hando pun malam hari itu tampak sedang on fire mengajak BRZ nya berdansa.
Sepertinya cowok yang masih duduk dibangku kelas 2 SMA ini, sedang menikmati raungan Fujitsubo Exhaust systemnya yang baru saja dibelikan oleh papanya langsung dari Jepang secara hand carriage. Ah saya jadi inget waktu pertama kalinya saya ganti kenalpot dulu, setiap jalan kosong dikit, pasti saya tarik mobil saya. Lol.
Meskipun cuma bertenaga 200 hp, tapi power yang dihasilkan sudah cukup mumpuni untuk diajak drifting. Dan juga suspensionnya sudah cukup luman rigid dan stiffness. Apalagi ditambah low center gravity mesin boxer yang berkode FA20 2.0 Lt.
jadi terlihat seperti AE86 yang less power, namun fun to drive. Also balanced
Pop the hood, and say aaaahhhhh……. When Boxer engine meet the Wenkel engine.
Kembali ke tengah track, tampak Andi mempersiapkan cone untuk latihan angka 8.
Karena Skyline nya masih dalam proses swap ke RB26, jadi tak ada salahnya walaupun malam itu dia menjadi sensei atau shifu tak bermobil, tapi dia tetap memakai t-shirt yang bergambar mobil nya. Nice braw, saya saja ngiler melihat t-shirt ini.
Mekanik dan juga drifter SP Garage ini pun mengawasi latihan angka 8 dari tepi track, dan sesekali memberikan saran kepada Rendi. Ini lah bedanya drift dengan motorsport lain, ketika Anda latihan harus ada orang lain yang melihat latihan Anda. Anda tidak bisa latihan sendiri, karena Anda butuh saran atau advise dari orang lain atas kekurangan Anda.
Lambat laun Rendi pun bisa melakukan angka 8, namun dia terkendala akan steering wheelnya nya yang sewaktu counter steer tidak bisa mulus kembalinya.
Setelah Rendi, kini giliran si Mike. Lagi-lagi saya terkesan dengan skill nya yang cukup cepat berkembangnya. Mike pun sedikit demi sedikit mulai mencoba menyelesaikan angka 8, dan dibantu dengan instruksi dari Andi di tepi track.
Hasilnya, si Mad mike ini mampu dengan cepat beradaptasi belajar dengan mobilnya dan bisa melakukan angka 8. Saya sempat berbincang dengan Rendi ketika meilaht si Mike berlatih angka 8 ini, Rendi bilang kelihatannya mobilnya Mike (RX8) enak dikendalikannya atau nurut. Saya pun mengiyakan perkataan nya Rendi, memang baru terlihat kalo suspension sama tiresnya cukup berpengarug, terutama coilovernya.
Rendi dan Mike selesai, kini giliran Hando dengan BRZnya. Karena masih takut dengan cone dan apalgi keadaan gelap. Hando pun meminta kepada saya dan Andi untuk tidak memakai cone. Yang anehnya sewaktu Hando laihan sendiri, dia tidak bisa membuat mobil ini berdansa bahkan mengeluarkan asap sedikitpun. Bawaannya under steer melulu. Tapi ketika ada seorang wanita memakai mini dress ikut di sebelahnya, suddenly anggota termuda Showrockboyo Sideways ini mendadak jadi semangat 45 dan berhasil membuat BRZ nya menari-nari.
Mungkin dia mendapatkan booster yang membuat HP nya (handsome Power dan Human power nya) bertambah. Terlebih lagi plus jeritan seorang wanita yang memakai mini dress.. Damn, suara Fujitsubo exhaust system seharga 26 juta nothing dibandingkan jeritan suara wanita di sebelahnya.
Bahkan saking to exited dan to confidence nya, saya baru kali ini melihat ada new kid atau new biew drifting yang baru bisa drifting dengan mobil maticnya, drifting dengan 1 tangan sambil mengacungkan piece. Your da man Hando..your da man. Mini dress power kick ass !!
Alhasil, saking to exited nya, rear tires BRZ ini sampai hot like an oven. Chuck Norris was here ! Toasted !
Setelah kurang lebih 2 jam kita berlatih, well, perut saya juga butuh some food. Kama pun sebelum pulang mampir ke sebuah fast food untuk take a rest dan juga makan kelewat malam.
Sambil menikmati makan kelewat malam ini, kami pun sharing mengenai practice yang baru saja kami lakukan tadi. Kama pun saling berbagi atau share tentang latihan tadi, tak lupa juga Hando dan Mike juga bertukar pikiran dengan Andi tentang teknik drift. Saya cukup senang, Andi kini bisa mengajarkan drifting kepada anak-anak Surabaya. Itu berarti pilot project drift saya yang dimulai pada tahun 2011 yang lalu bersama Andi dan Cefiro Chiu berjalan.
-Bayu Sulistyo |nyonk|


















































