BANK BJB HGMP RACING TEAM : RISE AND FALL IN RD.4

Bank BJB HGMP Racing  Team  kembali turun berkompetisi pada Round 4 of ISSOM, atau seri ke-5 dari balap touring ETCC Euro 3000 dan Super Touring Car Championship yang  kembali digelar di Sentul International Circuit, Bogor, Jawa Barat pada tanggal  22- 24 September 2017 yang lalu. Sejumlah insiden pun memimpa team yang berdiri pada tahun lalu ini.

Semuanya diawali mulai pada saat official practice day atau sesi latihan resmi yang dimulai pada hari Jum’at (22 September 2017). Dimana pit team yang bermarkas di daerah Ampera Kemang Jakarta ini sibuk mempersiapkan ke-2 mobil mereka untuk melakukan official practice day.

Ini adalah seri ke-2 bagi team HGMP yang semenjak seri BSD City Grandprix 2017 yang lalu di sponsori oleh Bank BJB. Semenjak Bank BJB menjadi sponsor utama mereka, livery mobil, jersey, dan bahkan helm mereka pun beubah untuk mengikuti livery bank play merah asal Jawa Barat ini.

Ada satu lagi sticker yang menempel di kaca belakang BMW E46 ini, bukan sticker sponsor dan bukan juga sticker HGMP. Namun sebuah sticker yang mungkin bagi sebagian orang yang merupakan bimmer berharap dia dilahirkan di Jerman dan menjadi salah satu anggota dari club mobil terbesar di Jerman sana.

Yaah..ADAC atau Allgemeiner Deutscher Automobil-Club e.V. merupakan club mobil terbesar di Jerman, bahkan di Eropa (18 juta anggota). Selain mobil ADAC juga sebagai club motor di Jerman yang juga merupakan club motor terbesar di Jerman, Eropa, bahkan Dunia. Saya sendiri dari dulu sering meledek para bimmer seperti Aria Ramadhan dan Posma Panggabean sebagai ADAC Boys. Dan akhirnya Aria pun memesangkan logo old school ADAC yang pertama yang bergambar “Prussian Eagle” yang merupakan logo resmi ADAC semenjak diresmikan dan direstui oleh Kaisar Jerman pada tahun 1903.

Akbar Rais yang merupakan drifter sekaligus team leader dari Bank BJB HGMP tampak berada di pit team ini menemani 3 orang pembalapnya, yaitu Dede Muhaimin sang team owner Bank BJB HGMP Racing Team, Aria Ramadhan, dan Boni. Jika pada seri BSD City Grandprix 2017 yang lalu Akbar turun dengan BR2Z nya, maka seri ini dia absen dulu.

Dede pun memulai sesi offical practice day di race ETCC Euro 3000 novice dengan BMW E46 nya di ikuti oleh Boni di belakangnya dengan BMW E36.

Awalnya sesi official practice day ini pun berjalan dengan lancar. Dede pun mampu melahap lap demi lap pada saat siang hari itu.

Namun ketika menit-menit pertengahan dari sesi latihan bebas, tiba-tiba Dede pun out dari track. Tepatnya pengusaha muda ini out di tikungan ke2 atau L2 ketika dia beradu cepat dengan M. Fadil yang berada di belakangnya, membuntutinya dengan ketat dari R1 hingga masuk ke R2. Karena mungkin Dede keder ditempel oleh salah satu pembalap Euro 3000 pro atau tercepat di Euro 3000, akhirnya dia terlalu melebar keluar curb hingga akhirnya masuk kedalam gravel R2. Dede sempat berusaha mengeluarkan mobilnya seorang diri, namun E46 nya nyangkut di gravel yang cukup dalam. Akhirnya saya pun jadi ojek mengantarkan boss nya Bank BJB HGMP Racing Team kembali ke pit nya.

What a bad day untuk pembalap Euro 3000 Novice class ini ketika dia menjalani sesi latihan bebas di hari Jum’at.

QTT DAY

Pada hari Sabtunya, Afon dari KJA atau workshop Karunia Jaya Abadi melakukan tugasnya dengan baik dengan melembur pengerjaan body bagian belakang atau rear bumper yang rusak akibat insiden Dede out di gravel R2. Mereka juga menemukan suara yang agak kasar dari bagian mesin, ternyata mereka menemukan beberapa batu kecil masuk ke dalam rang flywheel. Aria Ramadhan pun langsung tancap gas melakukan sesi QTT atau kualifikasi di STC 1 (2100 – 3600), dimana dia bertarung di kelas BMW 3600.

Ketika sedang melakukan one perfect lap di lap-lap pertengahan babak kualifikasi, mendadak baut ban roda belakang bagian kiri patah yang mengakibatkan bannya lepas dari mobil dan menggelinding menuju ke gravel di R3. Alhasil Aria berserta mobilnya terlempar keras keluar menuju gravel di area R3.

Bahkan saking kencangnya ban yang terlepas dari mobil menggelinding hingga sampai ban pembatas di ujung R3. Seharusnya hal ini tidak terjadi jika mereka tidak lupa mengganti baut ban setelah insiden Dede masuk ke gravel sehari sebelumnya, karena yang pasti baut ban menahan beban yang cukup berat ketika terperosok masuk ke dalam gravel. Maklum saja mereka fokus pada suara berisik dari bagian mesin.

Sama seperti Dede pada saat sesi official practice day, Aria pun out dari sesi kualifikasi. Namun untungnya sebelum insiden ini terjadi dia sudah melakukan one perfect lap, dengan mencatat best time 1:55.065

Yang dimana catatan best time tersebut akan membawanya ke grid ke-12 pada race day pada kesokan harinya.

RACE DAY

Kembali ke headquarters Bank BJB HGMP Racing Team, dimana persiapan tim ini untuk menghadapi race day nya pun terlihat sedikit santai daripada pada saat keadaan “panic at the disco” official practice day dan babak kualifikasi dimana ke-2 pembalapnya, yaitu Dede dan Aria mengalami insiden keluar dari track dan masuk ke dalam gravel di R2 dan R3.

Namun ke-2 pembalap ini, terutama Aria tetap meninggalkan signature atau oleh-oleh dari insiden ala Mr. Bean  di R3 itu. Dan crew Bank BJB HGMP Racing Team pun melakukan worst case scenario berupa duct tape magic supaya rear bumpernya tetap menempel pada body bagian belakangnya (untuk memperkuat bautan). Ya beginilah #becauseracecar, semua cara di halalkan yang penting race must go on.

Race STC 1 atau Super Touring Car Championship (2100-3600) segera dimulai. Perwakilan Bank BJB HGMP Racing Team yaitu Aria Ramadhan duduk manis di grid nomer 12. Semua para groupies  atau fans beratnya yang ternyata para anggota team Bank BJB HGMP Racing Team bersorak-sorak memberikan semangat kepadanya dari balik pit wall.

And the ADAC boys is ready to rumble

Grid ke-12, itu berarti dia butuh naik 6 peringkat ke posisi ke-6 dimana ada Jimmy Lukita dari ABM Motorsport yang berada di grid ke-6 atau peringkat ke-3 di kelas BMW 3600  jika dia ngidam naik ke podium 3 besar kelas BMW 3600.

Race pun dimulai, Aria pun mulai memburu para pembalap yang berada di depannya. Satu-persatu pembalap pun disalipnya hingga akhirnya dia pun berada di posisi ke-9, dimana didepannya tampak pembalap senior Jimmy Lukita dari ABM Motorsport dengan BMW E36 nya.

Namun, Aria pun harus head to head dengan sang anak atau putra dari Jimmy Lukita, yaitu Gerhard Lukita yang berada di posisi ke-8, tepat diantara  dia dan Jimluk. Pembalap Bank BJB HGMP Racing team ini sempat menyalip Gerhard dan langsung berhadapan dengan ayah dari Gerhard yaitu Jimmy Lukita untuk memperebutkan posisi ke-6 atau ke-4 BMW 3600. Jimluk pun berhasil di lewati oleh Aria, kini tinggal Charles Teo di depannya. Dimana jika dia bisa melewati Charles Teo maka podium ke-3 BMW 3600 ditangannya

Namun karena mungkin efek dari 2 insiden pada saat official practice day dan qtt, dan juga penambahan arm baru lansiran SLR Speed pada E46 yang belum sempat dilakukan trial and error akibat insiden selama dua hari berturut-turut.  Menyebabkan Aria pun harus bekerja extra keras membuat mobilnya stay on track.

Hasilnya, pada lap ke-8 setelah menyalip Gerhard serta Jimluk, dan  hendak memburu sang Charles Teo. Aria malah out dari track atau masuk ke gravel di S besar akibat understeer. Untung saja dia bisa crecovery dengan cepat. Akibatnya Aria pun di overtake oleh bapak dan anak Jimluk dan Gerhard, yang membuat posisinya melorot dan finish ke posisi ke-9 (overall), dan ke-6 BMW 3600. Aria pun mendapatkan best time 1:50.200, dimana dia lebih lambat 1 detik dari biasanya (1:49)

Ternyata penyebabnya adalah ban yang di gunakan Aria habis d, hingga menyebabkan dia understeer dan masuk ke gravel di S besar. Maklum saja setingan chamber depannya mencapai minus 6.atau masuk ke dalam.

“Waktu di BSD City Circuit, SLR race kit lumayan membantu kita, karena di sana banyak terdapat tikungan patah dan hairpin atau u-turn. Mungkin kit made in USA ini enak, namun kita belum menemukan setingan yang pas setelah BSD. Apalagi dari hari Juma’t hingga Sabtu yang seharusnya waktu yang tepat untuk seting SLR race kit ini gagal total, akibat saya dan Om Dede terkena insiden” terang Aria.

Virus SLR race kit ini diberawal dari BMW E36 bernama Sobir yang khusus digunakan untuk keperluan slalom atau gymkhana. Dede Muhaimin dan Akbar Rais sudah merasakan betapa nikmat dan saktinya SLR Speed sewaktu bermanuver. Jadi mereka merasa perlu menambahkan race kit ini pada E46 touring car mereka. Namun tampaknya mereka harus melakukan trial and error terlebih dahulu sama seperti yang mereka lakukan pada duo BMW E36 mereka, yaitu Sobir dan Alkaline.

Balapan ETCC Euro 3000 pun dimulai pada saat marshal memberikan status wet race, dimana hujan deras sudah mulai membasahi Sentul sebelum race ini di mulai.

Bonifatius Shindu pun berada di grid ke-18 pada wet race ini setelah pada saat kualifikasi kemaren berhasil mencetak waktu 2:03.181. Dimana di kelas Euro 3000 novice dia berada diposisi ke-2

Sementara Dede Muhaimin akan memulai start di wet race kali ini tepat berada di belakang Boni, yaitu di grid ke-19.

Yang dimana sang team owner Bank BJB HGMP Racing Team ini hanya mampu mencetak waktu best time 2:13.831 pada saat kualifikasi. Best timenya pun melorot tajam, atau sekitar 20 detik dari 1:53 akibat kerusakan pada sektor kaki-kakinya yang disebabkan insiden  sewaktru Aria melakukan QTT. Mau tak mau, Dede melakukan QTT dengan mobil bekas Aria masuk ke dalam gravel supaya dia tidak start dari grid paling belakang.

Start dari posisi paling buncit atau belakang pada waktu wet race tidak menyiutkan nyali Pengusaha Hotel Grand Mutiara Pangandaran ini. Satu persatu para pembalap di depannya di overtake.

Dede bahkan sempat berada di posisi ke-13. Dan catatan waktu atau best timenya di wet race kali itu lebih bagus dari sesu kualifikasi, yaitu 2:01.404. Maka tak heran dia membalap seperti orang kesetanan pada saat wet race melewati beberapa pembalap kelas novice, promotion, dan pro.

Namun memasuki lap pertengahan dari 12 lap yang dijadwalkan, trouble pun mulai menghantui Dede yang sedang on fire. Masalah gearbox pun akhirnya menyerang mobil balap bernomor start  #177 ini, dengan problem miss gear atau giginya tidak mau masuk akibat insiden pada hari Jumat yang lalu

Yang akhirnya pada lap ke-8, Dede pun terpaksa out dari race dan masuk ke pit daripada memaksakan balap dengan posisi trouble pada gearbox.  Padahal dia sudah berada di posisi 1 atau podium 1 Euro 3000 Novice sudah didepan mata.

Yang akhirnya memaksanya untuk mengakhiri race dengan gelar D.N.F atau Did  Not Finish akibat kerusakan pada gearboxnya.

Sementara Bonifatius Shindu yang memulai start dari grid ke-18, naik 1 peringkat dengan finish di posisi ke-17 dengan best timenya 2:08.248. Atau finish di urutan ke-2 di kelas Euro 3000 Novice class.

Namun karena peserta kelas Euro 3000 Novice pada race kali itu hanya berjumlah 3 peserta, dan Dede sudah menyelesaikan 80% dari total lap race nya (12 lap), maka Dede pun naik ke atas podium ke-3 menemani Bonifatius Shindu yang berhasil merebut podium ke-2 Euro 3000 Novice. Alhasil 2 podium atau piala lagi untuk  Bank BJB HGMP Racing Team

See ya on round 5 guys. Later…

DANNY FERDITO TAKES THE SECOND PODIUM FOR BANK BJB HGMP IN SUPERDRIFT RD.2

ANOTHER VICTORY FOR B 805 HGM IN BSD CITY GRANDPRIX 2017

 

Bayu Sulistyo

IG : @bayusulistyoo

 

*Like us on Perfourm Facebook Fanpage

*Follow us on Instagram: @perfourm

*Hashtags your photo with #PERFOURMMACHINEHEAD, and you can be on Perfourm.com

*Hastags your car project with #BUILDTORACE and #BUILDTOPERFOURM, and you can be on Perfourm.com

 

Comments

comments!